Senja takkan menghilang

Masih ingat saat kebersamaan kita terlukis indah? Layaknya pelangi yang merona disaat senja?
Mengulum senyuman ikhlas dengan perasaan bahagia? Pertemanan kita yang berakhir dengan bentuk keridloaan Ilahi?

Cinta
Aku tahu kau mencintaiku? begitu sebaliknya. Tapi saat usia mulai menapaki rindu penantian Surga ku tahu kau akan mengawaliku lebih dulu. Usia kita yang berbeda 1 tahun bisa jadi membuatnya merasa aku lebih dulu.
Kau tahu anugerah terindah saat ku dengar kamu mengatakan yang sesungguhnya?
Kebahagiaan mulai merasuki sel-sel tubuhku. Urat sarafku bertalu-talu menyemarakan kemenanganmu yang hampir saja.
Dan kau tawarkan sebuah kebahagiaan lewat jalinan yang begitu berharga.

Hai bidadari bertubuh lebih besar dariku. Tahukah kamu aku menanti kita yang duduk bersama dalam sileut senja? Saat itu aku masih menganggapmu bak diary yang bisa ku isi bulpen berwarna-warni. Nyatanya tidak.

Ku sadari saat kalimatmu mencuat untuk menghentikan langkahku terlalu jauh. Mengambil posisi seperti dulu. Sekarang kamu bungkam seribu bahasa. Sedangkan saat itu merasa seperti merengkuh menderita.
Bayangkan saja, hanya beberapa hari kita pernah terlibat baku hantam sebuah untaian kata.
Aku yang selalu mengambil tindakan tak seindah dirimu bidadari. 
Kau tahu kenapa? aku merasa serba salah. Karena aku seperti salah melangkah. 

Ku tahu kau kini lebih tahu segalanya. Bahkan aku tertinggal jauh, kau masih rendah hati tapi terkadang kau enggan berbicara tentang ini.

Hem, aku tidak membicarakanmu tentang keburukanmu.
Aku sangat mencintaimu meski selangkah lagi ada nuansa indah yang akan meninggalkan seklumit kebersamaan diantara kita. 
Aku tahu ini masih sebuah rahasia lagi Nona. 
Bersabarlah untukku, meski kamu belum memberitahu kapan.

Ah, aku jadi ingat tentang sesuatu yang tak tersentuh oleh diary mungilku.
Bahagia itu mudah saja, mengenal arti toleransi yang mencakup mengerti, memahami dan menjaga sikap menjadi lebih berarti. 
So beautiful, untukku dan dirimu

Hem, tak terasa cantik, kamu akan segera menuju pelaminan. Jarak diantara kita akan tetap terjaga meski tidak bisa ku mencuri waktumu. Aku bahagia mendengarnya, kau telah menemukan pangeranmu.
Berharap kau temukan hari terindah, dimana aku bisa hadir untuk turut menyemai indahnya cinta diantara yang berserak.


Senja.
Hangatnya senja,
Senja menyelimuti
Senja menghilang
Ah, Senja semu memerah.
pipimu saat inikah? karena aku sedang tak memujimu. Tapi menghargaimu 






Sahabat Seperjuanganku, UHIBBUKI FILLAH

Meski nantinya kami semua terpisah karenaMu Allah.
Semoga kami menjadi umat yang bersyukur dan senantiasa terjaga jalinan ukhuwah ini. Hingga bertemu dalam sebuah kebahagiaan sejatiMu. Jannatun naim.

Annur El Karimah #menyapamu lewat untaian kata.

sumber gambar : tumblr


9 komentar:

  1. Semoga Annur segera dijemput sang Pangeran seperti sahabatnya
    untuk dijadikan permaisurinya dan pasangan yang baik menuju surga-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapakah pangeran Berkuda Putih yang akan menjemput hehehheee

      Hapus
    2. hihihihihi.. skrang gak ada pngran kuda putih. adanya ertiga putih hehehhe.. :P

      Hapus
  2. Bingung mau komen gmn..

    BalasHapus
  3. nyimak saja Mbak....

    BalasHapus
  4. senja identik dengan perpisahan dan kesedihan, tapi akan ada matahari esok pagi kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi, namanya senja sahabatku namanya senja. panggilan sok romantis kang. :)

      Hapus
  5. aaaahh... terlena bacanya.. :)
    salam buat senjanya yaaa... ^^

    BalasHapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template