Kesempatan Kedua

Resah dan gelisah sedang menemaniku pagi ini. Embun belum terlihat namun panas sudah menghadang. Ku rasakan untuk kesekian kalinya mengawali hari dengan rasa kecewa. Rasanya hatiku berduyun-duyun menggiring pada sebuah kebijakan pemikiran matang. Aku harus bisa mengawali semua dengan bismillah dan usaha. Namun apa daya kali ini ku ketinggalan kereta api. 

Harusnya aku datang jam 4 pagi. Tapi karena aku tidak ingin meninggalkan sholat subuh ku pikir bisa sampai tepat waktu saat  kereta berangkat. Ternyata salah. Terlewat 15 menit. 
Setidaknya aku masih bisa sholat dengan tayamum di kereta tapi aku tak memikirkan ke hal itu. 
Menyesak dadaku. Bahkan bergemuruh dahsyat tentang penyesalan.

Dan tiket yang sudah ku pesan melayang. Masih tersimpan rapi namun tak bisa dipakai. Bagiku ini seperti membuah uang di tong sampah. Seharusnya ku masukkan pada kotak yatim. Oh Allah dosaku setumpuk gunung. Mungkin ini belum saatnya. 

Allohu Akbar,
Aku melemas, tubuhku terasa tak berdaya menahan kecewa. Aku harus interview kerja hari ini. Bagaimana kesempatan ini bisa ku sia-siakan? Perubahan rasa itu menderaku bertubi-tubi. Hingga akhirnya ku pikir untuk menaiki bus. Tapi perasaanku gundah gula lagi. Tiba-tiba aku tak ingin memenuhi panggilan tes interview. Entah mengapa dorongan rasa malas dan sungkan menggelayuti pikiranku. Dan akhirnya migrain ku kambuh.

Maju mundur, mundur maju. Aku menyerah dan tergolek lemas ditempat tidur.
Sahabatku sedikit kecewa. Serta keluarga sahabatku merasa ingin sekali aku bisa hadir di tengah-tengah mereka. Aku ingin pekerjaan ini, tapi sepertinya abang mulai melarangku lagi. Kemarin tak pernah ia bersuara untuk mengekang apa yang ku inginkan. Sekarang berbanding terbalik.

Aku pun terus menggerutu tak jelas. Bahkan sahabatku lagi dan lagi menasehatiku kali ini ia memasang status sengaja di kirim untukku. 

Ibarat Ujian Nasional, 
walaupun kita terlambat datang, kita msh bisa menyelesaikan Ujian Nasional dengan waktu yg tersisa. Tergantung niat dan tekad. bismillah...

Aku tersenyum walau hatiku masih belum bisa padam karena api yang kecil masih menyala. Rasanya entahlah seperti motivasi yang membaik di hari ini. Aku ingin sekali bangkit dengan niat dan tekadku. 
Aku pun percaya jika ternyata masih di ijinkan untuk datang interview. Kesempatan kedua kali ini harus ku pergunakan dengan baik. Tapi akunya masih merasa lesu, lemas, lunglai meninggalkan jejak kotaku yang panas ini.
Iya kembali lagi ke tekad dan niat. Temanku ini benar sekali. Seharusnya aku bisa berlaku adil. Memberikan kesempatan kedua atau mundur dari kesempatan kedua. Jika memang kesempatan kedua ini belum beruntung berarti memang Allah belum menginginkan ku berhijrah. 
Semoga kalimat itu membangkitkanku. Walau aku menyadarinya dengan benar. Setidaknya aku sudah merasa nyaman dan tenang untuk memperlajari kesempatan kedua. 
Syukron. Bersabar dalam kesempatan kedua. Inilah yang terbaik bagiku. 

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Motivasi ini benar-benar baik bagiku. Maju dengan kesempatan kedua.  

Beginilah caraku mencerna ucapan mereka. Benar sekali bukan? Ungkapan kecil yang bermakna bermilyaran bahkan tak tehingga di rasakan kebenarannya. 

Sebuah kata membuatku bangkit. Sebuah kalimat membuatku kuat. Sebuah rangkaian kalimat tersusun rapi membuatku semangat.

Terima kasih kawan dan terutama yang membuat jagad Raya ini sempurna yakni Allah.

"Posting ini diikutsertakan pada Give Away Perdana Dellafirayama, seorang ibu labil yang tidak suka warna hijau dan hitam"

9 komentar:

  1. sabar mbak yu, semua penyesalan itu adalah keberhasilan yang kurang maksimal kita capai, masih banyak hari dan semoga sukses ya GA nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. HU'UM
      smoga saya tak menyesal lagi makasih yah. :)

      Hapus
  2. Mempunyai sahabat yang selalu memberikan support itu salah satu kebahagiaan tersendiri ukht... Dalam masa-masa sulit mereka bisa menjadi penyemangat, tentunya Allah akan mengirimkan hamba-hamba-Nya yang baik kepada orang baik kan, bahkan kepada yang jahat sekalipun. Sukses ya GAnya (^_^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin syukron dah mampir mba mmberikan semngat juga (^_^)/

      Hapus
  3. ap yg harus q katakan?
    yah,,, kesempatan kedua mungkin ujian tekad.
    thanks for the share.
    and good luck 4 GA nya.

    BalasHapus
  4. kegagalan hadir agar kita bisa memetik pelajarannya, ka.
    ok. semangaat yaaa

    kayak suamiku aja suka ketinggalan kereta.
    nhihiih

    BalasHapus
  5. bersama kesulitan ada kemudahan... husnudzon pada Alloh, insya Alloh kebaikan yg terjadi, coz Alloh hanya memberi yg terbaik bagi hambanya

    BalasHapus
  6. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

    Saya juga suka dan cinta kata-kata ini. Pemacu semangat. :D

    BalasHapus
  7. Berjuang berjuang dan berjuang :) Di atas kesempatan ada kesempatan :)
    Sukses ya...

    BalasHapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template