lagi dan lagi judul Postinganku ada kata "menggelitik". Sengaja ku beri menggelitik karena setiap ide yang muncul selalu membuatku penasaran tentang apa yang terjadi bahkan sering membuat senyam - senyum sendiri. Jadi menggelitik dalam artian sudut pandang ku di blogger.
Semalam aku ditanya adikku saat mengerjakan soal latihan ujian bahasa indonesia tentang arti "keruh" yang ada di bait puisi nomor sekian puluh. aku baca baik-baik ada 5 pilihan yang membingungkan. Antara A & C.
tiba-tiba aku berceloteh : Kalau dari sudut pandangku bisa jadi antara dua itu. Tapi karena puisi siapapun bebas berimajinasi bahkan menggunakan kata dan makna yang terkadang tak bisa ditebak atau kita justru bersebrangan menanggapi sebuah kata-kata yang indah. Sudut pandang mereka dalam berpuisi itu bebas hingga menganak sungai.
Adiku langsung merespon ucapanku. Ketika sang guru pernah mengirimkan sebuah artikel ke sebuah koran ternama di kotaku. ternyata berhasil diterima bahkan di pasang terpampang begitu jelas. Entah judulnya apa, aku lupa padahal baru semalam #desig%#%#%# gak mutu banget nih daya ingat.Udah pentium zaman pentium 4, aku ketinggalan layaknya pentium dua.
Pokoknya yang ku ingat judulnya ada kata TUHAN gitu.
Tiba-tiba sang guru yang sedang asyik mengajar dipanggil kepala sekolah dan menghadap. Setelah selesai menghadap ia mungkin hanya bisa terdiam. Lalu menceritakannya kepada anak -anak didiknya.
Bahwa ia telah dimarahi / ditegur sang kepala sekolah. Karena sang kepala sekolah mendapat teguran dari sebuah yayasan. Entah yayasan siapa sehingga harus menyampaikan langsung kepada si penulis.
Menurut sang guru. Karya sastra itu bebas namun tak sebebas berkoar layaknya tak punya etika. Ia meyakini kalau tulisannya juga berdasarkan fakta dan pemahamannya. Ia tak menjelaskan apa yang membuatnya dimarahi di mana dan kata apa yang harus digaris bawahi mengenai artikel itu.
Kadang penafsiran orang berbeda-beda ketika melihat dan membaca bahkan mendengar. Karena itu sering terjadi yang namanya salah paham. Seperti ambigu rasanya ketika salah penafsiran dari sudut pandang berbeda-beda.
Ya, aku pernah membaca artikel tentang sebuah Karya Sastra yang tak bisa lepas dari unsur dimensi kemanusiaan. karena memang segala sesuatunya tidak jauh dari kehidupan manusia sehari-hari dan kejadian-kejadian nyata yang ada di sekitar masyarakat.
namun ada juga dengan mata hati berkeliaran menelusuri samudra yang tak mungkin bisa dicapai seolah imajinasi melayang-layang tinggi bak meteor yang bertempur sangat miris... hihi... *^*^*$%
Seperti aku...
Puisi ku
jangan dihina
atau di puja
bahkan dimaki
layaknya aki-aki yang tak punya harga diri
setiap hari bisanya mencaci diri
karena sudah termakan hati
hidup bukan sebuah klimak pencapaian jati diri
namun lika-liku yang harus dihadapi
jangan bermain api
jika tak mau dihantui
namun apa daya
listrik padam semua buram dan bagai misteri
aw gelap aku sendiri
Stop jangan mencari mati
ini aku yang sudah tak terlihat dalam gelap sepi.
Yang mau berkarya sastra aku sih memilih saran untuk semuanya,, hehe sok keminter tahu sastra sesungguhnya jua gak. hehe lebeh dikit yah!
saudara-saudara sekalian.. jangan membuat sebuah tulisan sampah yang akan ditolak oleh sebuah redaksi. Ketika anda memiliki mimpi raihlah rebutlah, gapailah, apa yang sudah tertangkap dalam sinyal peneranganmu.
Menulis yang baik adalah bisa mencapai pada pikiran dan hati terbuka. yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Bukan sekedar membaca atau membuat tulisan cinta yang tak ada hikmahnya hanya berujung penyesalan dan terlupakan jadi basi begitu saja.
Tapi sesuatu yang "greget" dan ngena sesuai anjuran dokter.
Dokter amatiran,,, kwkkwwk...
eITZ belajar menulis itu tidak susah selagi ada usaha, usahakan menulis dari hati yang paling dalam. Seperti menulis puisi atau buku diary. Disaat marah, cemburu, sakit hati. Tuangkanlah dalam diary hitam diatas putih atau pinky diatas biru tua... hihi... pasti ada rasa semangat yang menyelinap dan menjadi sandaran hatimu.
Semangat.... berkarya sob ^_^
eh dapat award dari kawan sebelah si akang Rio ngasih dengan baik hati. Aku ambil awardnya dengan senang hati. Walaupun sebenarnya gak mau soalnya ngeberatin isi kekekek...
Yang mau awardnya bagi 7 orang pertama yang mengomentari postinganku hiihhi.. klo gak mau ya gak maksa.. sekilasnya bu..
kedip dikit ah...
Salam silaturahmi...
Annur El Kareem
hemm... <---komenan ga bermutu..haha :Pv
BalasHapushehehe... nih aku komen biar dapet award, hehe
BalasHapusfolbek ya. slm kenal
catatantahupetis.blogspot.com
asiikk,dapet award!!selamat yaa :)
BalasHapusmakin sukses blognya..
followed..hope u folback me :) tengs
mmmmm, sumpah kok aku g paham ya
BalasHapus@astian & Riyan : terimakash sudah mau ambil award
BalasHapus@helman ;gak paham ya sudah.. gak maksa buat dipahami...
@awaludin : hemm... anda yg berkoemnt bukan saia..
salam kenal...^_^
BalasHapuswoow puisinya susah dimngerti
BalasHapusyang saya tau cuma jangan bermnain api jika tidak mau di hantui
hahahaha
btw, setuju sob, menulis itu tidak trlalu sulit hanya saja trgantung pada diri kitanya
btw selamat ya sob dapaet award
awardnya sama dengan award yang igin saya kasih ...
sepertinya sobat tidak memerlukan award dari blog saya lagi