Review Buku Diary Pra Nikah Muslimah





1.   Judul              : Diary pra nikah Muslimah
2.    Penulis           : Shobrina Al Latif – Layla An Nibras
3.    Penerbit         : Gazza Media
4.    Tahun terbit   : 2013
5.    Jumlah Hlm   : 184

Baca Judul Saja sudah terlihat jelas untuk seorang akhwat muslimah. Buku yang membuatku penasaran ini akhirnya terjawab sudah setelah membaca.

Diary. Ya, diary adalah BUKU HARIAN. Lebih tepatnya catatan kejadian yang kita alami sehari-hari.
Di dalam buku ini selain mengajak untuk mengerti melalui membaca juga mengajak muslimah untuk mencatat dan mempelajari tentang Agenda harian yang dilakukan sebelum / pra nikah. Lebih tepatnya persiapan menuju pernikahan.

Di buku ini sudah disediakan beberapa data yang diberi titik-titik yang bertujuan untuk diisi oleh pemilik buku. (yang pinjem gak boleh corat-coret) ehhee..

   
Diantaranya beberapa isinya terlihat seperti foto di bawah ini.

Tentang data yang memenuhi rukun taaruf isinya ya seperti biodata taaruf yang akan diajukan kepada calon ikhwan. Belajar mengisi agenda persiapan memasak, bahkan Yaumul bidh. Nah, yang paling berkesan jarang beberapa teman muslimah tahu adalah tentang siklus haid. Contoh memahami siklus haid dan masa subur.
Sayangnya si penulis lupa memberikan aturan main dari contoh penghitungan masa subur. Saya yang merasa kepo berulang kali garuk-garuk kepala. Dan akhirnya paham juga, meski begitu di sini seharusnya diberikan keterangan contoh yang detail.
Misalnya perhitungannya yang tepat cara mengetahui pada diagramnya bagaimana. Paling penting peletakan cara pengisian kolom siklus haid dan keterangan cara pengisian harusnya bersebelahan lebih tepatnya tidak berjauhan, jadi tidak bingung.

Kita lanjut ke dalam isinya lebih dalam.
Sebuah dokumentasi catatan awal menuju pernikahan.

Di sini sudah tepat sekali dijelaskan cara-cara menuju pernikahan. Dimulai dari Niat. Berhubung sampai sekarang masih banyak seorang wanita yang menginginkan atau berniat mencari suami yang kaya raya, jadi hati-hati kita ini nyari suami bukan perusahaan yang bakalan tambah kaya.
So, apapun resiko pernikahan harus siap sedia. Tujuan, visi dan misi kudu jelas dari niatan Lillahi Ta’ala.
Buku ini juga mengajak kita untuk memahami arti persiapan. Bukan sekedar siap di lisan tapi di jasad dan hati gak! Itu namanya belum sempurna persiapan seorang muslimah untuk menikah.
Persiapan di sini pasti sudah harus membekali ilmu. Ilmu fiqih, parenting. Intinya siap lahir batin dengan segala resiko. Supaya kita cerdas memahami keadaan dan memposisikan diri kita dalam situasi apapun.

1.    Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
Kesiapan untuk menata diri mendekatkan kepadaNya.
•    Siap menerima orang lain menjadi pemimpin
•    siap untuk mengurangi sebagian agenda atas dirinya karena kepatuhan terhadap suami.
•    Siap untuk menyusui, hamil, merawat anak.
•    Siap untuk menanggung beban akibat adanya anak.

2.    Persiapan Jasadiyah (Fisik)
Lebih tepatnya siap fisik adalah menyehatkan badan kita. Memahami dan menerapkan pola hidup yang sehat.
Rajin olah raga, makan-manakan yang bergizi. Kasus yang sering terjadi adalah masalah kista. Teman saya ada yang mau menikah tapi kena kista. Loh jadi curhat. Tapi ya kita memang harus sering mengkondisikan menjaga kesehatan. Gak usah makan-makanan yang gak sehat. Pedes berlebihan, es terlalu dingin, ngemil yang tidak sehat. Makan mie instan berlebihan.
Karena di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Setuju?


3.    Persiapan Fikriyah (Pengetahuan)
Lebih tepatnya kita sebagai muslimah harus memiliki “ILMU”
Memahami apa yang harusnya dilakukan sebagai istri
Parenting, ilmu fiqih, management hati, komunikasi lancar.

