dan pagi itu saya berolah raga di sebuah stadion oleh raga di tengah-tengah kota Semarang, yang cukup ramai dan nyaman.
setelah berlari kecil beberapa kali mengelilingi lapangan perhatian saya tersedot oleh sekelompok klub joging dan senam sehat yang berjumlah sekitar 50 orang yang kebanyakan manusia manula...
Ada
Benar saja, klub jogging dan senam sehat itu sedang merayakan pesta ulang tahun salah satau anggotanya. Yang menarik adalah bahwa pemimpin klub tersebut memandu doa para anggotanya dengan awalan doa seperti ini :
“SAUDARA-SAUDARA MARI KITA BERDUA UNTUK TEMAN KITA YANG BERULANG TAHUN DENGAN MENYEBUT ATAS BAPA DAN PUTRA ROH KUDUS.”
Padahal diantara anggota klub itu ada yang muslim.
Sambil meneruskan lari kecil lagi, saya terus dan terus berfikir. Betapa mereka telah berani dan terang-terangan merendahkan Allah SWT. Dengan mengangkat sekutu Bagi-NYA.
Betapa mereka telah dengan bangga menunjukkan kemusyrikannya di depan anggotanya yang muslim. Dan betapa mereka tidak malu dan tidak sungkan mempraktekan di depan umum agama musyriknya, bahkan dengan pengeras suara, dan bahkan di depan kalangan muslim sekalipun.
Saya jadi merenung, betapa umat islam dewasa ini ketika berhadapan dengan mereka yang musyrik itu, untuk mengucap salam saja sebagai identitas muslim, rasanya lidak agak kelu. Sehingga harus diatmbahi atau diganti denagn “SALAM SEJAHTERA”.
Betapa umat islam dewasa ini ketika berhadapan dengan mereka untuk tiba-tiba kaku, sehingga harus diganti dengan Tuhan, padahal Allah adalah Allah.
Dan betapa umat islam dewasa ini ketika berhadapan dengan mereka, untuk berkata benar, berkata sesuai dnegan tuntunan agamanya, bahkan berzikir, bertasbih apalagi berdakwah di depan mereka, tidak ada nyali melakukannya.
Atas nama toleransi atas namA PERDAMAIAN, ATAS NAMA TENGGANG RASA, UMAT ISLAM MULAI TERJANGKIT RASA MINDER. UMAT ISLAM MULAI TAKUT UNTUK MENUNJUKKAN JATI DIRI AGAMANYA YANG BENAR, YANG AGUNG.
Padahal tanpa keberanian untuk menunjukkan jati diri muslim, kita akan terjajah oleh kekuatan kita sendiri. Dan padahal kekuatan dakwah islam itu justru terletak kepada keberanian uamtnya untuk berkata ISLAM, Berbuat ISLAM, dan berfikir iSLAM, di depan siapapun dan dimanapun serta kapanpun.
sudah saatnya umat islam terbebas dari kungkungan rasa mindernya, sudah saatnya setiap muslim berani dan bangga dengan keselamtannya dan atribut-atributnya.
ups ana Lupa :
DI AMBIL DARI BUKU QONSIS
oleh UST. M BOGI
agamaku agamaku
BalasHapusagamamu agamamu.
jangan dicampur adukkan.
setuju sama postingan ini
wah pertamax nih...
BalasHapusHOREEE HOREEE...
heheheheheeeeee
salam sahabat
BalasHapuslakum dinukum waliyadin....ehm postingannya bagus mengajak kita untuk lebih percaya diri dengan agama Rahmatan lil 'alamin thnxs n good luck ya
salam sahabat salam kenal juga
BalasHapusgood article thanks
BalasHapuspede aja lagi.......
BalasHapusOke setuju denganmu :)
BalasHapusItulah keteguhan iman...di mana seorang muslim harus bisa dan dapat meletakkan posisinya sebagaimana mestinya....walaupun itu harus melanggar etika pergaulan....setuju banget dengan kisahnya...mengapa mrk gak kabuuuurrrr dulu, begitu selesai doa nya baru deh gabung lagi...
BalasHapusOsi: hihi iya bener2.. kabuUUUUUUUURRRRRR... hehhehe
BalasHapus^_^
BalasHapusIslam dienul Haq!
Chan punya kisah cinta.. kunjungi yaks..
http://amierchan.com/
Tulisan yang menarik Chom
BalasHapusMengapa harus minder ya?
