Menjaga Lisan, bukan diam




Diam itu emas, tapi kalau diam itu emas lalu kita akan diam terus? Kapan bisa beramal ilmu?
Ilmu yang didapat memang sedikit tapi bisa diamalkan sedikit kan jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. 
Jadi meskipun ilmu sedikit itu sebaiknya dialirkan bak air mengalir dari hulu ke hilir, biar tidak menggenang dan keruh yang airnya malah ditampung sendiri. 
Kalau paham sedikit tapi yang diucapkan sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah, siapa yang mau menyalahkan? Ilmu tinggi tapi tak berkoar diamalkan juga percuma. Mau Beramal ilmu nunggunya tinggi?
mmm… memimiliki batas ya? 
Banyak mendengarkan, mengamati dan mampu mengamalkan karena ilmu selalu berhubungan dengan 3 hal. 
  1. AMAL
  2. DAKWAH 
  3. SABAR

Dan kita wajib mengetahui 4 masalah :
1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-NYa dan mengenal Islam berdasarkan dalil-dalil
2. Amal ialah menrapkan ilmu ini
3. Dakwah ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini
4. Sabar ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dan menuntut ilmu, mengamalkannya dan berdakwah kepadanya.


Saya fikir akan menjadi emas bila kita bisa bicara pada porsinya.  lebih dari emas intan, mutiara ah iya mutiara yang terbaik mahal susah didapat pula. 
Lisan terjaga untuk beramal ilmu seperti di vedio ini, aku terkesan sekali dan merasa bahagia menjadi seorang muslimah.




Sumber gambar google



Diam itu emas, tapi kalau diam itu emas lalu kita akan diam terus? Kapan bisa beramal ilmu?
Ilmu yang didapat memang sedikit tapi bisa diamalkan sedikit kan jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. 
Jadi meskipun ilmu sedikit itu sebaiknya dialirkan bak air mengalir dari hulu ke hilir, biar tidak menggenang dan keruh yang airnya malah ditampung sendiri. 
Kalau paham sedikit tapi yang diucapkan sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah, siapa yang mau menyalahkan? Ilmu tinggi tapi tak berkoar diamalkan juga percuma. Mau Beramal ilmu nunggunya tinggi?
mmm… memimiliki batas ya? 
Banyak mendengarkan, mengamati dan mampu mengamalkan karena ilmu selalu berhubungan dengan 3 hal. 
  1. AMAL
  2. DAKWAH 
  3. SABAR

Dan kita wajib mengetahui 4 masalah :
1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-NYa dan mengenal Islam berdasarkan dalil-dalil
2. Amal ialah menrapkan ilmu ini
3. Dakwah ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini
4. Sabar ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dan menuntut ilmu, mengamalkannya dan berdakwah kepadanya.


Saya fikir akan menjadi emas bila kita bisa bicara pada porsinya.  lebih dari emas intan, mutiara ah iya mutiara yang terbaik mahal susah didapat pula. 
Lisan terjaga untuk beramal ilmu seperti di vedio ini, aku terkesan sekali dan merasa bahagia menjadi seorang muslimah.




Sumber gambar google

Kosmetik Hati



Jadikanlah wajah tulus dan kebaikan, maka kita tidak perlu membeli bedak seumur hidup untuk membuat wajah cantik.
Jadikanlah bibir tersenyum bahagia, maka kita tidak perlu membeli sepotong lipstik untuk membuat bibir indah.
Jadikanlah mata yang selalu menatap bersahabat, maka kita tidak perlu membeli pewarna atau penebal alis.
Dan kabar baiknya, bahkan saat sudah keriput, tidak tertolong lagi oleh kosmetik fisik, maka kita justeru semakin menawan dengan kosmetik hati.*Tere Liye


 “Memang benar wanita shalihah itu bagaikan mutiara. Tidak mudah didapatkan seperti wanita kebanyakan yang diibaratkan kerikil. Mutiara itu tersimpan di dasar lautan yang dalam, bahkan terlindungi oleh cangkangnya. Mutiara asli ini didapatnya ya tidak mudah. Kita juga harus menyelam di dasar lautan terdalam untuk menemukannya” #cuplikan percakapan novelku yang tak tahu kapan terbitnya. eh lagi nunggu keputusan he....


