Hari ini entah mengapa perasaanku agak khawatir meskipun radius dari jarak 200 km meter insya Allah aman … ya jauh, tapi tetap saja aku berharap baik-baik saja untuk gunung Slamet. Perasaan cemas terbayang ketika gunung Kelud yang abunya bisa menyambar sampai ke daerah lainnya.
Aku ingat sewaktu gunung kelud belum mengeluarkan abu, sempat terjadi guncangan hebat di Banyumas. Gempa berkekuatan 6,2 SR.
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto, Gunung Slamet Memiliki Tinggi 3.418 meter.
Kabupaten Tegal tempat tinggalku memang masih jauh dari Gunung Slamet. Tapi setidaknya berbatasan dengan gunung slamet.
Aku pernah berfikir, amannya hidup di Tegal jauh dari banjir dan insya Allah gunung slamet tidak membelah pulau jawa. Tapi Gunung terbesar kedua di Pulau jawa ini membuatku masih merasakan getaran hebat jika memang Allah sudah berkehndak sewaktu-waktu akan meledak.
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs at-Taghâbun/64:11)
“ Dan tidaklah kami mengirimkan tanda-tanda itu kecuali dalam rangka untuk menakuti” (Al- Isra: 60)
Dan firman Allah (yang artinya):
“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami dari segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an adalah haq. Dan apakah Rabb mu tidak cukup bagi kamu, bahwasanya Dia menyaksikan segala sesuatu ?” (Q.S. Fushilat: 53).
Dan firman Allah Ta’ala (artinya):
“Katakanlah Dialah (Allah) yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian, atau dari bawah kaki-kaki kalian, atau Dia mencampurkan kalian dalam golongan-golongan dan merasakan kepada sebagian kalian kekuatan/ keganasan sebagian yang lain “ (QS. Al An’am: 65)
PERLUNYA JIWA DIDIDIK DENGAN BENCANA
Bencana atau musibah yang sedang melanda, hakikatnya memiliki peran besar dalam mendidik jiwa. Karena sudah semestinya jiwa itu juga harus dididik, meskipun dengan bencana. Sehingga ia akan memiliki kekuatan yang tegar, keteguhan sikap, terlatih, selalu respek dan waspada terhadap lingkungan sekitar.
Kesulitan-kesulitan yang dialami jiwa, sesungguhnya akan menghasilkan potensi luar biasa. Potensi itu dalam bentuk kekuatan besar yang tersembunyi. Kesulitan-kesulitan itu mampu membuka celah-celah hati, yang bahkan tidak diketahui oleh seorang mukmin sekalipun, kecuali melalui bencana atau musibah yang menderanya.
Saat itulah, seorang manusia harus segera menyadari, bahwa yang paling penting ialah iltija`. Yaitu mencari perlindungan diri kepada Allah semata, ketika seluruh tempat bergantung mengalami kegoncangan. Tidak ada tempat berlindung kecuali naungan-Nya. Tidak ada pertolongan, kecuali dari-Nya. Di saat-saat genting itulah, tabir kepalsuan kekuatan makhluk tersingkap. Tidak ada kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah. Tidak ada daya kecuali daya-Nya. Dan tidak ada tempat perlindungan kecuali kepada-Nya.
Razaqanallah husnal khatimah. Wallahu a’lam.
ya, semuanya terjadi akan ada hikmahnya :D
BalasHapusheader baru yang cantttttttiiik ><
secantik yang komentar nih.
Hapusmakasih.
dinanti atau tdk, semua akan kena giliran, konsekuensi dr keimanan adalah siap diuji, entah hr ini atw pun esok...
BalasHapusNamanya slamet tetapi harus diwaspadai y????
BalasHapus