Ketika Haji Menjadi Gelar


Bismillahirrohmanirrohim.....

sudah tahukah kamu tentang diriku kalau sekarang aku sudah naik haji. jadi tolonglah hargai sedikit namaku panggilah dengan gelar haji...!!!

kekekek.... kwkwkwk... hehhehe.... ketawa duluan yah... itu lirik lagunya Yovie n Nuno diganti maaf yah.... buat plesetan... untungnya bukan buat persetanan hohoho....

Aku ingat sebuah sms nyamper di Hpku, bunyinya:
"ini bu hj Mabur bla.....bla..bla...." anggap itu sebuah nama asli... berlanjut dan berlanjut.
Oh... saya pikir saya tahu anda haji tokh saya juga tiap hari cuma panggil bu Mabur... hee... susah pake embel2 haji bu... cz kebanykan orang yang haji nanti yang lain ikutan nengok. Brrr

Banggakah anda dengan sebuah gelar haji di KTP? di panggil harus ada bu haji Mabur....
Pak Haji...

aku pernah melihat tulisan tentang kisah yang bernamakan GELAR HAJI.
gelar haji sebenarnya adalah gelar yang diberikan oleh penjajah belanda kepada orang-orang yang pulang haji. Karena zaman dulu, orang pergi haji sekaligus belajar dengan ulama-ulama melayu di tanah suci, sehingga makin kuat dan luas pemahaman Islamnya. Jika pulang ke Indonesia dapat memberikan kontribusi yang banyak untuk Islam. Untuk itulah diberikan gelar haji kepada mereka, sehingga lebih mudah untuk melakukan identifikasi "ancaman".

Lucunya lama-lama gelar tersebut menjadi kebanggaan, dan seakan-akan tidak sah hajinya kalau tidak tambah nama "H / Hj" di KTP.

Ibadah Haji memang harus dipenuhi bagi yang mampu, seperti buku dan filmnya yang terkenal Emak ingin naik Haji... saya juga pengenlah... bukan cuma emak-emak dan bapak-bapak tua doank.....

Pengen tahu dunk ada hadist yang mengatakan gelar haji itu wajib di sandang setelah pulang haji?
Nabi Muhammad dan sahabatnya juga udah haji lho. Tapi mana dia kita sebut sebagai Nabi Haji Muhammad tidak?? tidaklah....
menuurutku, Haji itu urusan Allah... tokh belum tentu sah haji kita.
Kayak di TV sebuah berita mengatakan menjadi buronan saat pergi haji, kemudian setelah pulang dari tanah suci malah ketangkap sama Polisi.

kalaupun ada kewajiban menambahkan nama/ gelar setelah melakukan rukun Islam, berarti akan ada nama setelah kita melakukan zakat... iya gak??
Zakat kan rukun islam juga....

Allah Maha Tahu tujuan kita saat akan berangkat haji bukan?
walaupun saya juga sebenarnya tahu tujuannya karena salah satu diantarnya keceplosan hehe..
katanya biar beres rukun Islamnya rampung, terus dapat nama.
ada juga banyak artis yah begituan eh pulang-pulang tambah edan, pakaiannya seksi abis. Ucapnya makin gak jelas, kelakuannya makin eror... hemm.. naudzubillah....

Ada Plesetan Haji Lho....

Haji Kosasi( Haji ongkos dapat di kasih) Haji Abidin( Haji atas biaya dinas), Haji Abu Bakar( Haji atas budi baik Golkar, di jaman Orba sangat terkenal istilah ini) haji Hasan( Haji hasil ngerayu atasan), Haji Amir( Haji atas jaminan mertua), Haji Mansur( Haji gara-gara tanah di gusur), Haji Tomat( Haji ketika berangkat tobat, pulang haji kumat!) Haji Gopur( Haji golongan purna karya) Haji Marwan( Naik haji karena menjadi sukarelawan) Haji Adestri( Haji karena atas desakan atau dorongan istri) Dan segudang istilah pelesetan haji lainnya.

Diantara pelesetan yang paling repot menurut saya adalah “haji Tomat” yaitu orang yang ketika sebelum berangkat haji benar-benar sudah tobat dari segala macam maksiat yang pernah dilakukannnya dan benar-benar mempersiapkan dirinya untuk melakukan ibadah haji dan di tanah suci Mekah benar-benar melakukan ibadah haji sesuai dengan manasik haji yang diajarkan Rosulullah, namun setelah pulang haji, ya ampun….. masa dia mabok lagi, masa dia berjudi lagi! Itulah haji Tomat, berangkat haji TObat, pulang haji kuMAT!

Ibarat pakaian putih dan symbol haji juga berkopyah putih dan warna putih itu seringkali mudah terlihat kotorannya, walaupun sedikit! Maka orangpun akan mudah melihat dosa-dosa kecil para haji, apa lagi dosa besar!

Bandingkan dengan pakaian hitam, kopyah hitam, walaupun sudah kotor atau kotorannya banyak, tetap tak terlihat, karena memang sudah kotor atau hitam, begitu juga dengan manusia yang bergelimang dosa, orang sudah tak peduli padanya, namun coba lihat ketika dosa yang sama dilakukan oleh seorang yang sudah bergelar haji, semua orang akan teriak,” kok haji begitu sih?”

nah itu plesetan ku baca dari blognya Era Muslim....


