ATURAN yang tak Penting


Keterangan ini masih berlaku harap baca: :P


Sesaat mengenang kejadian kehidupan yang saya alami di sebuah desa di sebuah komplek. Hidup di komplek yang ternyata masyarakatnya berbeda dengan komplek tetangganya yang satunya (acuh tak acuh). Kalau di komplek saya acuh kadang tak acuh. 

Usianya kira-kira saya hidup sudah mencapai 20 tahun lebih dan semenjak usia saya yang ke sekarang saya merasakan pikiran saya semakin dewasa untuk mengenal sebuah "ATURAN".

Prediksi saya kembali seperti tahun lalu, 2011. Saya kehilangan bendera merah putih saat ibu sedang mencari-cari bendera itu. Bendera yang telah lama dengan warna yang sudah memudar itu ku simpan entah dimana, karena terlalu banyak barang dan benda-benda yang mengerumuni lemari kamarku.

"Kenapa ibu nyari sampai segitunya? sudahlah tak usah pasang" jawabku dengan nada sedikit meninggi.
"sudahlah tak usah begitu, daripada kita kena tegur seperti tahun kemarin karena lupa. Ikuti saja aturan mainnya, yang penting kita tak menunduk serunduk-runduk dan serendah-redahnya" Ibuku ngotot.

Aku cuma berdesah kesah, menahan rasa kesal. 

Kebiasaan ini memang selalu dicanangkan oleh Pemerintah melalui pemerintah pusat kemudian melanjut ke pemerintah daerah termasuk ke kelurahan lalu di order ke susunan terkecil yakni RT. 

Malam tasyakuran pun sekarang ini menjadi barang wajib yang layaknya tak semestinya terjadi. 
Dulu, saya ingat sekali ketika setiap KK dimintai uang untuk acara tasyakuran. Ketika itu menu andalannya soto tauco. 
Tetangga saya yang biasa membuat konsumsi itu langsung menuju sasaran untuk segera meminta ia sendiri yang memasakannya. Namun apa yang terjadi, saat itu beberapa RT dikumpulkan menjadi satu di lapangan belakang masjid. 
Disitu yang rajin berkumpul adalah ibu-ibu dan bapak-bapaknya. Terlihat jelas cara menyusun sauto/ soto itu sangat tidak adil, seperti orang berjualan. Dan banyak yang komplen masalah rasa. Kemudian ada sebagian ibu-ibu yang mulai berbisik tak jelas dan mulai GHIBAH. 
Oh No... acara ini memang seperti acara mencari sesuatu yang tak jelas hasilnya. 
memperingati atau malah menyemarakan dengan makanan itu sendiri?
Saat itu saya tak mau menampakkan diri lagi, hanya ibu saya saja untuk menghindari gunjingan dan ibu-ibu yang suka usil dan sindir-menyindir.

Untuk acara besok menjelang malam tasyakuran sendiri saya dan keluarga tak peduli dan tak ikutan rapat. 
Jujur perlakuan Pemerintah yang selalu mewajibkan apalagi membuat sesuatu yang tak penting menjadi penting terasa kurang begitu bermanfaat. 
Memasang bendera wajib, menyanyikan lagu-lagu PKK wajib di arisan, Menyanyikan lagu kebangsaan sudah terdengar gosip akan diberlakukan ketika pergi mengurusi sesuatu di Kelurahan. Oh NO... duniaku Indonesiaku??? 

Acara ini penting atau mementingkan diri sendiri?
Tegurlah yang memang berbuat salah, 
Mana yang selalu membawa nama orang islam harus DAKWAH??
Mana acungkan tangan yang tak setuju!!!! jangan tinggi-tinggi. 

Aturan yang tak penting begitu di penting-pentingkan???
INDONESIA Masih di hatiku kok, gak bakalan lupa kecuali Amnesia.
Pembenaran lagu Indonesia Raya dibaca Endonesia raya saja masih banyak yang salah. 
Koreksi yang penting dulu. Pusatkan sebarkan yang terbaik, bukan yang mengatakan untuk terbaik. 

Indonesia Muslim terbesar, mari cerdaskan pikiran pemerintah. eh....

10 komentar:

  1. ayo kita cerdaskan dengan wajar, wajib dihajar. eh wajib belajar 9 tahuunn :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, gak perlu wajib belajar 9 tahun ah. ehhe wajibin dulu bayar pajak :P
      hahaha

      Hapus
    2. bayar zakat fitrah sekarang mah neng. hehe :D

      Hapus
    3. hehe itu plesetan bangm hihi,,,
      saya mah milih zakat duluan hehe

      Hapus
  2. Balasan
    1. hehe, iyah mb.. nanti2 bsok2 apakah sama yah.
      hikzzz

      Hapus
  3. mari... :)
    di daerahku, kami tak mengenal malam tasyakuran seperti ini lho dik....
    cukup dengan upacara bendera di kantor2 pemerintahan... memasang bendera juga dilakukan dengan suka rela mengenang hari kemerdekaan bangsa ini...
    menyanyi? tidak merupakan suatu keharusan, sama sekali ga harus kok, apalagi berurusan di kelurahan, kapan mau nyanyi coba... hehe...

    Kok bisa seperti itu ya say? semoga pemerintah bisa lebih jeli melihat mana yang harus diutamakan, mendahulukan kepentingan rakyat agar negeri ini bisa sejahtera....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehhe bunda, setiap daerah berbeda2 tanggapannya pun beda2 ada yang stuju ada yang tidak slalu dan selalu pro n kontra ehehhehe

      Hapus
  4. sebenarnya itu bukan aturan...hanya ajakan, namun kemudian dibuat seolah -olah itu adalah aturan oleh orang-orang yanng berada yang seakanakan dekat dengan pemerintahan, padahal mereka juga adalah sama-sama rakyat...semangat Indonesia tetap di dadaku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya sih, tapi sudah dibuat layaknya aturan sih. Cz kena teguran. gak pasang entar didatngin pa RT
      usil bikin sebel ehhe.
      mau ndak mau beli bendera lagi.

      pdahal pengnya yg dijahit ibu Fatimah hehe :P

      Hapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template