”Wanita Pemegang Bara Api”

”Wanita Pemegang Bara Api” 
Oleh : Ustadz Abu Zubair Al-Hawaary,Lc

Di zaman sekarang ini, banyak wanita, kaum Muslimah, yang kehilangan suri tauladan. Betapa banyak diantara kita yang menjadikan orang-orang fasik sebagai contoh dalam kehidupan, atau paling tidak yang paling sering kita baca dan dengar kisahnya, menyebut mereka sebagai bintang. Padahal dari kisah-kisah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, ada banyak tokoh wanita yang patut dijadikan suri tauladan. Merekalah bintang yang sesungguhnya.

MASYITHA wanita tukang sisir puteri Raja Fir’aun dan ASIYAH isteri Raja Fir’aun.  

Saat sedang menyisiri rambut putrinya Raja Fir’aun, sisirnya terjatuh. Saat MASYITA mulai mengambil sisir itu ia mengucapkan kalimat basmalah “Bismillah”
Tatkala Masyitoh mengucapkan bismillah, maka puteri Fir’aun terkejut lalu ia bertanya, “Apa yang kau maksud Allah itu ayahku?” rupanya ia hanya tahu bahwa Ttuhan itu adalah Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan. Maka Masyitoh menjawab, ” Tidak! tetapi Allah adalah rabbku (Tuhanku) rabb kamu dan rabb ayah kamu,” Puteri Fir’aun terheran karena ada tuhan selain ayahnya. Lalu ia mengancam Masyitoh, “Aku akan sampaikan hal ini kepada ayahku.” Maka Masyitoh tanpa gentar berkata, “Silahkan.”

Saat Masyitoh menghadap Fir’aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya adalah : “Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku, sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini ?” “Betul, Baginda Raja yang lalim. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai segala alam dan isinya.”jawab Masyitoh dengan berani.

Mendengar jawaban Masyitoh, Fir’aun menjadi teramat marah, sehingga memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitoh. Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan dipersilahkan untuk memilih : jika ingin selamat bersama anak-anaknya, Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir’aun adalah Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama anak-anaknya.

Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh kemudian membawa anak-anaknya menuju ke atas kuali tersebut.
Anak yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya telah di lempar ke dalam kuali, dengan tegar Masyitoh menyaksikan semua itu, hingga tibalah giliran anaknya yang masih bayi akan dilempar, menghadapi hal ini Masyitoh sempat ragu. Namun karena kehendak Allah, maka anak yang masih kecil itu dapat berkata, “Wahai ibu bersabarlah engkau berada di atas kebenaran, sesungguhnya itu adalah sakit yang sedikit dan sebentar. Sesungguhnya azab akhirat lebih keras dan dahsyat.” Maka demi mempertahankan keimanannya kepada Allah masuklah Masyitoh dan anaknya ke dalam kuali yang mendidih.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah salallahu alaihi wa salam berkata, “Tatkala saya diangkat naik ke langit lalu saya melewati bau yg semerbak, kemudian saya bertanya: ” Bau apa ini yang wangi?” Maka jibril menjwab “Ini adalah wanita tukang sisir di istana Fir’aun dan anak-anaknya”

Kemudian dengan congkaknya Fir’aun memberitahukan kepada isterinya Asiah, wanita yang salihah, apa yang telah diperbuatnya kepada Masyitoh dan anak-anaknya. Mendengar hal itu lalu Asiyah berteriak dan berkata kepadanya, “Celaka engkau Fir’aun alangkah lancangnya engkau kepada Allah,” Lalu Asiah bersyahadat menyatakan keimananya kepada Allah di hadapan Fir’aun, kemudian Fir’aun memanggil bala tentaranya dan memerintahkan agar isterinya disiksa Lalu Asiah disiksa dan dicambuk.

Ketika siksaan semakin pedih, darah mengalir deras, Asiah menatap ke langit dan berkata sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam ayat Al-Qur’an: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Q.S. At-Tahrim [66] : 11)

Lalu naiklah doanya membumbung tinggi dan menembus pintu-pintu langit didengar oleh Allah tabaroka wa ta’ala. Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya “Lalu Allah singkapkan langit dan Allah memperlihatkan rumahnya di surga,” Hingga ketika siksa semakin keras dan azab semakin pedih maka Asiyah malah tersenyum sehingga Fir’aun menjadi semakin marah.Mengapa ia tersenyum? Karena ia melihat rumahnya di surga, setelah itu berhembuslah nafas Asiah yg terakhir.
Demikian kisah Asiah dan Masyitoh. Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam “Tauhid.”

\Cerita ini didengar begitu mengilu hati saya. Wanita seperti mereka adalah wanita-wanita yang tak pernah menggadaikan agamanya untuk dunia.

Tapi wanita sekarang? Lebih mementingkan dunianya daripada agama. Lihat saja tayangan televisi sekarang. Banyak para muslimah dadakan tak dibekali ilmu syar’i. ilmu yang pasti senantiasa harusnya mendarah daging, yang lidah dan lisannya selalu basah karena lantunan dzikir kepadaNYA. Ketika menjatuhkan sesuatu atau terjatuh, bahkan menyenggol orang atau tak sengaja tersenggol dengan ungkapan kaget yang dahsyat disertai kalimat suci. 

Bukan malah marah-marah, latah tak jelas berurai membuat hati malah menjadi runyam. Terkadang malah kesal memaki-maki orang lain. Apalagi jaman sudah Lebay sekarang ini. OH MY GOD. Itu malah sering terjadi dan keluar dari bibir manusia sekarang.

Menjadi wanita muslimah yang senantiasa mengingat Allah, bukan hanya fisik saja islami. Tapi hati juga islami, meneladani, mengikuti seruan Allah SWT.
Apalagi kita miris melihat para BMI Hongkong di sana menjadi pusat misionaris yang mengincar para pekerja Indonesia di Hongkong untuk murka kepada Allah. Astaghfirullah.

Allaahu Akbar.  Mari, senantiasa menguatkan keimanan kita di bulan ramadhan yang penuh ampunan ini dan bulan selanjutnya. Aaamiiin.

4 komentar:

  1. lama sekali saya tidak mendengar cerita ini ,mungkin aku dengar cerita ini waktu masih kecil memang jaman sekarang cerita -cerita para wali ALLAH yang begitu luar biasa bisa dikatakan tidak pernah di dengar anak-anak kita....beruntunglah para ibu yang masih mau menularkan kish-kisah ini pada anak-anaknya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, udah lama. anak jaman sekrang malah sering dengerin cerita sinetron hehee...

      Hapus
  2. Baru mendengar kisahnya wanita tukang sisir Masyithoh. Namanya siapa, ukhti?
    Jazk sudah berbagi, ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyithoh ya namanya si tukang sisir itu anaknya raja Firaun ukht...
      waiyyaki ukth

      Hapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template