Alhamdulillah saya tidak minder
saya juga kadang masih minder kok
BalasHapusRasanya kalo minder itu terlalu berlebihan..
BalasHapusSaya malah heran kalo ada yang merasa demikian.
kalau berhusnudzon sedikit seh mungkin si pemimpin doa ga tau kalau ada yang muslim ato juga dia fanatik banget ama doanya
BalasHapus'lakum dinukum waliyadin'
BalasHapusmakasih sdh siingatkan kembali.. :)
Assalamu'alaikum..
BalasHapusMinder??
kayaknya ga perlu deh mbak. Krn kita punya identitas diri. Punya jati diri dan itulah kita. Apapun itu, apalagi soal akidah. Harus fanatik donk..Salam kenal ya..
artikelnya bagus... subhanallah... inspiratif...
BalasHapuslakum dinukum waliyadin (untukku agamaku, untukmu agamamu)... setuja juga dengan artikelmu ukhti..
dulu saya juga tremasuk orang yang minderrrr tapi sekarang udah enggak lagi
BalasHapusBerkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
salam blogger
:D
untuk renungan
BalasHapus:)
aq bingung deh,, ini kak amatullah bukan c?
BalasHapusMmm.. Bukankah kita memang ga boleh mengucapkan salam ala islam kepada org non islam. Salam assalamualaikum wbr kan memang diperuntukan bg sesama islam,bkn buat non islam.
BalasHapusSelebihnya,setuju ma dikau bu. Tenggang rasa bukan berarti kita merendahkan martabat agama sendiri
assalamualaikum bukannya artinya salam sejahter dalam bahasa Arab... hehehehehe...... kalo aku sih jujur aja aku seorang Kristen, tapi aku juga mencintai kalian dengan tulus teman2 muslimku... apapun dan bagaimanpun kalian akan berkata tentang agama... mau disebut musyrik atau kafir atau apapun aku tetap cinta kalian hehehehehehe... Buat aku, yang tau kebenaran adalah Tuhan sendiri. Kita hanya punya pengetahuan dan iman. Dan menurut aku, aku nggak boleh menjudge iman siapa yang lebih benar.
BalasHapusPenghakiman bukan milik manusia.... Hanya bisa bertenggang rasa, dan saling menghormati...
i love you....
Ninneta
bagiku agamaku, dan bagimu agamamu.
BalasHapustapi kita tetap harus saling menghargai dan menghormati apa yang telah menjedi pilihan hidup masing- masing orang,,
salam knal mb..
saya follow sekalian,,^^
Minder da obtnya g c?
BalasHapusbiar gak minder agi?
hehehhehe
Hmm
BalasHapus*introspeksi diri*
wah makasih yah atas pencerahannya :D
BalasHapusKenapa harus minder dan kenapa harus malu menunjukkan jati diri kita sebagai seorang muslim dan muslimah. Umat islam memang harus lebih waspada dan berhati-hati di zaman sekarang ini, bila gak kuat iman, bisa-bisa jadi ikut arus.
BalasHapusaku hanya memposting itu untuk kt smw agar jgn pernha merasa Merendahkan diri kt terutama agma so jujur jau emang pernah minder waktu dilihtin orang NOn muslim PAS jln sama orang non muslim. tapi justru aku merasa gak pya identitas....
BalasHapusjgn malu mnjukkan siapa kt sbnrnya......
berpeganglah pada Al Qur'an & Hadits Rasulullah SAW, pasti selamat dunia akhirat & tidak akan goyah pada apapun juga. 'lakum dinukum waliyadin'
BalasHapusSeorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)
salam kenal sobat,,sepertinya saya pertama ke sini...artikelnya bagus sob..
BalasHapuspabila berkenan main ke blog saya ya..sekedar menambah sahabat
Ya,begitulah trik kristenisasi yang banyak terjadi di dunia ini....
BalasHapusKita harus tetap teguh terhadap agama kita sendiri,,,,
Ga bole minder,apalagi masalah yang menyangkut kebaikan dan juga akhirat...
Lam kenal yah sist...((:
wah sepertinya telat untuk dtang kesini hehe..
BalasHapusartikelnya luar biasa salut...
benar seperti yang ami bilang kenapa harus minder, selaku umat beragama tentu kita wajib saling hormat menghormati, Allah punya perhitungan terhadap ap yg dilakukan umatnya..
sukses buat ami!