Mungkin bukan hal yang aneh dan awam bagi kita melihat kekerasa dalam sekolah. Dari mulai pendidikan yang menerapkan senior berbaku hantam dengan junior. Kemudian Guru mulai memukul anak didiknya yang nakal dan bandel.
Intinya bukan hal yang tak biasa lagi.
Suatu hari aku membaca tulisan di serambi facebook. Tentang Guru di Negara Tirai Bambu yakni China.
Guru TK menampar muridnya 120 kali.
Aku pun sempat shock dan mulai membayangkan jika aku di posisi siswa/siswi TK tersebut. Dan ternyata dugaanku benar saat melihat Video itu berlangsung.
Jika anda / teman-teman melihatnya pasti tak kuasa menahan sedih.
Entahlah mengapa seorang guru tega berbuat kasar kepada anak didiknya.
Eh tapi saya pernah merasakan kekerasan itu. What? apa? saya seorang perempuan bagaimana bisa?
Sebenarnya bukan hanya saya saja. Melainkan lebih dari lima orang mungkin hampir separuh kelas.
Saat SMP contohnya.
Saya tidak berangkat Pramuka saat jum'at sore. Dan ternyata setengah murid dari 40 lebih siswa itu tidak berangkat. Alhasil kami mendapatkan sanksi.
Tahu pegangan serokan tempat sampah, yang terbuat dari plastik?
Guru Olah raga ku tak memandang bulu. Ia pun memukul bagian dada belakang kami hingga 3 kali dengan sangat keras. Aku pun menangis. Dan ternyata memerah. Anehnya hanya aku yang menangis. Mereka perempuan menahan rasa sakitnya. Atau aku kebagian rasa pesutan yang sangat sakit. Sehingga aku hingga sekarang masih ingat kejadian itu.
Belum lagi saat bulan puasa. Lagi-lagi Guru olah ragaku Tempramentalnya membuncah bergejolak.
Ah, andai saja.
Ceritanya memang tak pernah di duga sebelumnya.
Saat kami tidak berangkat sekolah di awal bulan puasa. Kami mendapatkan sanksi belajar di luar kelas. Ada beberapa siswa di kelas lain pun demikian. Anehnya hanya 3 orang saja di kelasku.
Saat itu aku pun duduk sedikit berbincang-bincang di luar bersama teman sebangku ku yang sama-sama membolos dan di hukum.
Kemudian dari arah barat ia berjalan mendekati kami. Kami berdua pun tak peduli karena kami sedang memegang buku sembari melirik wajahnya. Namun apa yang terjadi guru gemuk itu menendang pantat temanku. Aku terhenyak dan terdiam tak bisa berkata-kata.
Temanku yang seorang perempuan itu pun tak bisa berontak. Semua mata anak-anak langsung menuju pada kami.
Ini memang aneh. Tak bisa dibuktikan kesalahannya. Namun mengapa secara tiba-tiba dia menendang. Mungkin ini bergurau. Tapi kebiasaannya itu menjadi tidak baik. Secara tidak sadar dia telah melukai hati temanku.
Ada cerita lain pula. Seorang guru di tegur muridnya saat di restoran. Sang murid masih ingat bekas tamparan hebat yang mengenainya.
Murid tersebut sekarang menjadi seorang ABRI. Sang guru pun tampak malu, karena ia menegurnya dengan melontarkan "Masih Ingat dengan saya bu? yang dulu nakal dan di tampar ibu?"
Aih, bagaimana perasaan kita ini? jika guru-guru tersayang bersifat keras seperti itu.
Semoga guru-guru kita adalah guru-guru yang terbaik. Sepertinya takkan habis membicarakan tentang kekerasan atau watak guru yang terkadang menyebalkan. Maaf ini hanya guru yang saya anggap bersifat Pemarah, bukan guru yang baik hatinya.
Karena saya yakin guru yang baik, akan selalu di kenang. Bahkan selalu di ingat kata-kata dan nasihatnya.
