Apa yang kupikirkan tentang senja dan pagi yang selalu menyapaku.
Seperti dandelion, rasanya aku juga ingin terbang dalam nuansa angin ditemani lembutnya hijau rerumputan.
Jujur,
Aku belum merasakan berpetualang
Dan aku masih kembali pulang
Masih indah yang sama, aku layak disebut bunga
Bunga yang senantiasa bermekaran setelah disiram
Bunga yang belum melayu dan terpetik
Dan sebagai bunga, matahari tak pernah memudarkan warna kulitku
Justru aku butuh,
tapi.... ada yang pudar sesaat kubertemu kalian
Bukan pada sebuah persimpangan,
hanya pada sebuah keganjalan benak kita masing-masing
Meragu, cukup lugu tapi merasa rindu yang tertipu
Oh, inikah aku dan dirimu?
Jika,
suatu saat kita bertemu lagi bukan ini yang terjadi, kuharap begitu
dengar, sejenak hatiku mendesir tawa dan tangis menyatu padu
Kita masih sama.....
kita masih tertawa terbahak-bahak saat melihat kelucuan
kita masih tersenyum saat merasa bahagia
kita masih emosi menggebu-gebu saat tuduhan dan kegoisan kita dipertanyakan
Kita sama bukan?
Ya, sama-sama manusia.
Aku tak pernah berubah, meski "IMAGE" selalu dibahas dalam setiap perbincangan
Menjaga image saat berada dalam masa yang menyulitkan?
Aku tidak merasa suci
bahkan mengkotakkan diri menjadi sok alim
Tapi perintah ini jauh lebih penting, takwa
Ah, entahlah.
Tapi, aku merasakan kita sama....
Aku berkerudung, kau juga
Bedanya . . . . Kau selalu menarik dan menggoda
sedangkan aku, seperti bunga yang layu dipagari duri . . .
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26)
tulisannya bagus nih ,,,
BalasHapusenak dibaca .... :)
Salam Sukses Mulia ..
waw kita masih sama tiada yg membedakan dimata tuhan yang maha esa.
BalasHapus(karya tulis yg eksotis) thanks yah...