Sumber gambar : sini |
Usianya kini bukan remaja lagi, suaranya begitu serak dan terbatuk-batuk ketika permohonan do'a mulai ia tuturkan.
Ada rasa iba yang menghadirkan jalinan ukhuwah.
"ada paa ukhti? La tahzan" sembari membelai balutan serba putih itu.
"apa aku pantas diberi julukan menyebalkan, tidak enak disedap?"
"siapa yang mengatakan itu? adakah yang menjulukimu seperti itu? astaghfirullah"
"tidak, tapi perasaanku berkata demikian"
"kenapa suudzon?"
"tidak suudzon. Berkali-kali aku melihat wajah mereka yang membenciku. parahnya aku mendengar ucapan itu dari seorang ibu setengah baya. Kian hari aku merasa tersisihkan sebagai seoarang manusia"
"aku dengar ceritamu tentang ada seseorang yang membencimu tanpa sebab. Bahkan ia mengatakan dengan jujur membencimu di saat pengajian ibu-ibu. Ibu itu keterlaluan. Yah sudahlah jika bertemu dengannya kau beri ia senyuman, jika ia tetap tak menghiraukanmu maka berilah ia harapan dalam do'a"
"Apa memang ujianku seperti ini yah? aku belum bisa melewati masa ini dengan baik"
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, sesungguhnya kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang beriman” (Ali Imran 139)
Benci tak bisa di cegah. Naluri manusia itu wajar membias bahkan terprovokatori oleh manusia lainnya lalu menyebabkan benci semakin berkecambah.
Bias-bias benci bukanlah sesuatu yang mudah di renggut kembali menjadi sebuah cinta. Terkadang ada banyak celah menyebabkan rasa benci itu semakin membara.
Terhadap orang yang tak kita kenali kadang benci itu begitu mudah terlontar dari bibir kita bahkan meradang memasuki sanubari sebuah hati.
Inilah kenyataan hidup bilaman kita tahu sebuah benci tanpa sebab bisa menjadi bumerang yang menakutkan. Masih sadar diri saja ketika kematian belum merenggut atau menghancurkan kebencian itu.
Mari merindu, mari mencintai damai bukankah Islam selalu menerapkan kasih sayang?
Siapapun dibawah kita bahkan amat terbawah mereka tak perlu dibenci juga bukan? bukankah lebih baik menghadiahi sebuah senyuman dan do'a daripada materi semata?
"Benci saja sifatnya jangan orangnya"
"lalu bagaimana jika ada orang yang membencimu?"
"biarkan saja dia membenciku daripada dia membenci dirinya sendiri ?? ngik ngok hehehe. Karena kebencian itu sebuah Kelemahan" ucapku tertawa kecil.
Gadis itu pun larut dalam air mata ketika mendengar untaian kataku yang mencoba menjadi orang yang sejajar dengannya. Mencoba merasakan penderitaannya, mencoba menjadi dirinya di kala ia lemah dan membutuhkan. Bukankah seperti itu yang seharusnya?
“Hati-hatilah dirimu dari cemburu yang tidak pada tempatnya karena itu adalah kunci perceraian. Hati-hati dari banyak mencela karena hal itu akan mewariskan kebencian. Selalulah ananda memakai celak karena celak adalah perhiasan yang paling bagus. Dan wewangian yang terbaik adalah air”
— Abdullah Ibnu Ja’far Radhiyallâhu ‘anhumaa
Benci, iri, dan cemburu, ibarat kakak adik buruk hati, yang selalu mampu menjadi pemecah belah kedamaian. Sayangnya, kini konspirasi ketiga sifat ini semakin banyak mengisi hati insan dunia. Hingga kedamaian menjadi seperti barang mahal yang sulit untuk diperoleh.