4.    Persiapan Maliyah ( Finansial) 
Untuk seorang suami lebih tepatnya mampu menafkahi, bukan masalah harta, mobil, rumah dan lain-lain. 
Kita lihat orang tua kita dulu. Dari mulai kontrak hingga akhirnya mampu beli rumah. Bukan berarti pelit juga demi menumpuk harta buat beli rumah tapi istri diharuskan berpikir jernih agar uang suami bisa dikelola dengan baik.
Untuk calon ibu pastinya akan menjadi seorang manager, bagi rumah tangganya. Terutama mampu belajar mengelola keuangan sendiri.
belajar cara menyisihkan uang untuk infaq, investasi kecil-kecilan, dan hutang tidak boleh melebihi 30%. Sekiranya harus hidup sederhana tidak boleh berlebih-lebihan. Qona’ah.                         
Kita akan melihat kejutan dariNYA

6.    Persiapan Ijtimaiyah (SOSIAL KEMASYARAKATAN)
Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tentangga, hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta kepadanya (tetangganya).

Aku tambahin juga yah penulis. Eh

Berkaitan makna berbuat ihsan (baik) kepada tetangga, Syaikh Nazhim Sulthan menerangkan: "(Yaitu) dengan melakukan beragam perbuatan baik kepada tetangga, sesuai dengan kadar kemampuan. Misalnya berupa pemberian hadiah, mengucapkan salam, tersenyum ketika bertemu dengannya, mengamati keadaannya, membantunya dalam perkara yang ia butuhkan, serta menjauhi segala perkara yang menyebabkan ia merasa tersakiti, baik secara fisik atau moril. Tetangga yang paling berhak mendapatkankan perlakuan baik dari kita adalah tetangga yang paling dekat rumahnya dengan kita, disusul tetangga selanjutnya yang lebih dekat. 'Aisyah pernah bertanya,"Wahai Rasulullah, aku memiliki dua orang tetangga. Maka kepada siapakah aku memberikan hadiah diantara mereka berdua?". Beliau menjawab.

إلى أقْرَبَهُمَا مِنْكِ بَابًا


Kepada tetangga yang lebih dekat pintu rumahnya denganmu

Dalam buku ini berlanjut agar para muslimah bisa menentukan tata cara proses pernikahan yang baik, dari ta’aruf, nadzor, hingga proses akad dan walimah.
Diberikan gambaran juga tentang tempat walimah yang baik tanpa ikhtilat, undangan yang bagus tanpa bersifat mubadzir, souvenir. meringankan mahar,  tafsir do’a pengantin. Bahkan hingga tahapan pengurusan surat-surat nikah.  #Repot menuju kedamaian. Paling penting adalah disaat setelah halalnya menjadi pasangan suami isteri. Hal-hal yang pertama yang harus dilakukan.

Penulis di sini ingin mengajak kepada muslimah menuju jalan syariat Islam. 
Karena sekarang sudah jarang sekali kita temukan hal-hal yang berkaitan dengan sesuai kode-kode islam yang baik.                                                                                      

Saya kurang sreg sama gambar cara menyetrika dan undangan yang kurang jelas. Tapi ya memang sudah diperjelas mungkin. Finally, bukunya lumayan dikantong dan untuk mereka yang butuh banget.

Banyak pelajaran yang kudapat dari buku ini meski simple, tapi setidaknya sudah ada gambaran apa dan bagaimana mesti yang kita lakukan. :) 
Riska, jangan berhenti berkarya melalui tulisan.

10 komentar:

  1. Buku yang bagus sekali buat kita semua

    BalasHapus
  2. lengkap nih :D
    saya rekomendasikan juga buku judulnya UntukMu aku menikah: Bahagia Dunia, Akhirat Syurga
    Selamat siang, ukht..
    sudah lama tidak berkunjung ke sini. semoga selalu sehat :)

    BalasHapus
  3. luar biasa sangat membantu para muslimah yang akan menuju pelaminan supaya bisa lancar ..

    BalasHapus
  4. Ahhay ... makin siap nih Annur ;)

    Insya Allah bertemu yang shalih yaa ... aamiin :)

    Eh, ikutan GA saya yuk :)

    BalasHapus
  5. Assalamu'alaykum... apa kabar ukhti? saya baru main lagi inii.. hehe... udah lama banget gak jalan2 kesini... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam wr.wb.
      heh. gpp kok Kak Rahma. aku suka aja mmpir ke blog kak Rahma yg istimewa :D

      Hapus
  6. berasa pengen beli buku itu, masih ada gak ya?

    BalasHapus
  7. Hemm enggak hanya itu aja tapi kita juga perlu perawatan pra nikah hehe :)

    BalasHapus
  8. assalamu'alaikum ukhty,, stok bukuny msih ada gk y?

    BalasHapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template