* MENCARI JODOH...

*Mencari jodoh

gambar disini

Saya punya teman baik saat kuliah, belasan tahun lalu. Dan hingga hari ini tetap jadi teman baik. Di antara banyak teman lainnya, saya amat menghormatinya. Bukan karena dia paling sukses, paling kaya, paling ngetop. Tapi karena dia punya sebuah 'rahasia', yang tidak banyak orang bisa melakukannya--bicara sih mudah, prakteknya susah.

Saya ingat sekali, waktu itu, kami baru lulus kuliah, masing-masing mulai bekerja, meniti karir masa depan. Satu persatu teman kuliah mengabarkan telah menikah, hingga akhirnya, teman yang satu ini bilang dia akan menikah, segera. Wow, itu sungguh kabar spesial.

Saya segera bertanya penuh antusiasme, dengan siapa? Dia menyebut nama seorang gadis. Sudah pernah bertemu? Menggeleng. Oke, saya segera paham, mereka mencari jodoh dengan proses berkenalan, tidak pacaran, jadi tentu belum pernah bertemu. Apakah anaknya cantik? Saya bertanya, menggoda. Dia tersenyum, menggeleng. Eh? berarti jelek, dong? Dia tertawa lepas. 

Nah, inilah rahasia besarnya. Teman saya ini 'amat keterlaluan' mempercayai bahwa jodoh yg baik, akan dikirimkan Tuhan, tanpa tertukar, tanpa tersesat. Teman saya ini 'begitu keterlaluan' mempercayai bahwa laki-laki yg baik adalah utk wanita yg baik, dan sebaliknya, wanita yg baik utk laki-laki yg baik. Itu jelas tertulis di dalam kitab suci, mana mungkin dusta, dan dia memegangnya teguh2 tanpa keraguan sedikit pun.

Jadi, saat dia merasa sudah mulai mapan, bekerja, sudah saatnya menikah, maka dia mencari jodoh dgn kelapangan hati begitu besar. Bayangkan, dia hanya melihat selembar kertas, bertuliskan biodata gadis itu. Tidak melihat foto sama sekali, lantas mengangguk, dia bersedia.

"Serius? Tidak melihat fotonya sama sekali?"
Teman saya menggeleng, "Dengan melihat foto, saya khawatir malah berubah pikiran. Rasa mantap di hati jadi berkurang."
"Aduh, bagaimana kalau gadis jerawatan?" --maaf kalau ada anggota page ini yg jerawatan--
Teman saya tertawa. Untuk level dia, dengan melihat gesture tawanya, itu jelas bukan masalah.
"Aduh, bagaimana nanti kalau ternyata gadis itu panu-an? Bisul-an?" Saya mulai cemas--lagi2 maaf kalau ada anggota page ini yg panu-an, bisul-an.
Teman saya ini lagi2 hanya tertawa kecil. 
Tahun-tahun itu, sy sungguh mengasihani betapa jauhnya perbedaan pemahaman di kepala sy dengan kepala teman sy itu. Di kepala saya, hanya dangkal, penuh ukuran duniawi. Di kepala dia, berserah diri dalam urusan jodoh, mengkristal menjadi langkah kongkret, bukan cuma bermanis2.

Maka, mereka menikah. 

Hari ini, pasangan teman sy ini sudah punya empat anak. Apakah mereka bahagia? Sy tdk tahu. Yg saya lihat, mereka bisa mengatasi banyak pasang-surut keluarga mereka. Apakah pasangan ini akan langgeng hingga maut menjemput? Sy tdk tahu. Dunia terus berubah, dan orang2 boleh jadi berubah tabiat. Tapi jelas sekali, bukan itu poin pentingnya. Poinnya, saya menyaksikan hal ini dengan mata kepala sendiri. Dekat sekali. 

