Cukup mengagumi dirimu, saat kutahu pendidikan yang membuatmu menjadi setegar ini. Dan kesempatan ini takkan pernah kusiakan untuk berdoa’a dalam waktu malam panjangku.
Kesepian yang kesekian, aku merasa itu hanya dugaanku. Menggugurkan daun yang basah lalu memunguti yang kering. Begitukah?
Mungkin takkan pernah menjadi kenyataan, mimpiku? Atau sebuah sebatas semu yang menggerogoti pikiran burukku.
Ya, sekali lagi kurendahkan diri! Aku bukan siapa-siapa. Lantas sudahkah merasa berkaca pada cermin ajaib?
Lho...lho?
Eh, cerita dulu ya kawan.
Bingkisan kisah hati menyelami hidup. Entah dari mana seorang ikhwan ini berasal. Aku sendiri sempat meragu menerima sebuah tawaran emas. Menginjakkan kaki di negeri asing, lalu mendampinginya dalam suka maupun duka. Ternyata mimpi belaka.
Seorang akhwat biasanya selalu menginginkan kriteria ikhwan yang hafidz. Tapi sebaliknya, ku kenal lelaki ini berhasrat memiliki isteri seorang hafidzah.
Oh no, untuk apa susah payah mencari jodoh jika begitu?
Bukankah banyak di pesantren? Kenapa harus minta bantuan pada akhwat lain yang paham ilmu agama tapi masih dalam kadar belajar menjadi hafidz?
Bukankah rasa malumu akan terasa terhijabi jika memiliki seorang isteri shalihah?
Shalihah bukan berarti harus hafidz. Banyak kisah silih berganti karena pendidikan orang tua yang menerapkan system keluarga Qur’ani bisa dan biasa menjadi keluarga hafidz sungguhan setelah mereka terangkul bersama.
Apakah antum tidak ingin menengok ke belakang? Ke belakang di shaf sholatmu? Wajahnya yang meneduhkan, sikap yang baik senantiasa mendoakanmu? Mengamini surat pembuka, menggelar sajadah bersama, lalu mencari cahaya dalam do’a yang teduh.
Pergilah perasaan mencari jati diri yang sempurna. Jika patokannya hafidz, bisakah dianggap shalihah?
Semoga Allah mempersatukanmu yang benar-benar sesuai permintaan hati. Bukan untuk kesenangan dunia atau riya. Tapi menentramkan jiwamu menuju jalan lurus.. aamiin.
Ssst, pelajaran berharga untuk diriku dan semoga untuk semuanya. Sulit untuk memilih hingga tak dipilih dan terpilih. Muhasabah ya!!
Rasulullah telah bersabda : ”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau”
aamiin ukh, semoga dapat yg terbaik dari Allah ya ^_^
BalasHapusSelamat menjalani Ramadhan Annur
BalasHapus:)
BalasHapus