Nah, sekarang siapa yang mau haji? mau pulangnya bawa gelar haji dan wajib di pasang di E-KTP. atau mau di edit? EKTPnya kan udah jadi tahun depan saya haji. terus mau diganti dunk. repot alias remponk lagi bu, pak... ehehehehe... nanti tunggu E-KTpnya masa berlakunya habis... eh ternyata seumur hidup Gubrak hehehe... (ngocol dikit).

Dari dulu waktu saya kecil, saya sudah asing dengan gelar haji, lah wong nenek saya belum haji hanya karena berjilbab dipanggil bu Haji. terus saya waktu SMA karena dikelas yang pakai jilbab sedikit dipanggil bu haji. Ya Amin...amin... haji.
tapi kadang saya mau marah karena mereka nyablak gak tahu apa arti haji. Pengannya nyeramahin tapi dikiran uztadah atau malah mak lampir yang suka marah-marah karena gak terima hehehe... sampai sekarang juga sering anak-anak kadang kesel kalau dinasehatin padahal gak digurui, entar ngomongnya bu uztadah.
Jadilah haji yang Mabrur, di mata Allah... bukan di mata khayalak ramai hanya untuk kepentingan hati yang rusak...

Yuk berangkat haji pulangnya bawa berkah dan perubahan
jangan lupa juga air zam-zam
jangan cuma gelar yang ada di awal nama panggilan
percuma kan kalau masih punya sifat pendendam...


hehehe.....

semoga bermanfaat....


10 komentar:

  1. kalau saya dipanggil JI~
    kirain bu haji....
    nice artikel mb'...salam kenal,,,
    slalu pengen berubabah saat muharram kemarin...
    nggak nunggu tahun 2012 :)

    BalasHapus
  2. ulasan yang bermakna dan dikemas dalam cara apik, mampu membuat pembaca tersenyum tanpa menghilangkan makna artikelnya. Keren mba.... salam kenal yaa....:-)

    BalasHapus
  3. boleh follow ya mba, thanks.

    BalasHapus
  4. oh aku pernah nulis artikel soal ini

    BalasHapus
  5. Iya nech, fenomena kek gini udah rahasia umum hehe

    BalasHapus
  6. Gelar Haji awalnya bukan atas keinginan orang yg bersangkutan but, budaya luhur bangsa yg sangat menghargai sebuah usaha dalam mencapai kebaikanlah yg membuatnya menjadi sebuah teradisi.

    wallahualam bisawa
    b.

    BalasHapus
  7. @jiah al jafara : ehhehe... oh ji... Iya yah si aji ternya hehehehe...

    @alaika abdullah: salam kenal juja.... hehe
    @Ninda : oh yah? wah aku ketinggalan yah mb hehe

    @ivonie : iya ember... tapi skdar mengingatkan diri kita masng2 spya lebh hati2 dgn nama... tokh sebuah bentuk ibadah tak perlu di koar-koarkan (ujub).
    Berrti yg slama ini berusaha solat 5 waktu, zakat dll prcuma krna tiap hari bu haji amal shadaqoh sbrapa byak pun klo tuh gelar maunya nempel ya mngkin sia2 bgd di mata Allah...

    BalasHapus
  8. @baimgee: yupss.. tapi slma kita ini tahu dan bisa mengelola sbuah ibdah yg ternilai hnya mengharpkan ridlo Allah pasti mikir dlu deh klo mau ngasih nama depan gelar... Apakah ada sensus haji? kita dibumi Allah Allah pula lah yg MAHA TAHU hati sesiapa yang menyimpang...

    Wallahu bisshowab...

    BalasHapus
  9. Yang dikhawatirkan, gelar haji itu menjadi tujuan dalam melaksanakan ibadah haji agar dengan gelar tersebut memperoleh kehormatan dalam masyarakat, sehingga menimbulkan riya dalam beribadah. Semuanya, bergantung pada niat. Jika ada orang sengaja memakai gelar agar dipuji, MAKA itu bertentangan dengan akhlak Islam.

    Penggunaan gelar keilmuan seperti profesor, doktor, MA, atau keulamaan seperti kiai haji, buya, syekh, imam, atau allamah juga tak dikenal pada zaman Nabi.

    Tetapi, kalau penggunaan gelar untuk mengingatkan diri sendiri agar tidak lagi melakukan perbuatan maksiat yang akhirnya menimbulkan rasa malu kepada Allah, tentu baik. Jadi, tidak selamanya gelar haji mengandung konotasi negatif semacam riya, kesombongan, dan sebagainya namun bisa juga mengandung nilai-nilai positif seperti selalu bermuhasabah dan berdakwah di jalan Allah.

    Menjadi tidak bijak bila kita langsung menyamaratakan setiap masalah dengan satu sikap, semuanya mesti kita dudukkan persoalannya secara baik dan proporsional.

    moga lebih mudah disikapi dengan arif
    Wallahu a'lam bish shawab.

    BalasHapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template