Apakah ini cara menikah terbaik? Belum tentu. Apakah hal seperti ini menjamin masuk surga? Lagi2 belum tentu. Toh, di dunia ini, karena kasih sayang Tuhan, banyak saja yg aneh2, ngaco2, terlihat baik2 saja, kaya raya, dan mengaku bahagia. Lihatlah, pasangan tanpa menikah, artsi2 top itu, bangga sekali memamerkannya, memangnya pernah disambar petir? Tidak, kan.

Apakah kita boleh menolak lamaran gara-gara karena hal fisik dan alasan duniawi lainnya? Ya boleh-boleh saja. Apakah kita boleh mencari pasangan paling oke? Selektif, penuh kriteria? Ya boleh-boleh saja. Tidak ada larangan. Saya tdk menemukan di dalam kitab suci dan riwayat hadis, ada ancaman masuk neraka orang-orang yg melakukan hal seperti ini. 

Tetapi dengan mendengarkan cerita teman saya ini, maka patut sekali dipikirkan, urusan ini lebih mudah dikatakan, tapi selalu lebih sulit saat dipraktekkan. Maka, sekarang, silahkan dipahami masing-masing. Bagi yg belum menikah, maka pikirkan baik-baik, akan seperti apa kalian menatap urusan perjodohan itu. Penuh ukuran duniawi, boleh. Berserah diri karena percaya itu takdir Tuhan, terus berdoa, memegang janji Tuhan dgn kokoh, juga amat boleh.

Yang tidak boleh itu, menjadi munafik. Membawa-bawa alasan agama untuk keinginan duniawi pribadi. Karena urusan perjodohan ini kadang banyak sekali kelokan-kelokan hipokrasinya. Saya tidak akan membahasnya lebih detail. Silahkan pikirkan saja. Saat kalian menjalaninya, kalian akan menemukan sendiri kelokan-kelokan tersebut. Dan buat yg masih remaja, terlalu muda, belum mengerti, ingat saja tulisan saya ini, beberapa tahun lagi, boleh jadi masih relevan, dan kalian memahaminya.


UJAR BANG TERE LIYE : karena penghormatan itu, saya menulis nama anak pertama pasangan teman saya ini di halaman persembahan salah satu novel.

SUMBER : FB BANG TERE LIYE 
Saya senang sekali dengan tulisan beliau, semoga membangun dan menjadi renungan berharga bagi kita semua aamiin. (^_^)
Terima kasih, aku begitu mengerti. 
TERE LIYE Penulis terbaik yang pernah ku kenal.

33 komentar:

  1. tulisannya NGENA banget....

    namun garis seseorang berbeda-beda... beruntung sekali teman anda di takdirkan melalui garis seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan saya, itu tulisan abang tere liye, penulis terkenal.
      HEHE,,,, Saya hanya pembca yang merasakan seperti budhe gembul :)

      Hapus
  2. nuur, tulisanmu panjang dan,,,bikin saya diem. kok ada bagian tertentu yang ngena di saya yaa...
    #cubitnur

    BalasHapus
    Balasan
    1. tulisannya bolleh copas, tapi inilah sebuah kisah nyata aku juga merenung terdiam.
      Ada yang menonjok ULU HATIq...

      semoga kamu tidak mencubitku benEran hehe :D

      Hapus
    2. kalo ketemu bakal dcubit beneran :P

      btw, nyari jodohny bakal kayak gitu jg gk? :D

      Hapus
    3. wah serius mau cubit? jangan cubit pipi. pipiku udah kempot :P

      cubit bajuku aja deh... :D

      NYARI JODOHNYA kayak gitu nggak yah?
      emmm mau tahu apa mau tahu banget? :)

      Hapus
  3. nyri jodoh simpel gitu ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ta'arufan karena ALLOH, Niscaya hatinya yakin pada Alloh, tak meragukan luar biasa :)

      Hapus
  4. kalo menurut saya sih jodoh itu di bentuk ya .. bukan di cari ... kalo kita mencari tidak akan ketemu sampai kapanpun

    BalasHapus
    Balasan
    1. hem,,, baca dulu yuk.
      hehe, itu hanya judul. Baca deh sama yang kamu komentari ehhe bedaaa

      Hapus
  5. Setelah menikah, lalu si suami bernyanyi; "Karena aku bukan bang toyib.." hihi...

