Wanita ber i'tikaf



Makna I’tikaf 
Menurut bahasa i’tikaf memiliki arti menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada padanya, baik hal itu berupa kebajikan ataupun keburukan. 

Allah subhanahu wata’ala berfirman, 
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ 
artinya, 
“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang beri’tikaf (menyembah) berhala mereka.” (QS. al-A'raf :138) 

Sedangkan menurut syara' i’tikaf berarti menetapnya seorang muslim di dalam masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta'ala. 

Wanita Boleh Beri’tikaf
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf.  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ، وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ – قَالَ – فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.”[14]
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”[15]

Namun wanita boleh beri’tikaf di masjid asalkan memenuhi 2 syarat:
  1.  Meminta izin suami dan 
  2. Tidak menimbulkan fitnah (godaan bagi laki-laki) sehingga wanita yang i’tikaf harus benar-benar menutup aurat dengan sempurna dan juga tidak memakai wewangian.


Manfaat i’tikaf di antaranya
  1. Untuk merenungi masa lalu dan memikirkan hal-hal yang akan dilakukan di hari esok.
  2. Mendatangkan ketenangan, ketentraman dan cahaya yang menerangi hati yang penuh dosa. 
  3. Mendatangkan berbagai macam kebaikan dari Allah subhanahu wata’ala. Amalan-amalan kita akan diangkat dengan rahmat dan kasih sayang-Nya 
  4. Orang yang beri’tikaf pada sepuluh hari terkahir akhir bulan Ramadhan akan terbebas dari dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan lailatul qadar.


Jujur, saya merindukan I'tikaf di masjid besar di Masjidil Haram. 
Kapan ya, semoga bisa aamiin.

6 komentar:

  1. Sejauh ini istri saya belum pernah mengajukan izin untuk melakukan itikaf di masjid. Kebetulan rumah kami memang cukup dekat dengan masjid. Jika dia mengajukan izin (untuk itikaf) tentu saya akan mengizinkan tentu dengan sejumlah persyaratan lain seperti ada Muhrimnya dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, biasanya ada masjid2 yang menyediakan tempat khusus akhwat bung..
      dan mereka kebayakan malah IRT.. krna biasanya yg muda2 malah pada kerja....

      Hapus
  2. aamiin, semoga kesampaian di msjidil haram nya :))

    BalasHapus
  3. Kalau i'tikaf di Masjidil Haram, kudu nabung mba, biar bisa kesana.
    Manfaat I'tikaf bisa lebih dari itu asalkan kita fokus dalam menjalaninya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang andi... emang kudu nabung. tapi ndak ada salahnya klo ada rezeki. Di masjid mana aja bisa kok....
      sipp...
      makash sudha berkunjung

      Hapus

Komentar yang sopan
Kritiklah bila membangun bukan menjatuhkan
salam persaudaraan ^_^

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template