BalasHapusAndai kita sadar, dan mencoba menepis dan mengenyahkan ketiga saudara busuk hati tadi, Insyaallah, perselisihan akan dapat ditekan ya mba...?
lebih baik menghadiahi sebuah senyuman dan do'a daripada materi semata... <-- sepakat! :D
aku juga suka kata-kata ituu mbak :)
Hapushuum... tapi kadang kita memang terlalu berprasangka, padahal kan sebenarnya enggak.
Yup, sepakat seiya sekata. :)
HapusSepakat dan sependapat Mbak. Senyuman dan doa, itulah kuncinya. Semoga kita bisa menjaga diri dari rasa benci, iri dan dengki terlebih cemburu yang terlalu berlebihan, cemburu yang tidak pada tempatnya. Nice post, Mbak Annur.
BalasHapusjika ada org yg iri-dengki pada qta,, itu artinya kita jauh lbih hebat darinya, buktinya,, dia ingin mengalahkan kita dg keiri-dengkiannya...
BalasHapustidak ada manusia yang sempurna, namun jangan jadikan alasan untuk tidak menjadi manusia yang lebih baik
BalasHapusnyambung gk ya? :D mampir
http://curhatz.blogspot.com/ :"biarkan saja dia membenciku daripada dia membenci dirinya sendiri ?? ngik ngok hehehe. Karena kebencian itu sebuah Kelemahan" ucapku tertawa kecil " saya suka kata kata ini
BalasHapusJika benci yang kupunya sudah terlalu besar, aku akan membuka pintu kamarku, berjalan keluar menuju ke atas atap. Aku akan menuliskannya besar-besar dengan imajiku di bawah langit yang sedang menyaksikan. Aku ingin angin membawanya pergi jauh hingga ketenangan bisa dengan senang hati menghampiriku.. :)
BalasHapushihi kang Arya puisi bgddd
HapusBetUL sekali
LIKE
jangan benci seseorang hanya karena emosi sih kalo aku bilang :) gunakan hati dan fikiran yang tenang
BalasHapustulisan ini betul mbak, sering orang lebih mudah membenci seseorang karena manusianya bukan karena perilaku dan sifatnya tercelanya
BalasHapusbenci benci...saya masih nggak habis pikir, knapa yah masih bnyak orang di dunia ini yang suka membenci? -.-"
BalasHapus*think
ya mngkin inilah, belajar dari kisah ROsul. Bagaiman seorang rosul dibenci bahkan melebihi batas normal hingga di ludahi. Jadi wajar ketika kita suatu hari tanpa sadar bertemu org yg mmebnci kita, bisa jadi tanpa sebab. krna penampilan kita mungkin. Setiap orang berhak mmberi penilaian tapi balik lagi, Hati kita milikNya jika kita tahu pasti takkan membenci sswtu yg harusnya dibenci misalnay ahlaknya yang tercela bencilah sifatnya tapi jangan orangnya :) SMILE
HapusTerima kasih inspiratif sekali ;)
BalasHapusterima kasih sudah memberikan pencerahan.. :D
BalasHapuskenapa harus benci kalau masih bisa melihat sisi kebaikan orang itu?
BalasHapussalam kenal bagus blognya
BalasHapusSalam kenal :D
BalasHapusSudah saya follow lo blognya :)
http://noterian.blogspot.com/
mampir di pagi hari.... tapi kok yang punya blog tidak ada ya :D
BalasHapus...kebencian itu sebuah kelemahan...
BalasHapusyup, setuju banget, orang yang membenci kesehatannya juga akan melemah, sungguh...
IYA, KESEHATANNYA MELEMAH. bisa2 depresi hehe
Hapussifat lemah yang ada pada diri kita adalah suka membenci padahal belum tentu yang kita benci itu jelek, boleh jadi lebih baik
BalasHapussip setujuuuuu :)
HapusNur, ukhti cantik :) apa kabar??
BalasHapusrindu padakukah =P
heheh alhamdulillah baik, sehat.
HapusIya sampe lupa mampir buka2 blog hehee...
wah sangat menarik buat di simak, sukses selalu buat artikel-nya
BalasHapus