“Hendaklah engkau bersikap lembut. Karena tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali pasti memperindahnya. Dan tidaklah kelembutan itu tercabut dari sesuatu, kecuali pasti memperjeleknya.” (HR. Muslim no. 2594)
Maksudnya, hendaklah engkau bersikap lembut dengan berlemah lembut kepada siapa pun yang ada di sekitarmu, sederhana dalam segala sesuatu dan menghukum dengan bentuk yang paling ringan dan paling baik. (Faidhul Qadir, 4/334)
Dalam riwayat dari Jarir bin Abdillah z, Rasulullah SAW, bersabda:
“Barangsiapa yang terhalang dari kelembutan, dia akan terhalang dari kebaikan.” (HR. Muslim no. 2592)
Ada cara yang lebih baik jika kita sadar. Sesadar-sadarnya.
Annur El Karimah mengigat beberapa tragedi kekerasan dalam sekolah.
Temanku yang seorang perempuan itu pun tak bisa berontak. Semua mata anak-anak langsung menuju pada kami.
Ini memang aneh. Tak bisa dibuktikan kesalahannya. Namun mengapa secara tiba-tiba dia menendang. Mungkin ini bergurau. Tapi kebiasaannya itu menjadi tidak baik. Secara tidak sadar dia telah melukai hati temanku.
Ada cerita lain pula. Seorang guru di tegur muridnya saat di restoran. Sang murid masih ingat bekas tamparan hebat yang mengenainya.
Murid tersebut sekarang menjadi seorang ABRI. Sang guru pun tampak malu, karena ia menegurnya dengan melontarkan "Masih Ingat dengan saya bu? yang dulu nakal dan di tampar ibu?"
Aih, bagaimana perasaan kita ini? jika guru-guru tersayang bersifat keras seperti itu.
Semoga guru-guru kita adalah guru-guru yang terbaik. Sepertinya takkan habis membicarakan tentang kekerasan atau watak guru yang terkadang menyebalkan. Maaf ini hanya guru yang saya anggap bersifat Pemarah, bukan guru yang baik hatinya.
Karena saya yakin guru yang baik, akan selalu di kenang. Bahkan selalu di ingat kata-kata dan nasihatnya.
“Hendaklah engkau bersikap lembut. Karena tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali pasti memperindahnya. Dan tidaklah kelembutan itu tercabut dari sesuatu, kecuali pasti memperjeleknya.” (HR. Muslim no. 2594)
Maksudnya, hendaklah engkau bersikap lembut dengan berlemah lembut kepada siapa pun yang ada di sekitarmu, sederhana dalam segala sesuatu dan menghukum dengan bentuk yang paling ringan dan paling baik. (Faidhul Qadir, 4/334)
Dalam riwayat dari Jarir bin Abdillah z, Rasulullah SAW, bersabda:
“Barangsiapa yang terhalang dari kelembutan, dia akan terhalang dari kebaikan.” (HR. Muslim no. 2592)
Ada cara yang lebih baik jika kita sadar. Sesadar-sadarnya.
Annur El Karimah mengigat beberapa tragedi kekerasan dalam sekolah.
wahhh...sob...di zaman se modern ini kok masih ada juga ya guru..yang sdis ..AL Khamdulillah sob aku tak punya guru yang jahat guruku baik-baik semua...
BalasHapusbanyak kasus memang.. kadang jadi serem sendiri melihat realita yang ada.. sebagai calon konselor anak, saya jadi merasa banyak kerjaan :D
BalasHapuskeep writhink ^_^
belum lama terjadi anaknya teman saya di kantor jadi korban kekerasaan temannya sendiri padahal baru kelas 6 sd. harus di jahit sampai 6 jahitan. miris ya...
BalasHapusKepada guru yang melakukan kekarasan terhadap anak didiknya, sungguh aku bertanya, masihkan layak ia menyandang predikat sebagai guru?
BalasHapusWaah ..Guru kayak gitu harus di tatar lagi..
BalasHapusKatanya Pendidik tapi mendidik secara kasar..!!
Semoga masaih ada guru2 yang berhati lembut ya !
nampaknya guru tadi tidaklah mendidik, tampara itu nampak sekali kalo guru sedang dalam emosi yang tinggi
BalasHapusastaghfirullahuladziim :(
BalasHapustega bener yah jadi guru...
wah, video nya udah ga bisa di play. aku jadi penasaran @_@
BalasHapusJasa SEO
sayang videonya udah ga bisa di liat nih.
BalasHapus