    BalasHapus
  6. "Jodoh itu seperti rezeki dari Tuhan,
    Dia tidak datang dengan sendirinya kalo kita enggan mencari.." begitu kata orang2 yang pernah saya dengar.. :)

    BalasHapus
  7. Bener banget tuh kata bang hanan, kalau jodoh itu dateng sendirinya kalo kita engga mencari,,

    tsaaah dulu :D

    BalasHapus
  8. aku sangat suka dengan postingan ini,
    dan aku sangat setuju dengan kata "Berserah diri karena percaya itu takdir Tuhan, terus berdoa, memegang janji Tuhan dgn kokoh, juga amat boleh."
    terima kasih tlah berbagi..

    BalasHapus
  9. Wah...An tertipu, mbak Annur..An kira tulisan anti...hihi..s/d sempat mikir, koq temannya udah punya anak 4, yah? :D

    siip..postingannya apik, Bang Tere :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, klo aku suka pasti aku copas. Darimanapun siapapun termasuk klo tulisanmu eh #pikir2 dulu dink

      Hapus
  10. luar biasa lelaki itu. dia percaya penuh pada janji Allah.
    bisa nggak ya aku seperti dia *berfikir

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa Insha Allah, karena dia ikhlas. Biasanya sih begtu
      #edisi sok tahu bgd :D

      Hapus
  11. sebuah tulisan yang sungguh mengena, lugas dan bebas. kalo Annur sendiri gimana nih proses atau pemikirannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. emmm mau tahu aja apa mau tahu banget? :D

      Hapus
  12. Penasaran juga dengan jawaban dari pertanyaan kak Alaika :) Tapi kayaknya Annur gak jauh beda dari sahabatnya bang Tere Liye ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama mbak jawabannya emmm mau tahu aja apa mau tahu banget???
      :D klo aku kayak apa ya?
      hemm, tuggu aja deh klo emang udah bunyi kerontangan jantungnya. :P

      Hapus
  13. Meskipun bukan novel agamis tapi tulisan Tere Liye mengundang pembaca untuk berbenah diri. ;)
    Kesimpulan dari beberapa bukunya yang sudah dibaca,.

    BalasHapus
  14. sesuatu yang bagus banget nih kalau seandainya orangnya punya rahasia yang bagus maka dia pun akan mendapat jodoh yang baik pula

    BalasHapus
  15. "Yang tidak boleh itu menjadi munafik." hmm, kalimat singkat yang harus di garis bawahi, baik dari segi jodoh dan lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hemmmm... iya dunk gak boleh lah.. entar rugi :D

      Hapus
  16. gak sengaja nyasar ke page ini dan baca tulisannya.. sempet terenyuh juga, bagus kata2nya, dalem banget (bukan dalem aja lho)

    BalasHapus
  17. benerr banget nih, kadang praktek jauuuuuh lebih susah dari teoriiny >.< hmm

    BalasHapus
  18. Cari jodoh itu bisa dimana aja lho, termasuk waktu melakukan traveling. soalnya aku baru aja baca2 pengalaman orang waktu traveling ke pulau pahawang. Semuanya seru2 banget ceritanya.

    ada yang pengen balikin semangat kerjanya dengan ikut Open Trip Ke Pulau Pahawang, ada yang ketemu sama pujaan hatinya waktu ikut Open Trip Ke Pulau Pahawang, ada yang cintanya ditolak waktu ikut Open Trip Ke Pulau Pahawang, ada yang punya kisah cinta waktu ikut Open Trip Ke Pulau Pahawang, bahkan ada yang punya kesan mendalam waktu ikut Open Trip Ke Pulau Pahawang.

    Semangat buat cari jodoh

    BalasHapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template