Jadikanlah wajah tulus dan kebaikan, maka kita tidak perlu membeli bedak seumur hidup untuk membuat wajah cantik.
Jadikanlah bibir tersenyum bahagia, maka kita tidak perlu membeli sepotong lipstik untuk membuat bibir indah.
Jadikanlah mata yang selalu menatap bersahabat, maka kita tidak perlu membeli pewarna atau penebal alis.
Dan kabar baiknya, bahkan saat sudah keriput, tidak tertolong lagi oleh kosmetik fisik, maka kita justeru semakin menawan dengan kosmetik hati.*Tere Liye


 “Memang benar wanita shalihah itu bagaikan mutiara. Tidak mudah didapatkan seperti wanita kebanyakan yang diibaratkan kerikil. Mutiara itu tersimpan di dasar lautan yang dalam, bahkan terlindungi oleh cangkangnya. Mutiara asli ini didapatnya ya tidak mudah. Kita juga harus menyelam di dasar lautan terdalam untuk menemukannya” #cuplikan percakapan novelku yang tak tahu kapan terbitnya. eh lagi nunggu keputusan he....

Suka Cita Handphone Pertamaku

Pertama kali pegang HP itu rasanya, jadi KEPO. Tahun 2008 menjelang kelulusan sudah semester 2. Jari-jemariku rasanya penasaran sekali ingin pencat sana pencet sini. Maklum, lihat teman-teman punya HP itu bikin iri. Tapi sadar diri, aku baru bisa punya HP sendiripun bekas milik abangku pula. Entahlah, perasaanku benar-benar tak percaya. Kelas 3 SMA, tingkat sekolah akhir yang harus kulalui membuatku benar-benar ingin memiliki HP. Tapi ya sadar dirilah, aku mau minta siapa? Bisa sekolah saja bersyukur, dapat uluran tangan kanan kiri lewat abang-abangku. 
HP mungil perdana 
Hp pertama itu SIEMENS A55. Waduh HP ini benar-benar kecil dan super nyebelin. Bukan karena senang punya HP tapi terpaksa nerima barang bekas. Butuh buat komunikasi tanya tentang PR dan sebagainya. 
Tapi modusnya, jaman ABABIL itu aku masih suka ngerjain kakak kelas. Hahaha.. modus banget kan?
Parahnya aku sampai keblinger dengan keadaan ini, dan move on karena HPku diiket pake ISOLASI. Hah, sudah bekas pake tambal-tambal pula? Gubrak.

Eitz… tapi bergunanya adalah temanku masih ada yang suka pinjem HPku, pinjem HP alias minta pulsa kwkwkwkwk… coba lihat gadget Hp temenku yang keren-keren, pulsanya kosong. Masa mintanya sama anak baru punya HP? Ckckckck… bekas pula. :) saya Cuma batin “aneh”

Tapi mereka gak ada yang menghina kok, ya teman sekelasku kan orangnya baik-baik semua, persaudaraan duh, jadi kangen mereka…. Hikz…

Tapi sayang seribu sayang, Hpku dituker sama yang lebih bagus meski bekas sama nokia 2300 sama abangku yang satunya lagi. Eh malah dipake selama-lamanya, parahnya dijual uangnya dipake sendiri. 
Kupikir bakalan jadi milikku karena ada radionya yang bisa dengerin kuis tengah malam. Oh,hoho.. maklum anak SMA nunggu keluluran labilnya minta ampun.
Kesel, dongkol heleh….

Sampai akhirnya aku lulus SMA cari kerjaan kecil-kecilan di toko tapi gajiku gak cukup buat beli HP, terpaksalah pakai HP Nokia 5110 milik abangku yang gak kepakai. 
Duh, bayangin jaman sudah modern semua orang sudah pakai HP yang keren. Aku masih ketinggalan jaman. Ya, mau bagaimana lagi aku emang gak butuh HP saat itu. Temen kalau ngobrol kadang lewat Facebook.

HP gede, berat tapi bikin gemes.
HP NOKIA 5110 ini batreinya sudah lemah sangat. Punya sejarah mengesankan dan memalukan sih.
Aku pergi ke Semarang buat interview kerja sama temanku, cari penginapan kecil tidur bertiga bareng tante temanku. Parahnya temenku keterima dan aku gagal. Kesel, nyesek saat kutahu harus menunggu sampai sore. Gak layau. Masa dipabrik banyak para lelaki begini aku nungguin kayak anak kehilangan induknya. Diajaklah sama teman kenalan untuk ke kos-kosannya yang jaraknya astaghfirullah jauh pisan. Naik-naik ke puncak gunung deh pokoknya. Meski Cuma sekali naik bus.

Kepikiran dan berharap temanku Inta gak diterima biar senasib, jiah jahatnya dakuh. Aku di sana Cuma duduk di atas kasur sambil nonton TV tanyangan ON THE SPOT. Waktu itu acaranya siang hari pembawa acaranya gadis cantik Thalita Latief.

