Dahulu, ada seorang yang sangat luar biasa kuat hafalannya. Dia hafal kitab, Al- Furu’ karya Ibnu Muflih sebanyak tiga jilid tebal berisi masalah-masalah fiqih berikut perincian perbedaan ulama tentangnya. Dia hafal kitab tersebut seperti hafal Surat al-Fatihah.
Anehnya, meski dia hafal, dia tidak faham dengan apa yang dia hafal dan di abaca. Oleh Karena itu, dia digelari “Keledai Kitab Al-Furu” karena keledai membawa kitab di atasnya tetapi tidak faham isinya. (syarh HIlyah Thalibil ‘Ilmi, asy-Syaikh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin, hlm. 163-164)
Kisah ini menunjukkan agar kita dalam menuntut ilmu berusaha untuk menghafal kitab dan juga sekaligus memahaminya. Jangan hanya salah satunya saja; menghafal tapi tak faham atau faham tapi tak hafal.
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (QS. al-Jumu'ah: 5).
Diambil dari berbagai sumber :
Majalah Al Furqon
gambar : Internet
biar hafal sedikit asal memahami itu lebh baik baik ... :D
BalasHapusMembaca dan memahami tak berjalan beriringan ya Mbak :)
BalasHapusjleb deh ka :)
BalasHapussemoga ke depannya kita bisa memahami apa yang kita hapal.
baca, pahami, dan amalkan.
BalasHapusJika belum dipahami, setidaknya dibaca terus menerus. Lambat laun juga akan paham sendiri InsyaAllah.
hhee ^^v