Eh, HPku benar-benar kehabisan batrei, untung di kos-kosanan teman baru ada charger Nokia yang cucok. Bahagianya, awalnya mau meringis lega. Tapi malah meringis gundah gula! Parah HPku gak mau ngecas. Lama-lama teman baruku ini memperhatikan aku dan mungkin kesal ngumpat dalam hati juga, kalau cahrgernya dipaksain masuk ke HPku. Lagi dan lagi bunyi berontak.
Gagal ndak connect iki! 

“Ndak usah dipaksa, nanti chargernya malah rusak lho!” ucapnya pelan dengan logat jawa khas asli anak Tuban Jateng.

Hiks, nangis dalam hati. “Iya mbak, sudah kulepas” 

Sambil melepasnya dengan berat hati, aku merasa akan tamat riwayatku jika harus menunggu balasan dari Inta.

Tepat jam 3 sore, aku lekas diantar dengan motor menuju trotoar, sambil menunggu bus yang akan menghantarkanku pada tempat semula, aku celingukan sendirian.
Dan setelah naik bus, tidak lega begitu saja, karena aku takut nyasar. Ketar-ketir, badanku kecil mungil begini sendirian dijalan besar. Meski umurku udah diatas 17 tahun. Ckckckk… aku pindah posisi duduk di sebelah mbak-mbak berkerudung putih.
Inta sms tapi saat mau membalas Hpku mati, oalah bunyi terus ngedropnya..tut…tut..tut. Sekeliling mata manusia di dalam bus memperhatikanku, dengan bunyi keras Hp ngedrop aku seperti dimata-matai bak seorang penjahat. Aku gak berani keluarin HP, apalagi ngintip ke dalam tas ransel hitam gede. Pokoke nesu.
Alloh, Help me. 

Sabar…sabar yah Inta, jangan pulang dulu aku ndak tahu arah jalan pulang kepenginapanku semalam.
Parah, ada kampanye partai dengan kaos berwarna serba merah. Tahulah partai apa, bikin macet, perjalananku yang seharusnya kurang dari 20 menit itu malah melebihi batas 30 menit. Aduh, situasi jantungku seperti mau copot dari wadahnya. 
Saya siap berdiri memperhatikan sisi kanan jalan. Siapa tahu saya masih ingat pabriknya, jadi bisa berhenti tepat sasaran.

“Om, kiri! Om kiri!!” Teriaku agak terlambat. 

Anak kecil bersama seorang ibu menatapku terus. Entahlah apa yang dilihat dari tubuhku, sejak awal turun menuju kos-kosan sudah dipelotitin sama anak-anak gak kenal entah perempuan maupun laki-laki. 
Waduh, kelewat batas parah sepatuku juga lepes biki jari-jari kaki sakit semua.

Akhirnya aku berlari seperti menaiki gunung lagi. Napas lega sambil terengah-engah. Rupanya Inta menunggu sambil berdiri seorang diri.

“tadinya aku mau pulang dulu, kalau kamu emang gak ke sini”

Huh, menarik napas lega. Akhirnya, beruntunglah meski HP jadulnya mati… ada hikmahnya Allah masih menolongku dalam kesempitan. 

Hari itu kapok pakai HP jadul itu lagi…. Dan endingnya gak pegang hp sampai akhirnya kubisa beli sendiri dengan hasil uang kerja. 

Selamat tinggal HP lama yang sudah tak tersisa alias sudah laku dijual dari tangan ke tangan.

Tulisan ini diikut sertakan dalam GIVEAWAY CERITA HAPE PERTAMA!


Pertama kali pegang HP itu rasanya, jadi KEPO. Tahun 2008 menjelang kelulusan sudah semester 2. Jari-jemariku rasanya penasaran sekali ingin pencat sana pencet sini. Maklum, lihat teman-teman punya HP itu bikin iri. Tapi sadar diri, aku baru bisa punya HP sendiripun bekas milik abangku pula. Entahlah, perasaanku benar-benar tak percaya. Kelas 3 SMA, tingkat sekolah akhir yang harus kulalui membuatku benar-benar ingin memiliki HP. Tapi ya sadar dirilah, aku mau minta siapa? Bisa sekolah saja bersyukur, dapat uluran tangan kanan kiri lewat abang-abangku. 
HP mungil perdana 
Hp pertama itu SIEMENS A55. Waduh HP ini benar-benar kecil dan super nyebelin. Bukan karena senang punya HP tapi terpaksa nerima barang bekas. Butuh buat komunikasi tanya tentang PR dan sebagainya. 
Tapi modusnya, jaman ABABIL itu aku masih suka ngerjain kakak kelas. Hahaha.. modus banget kan?
Parahnya aku sampai keblinger dengan keadaan ini, dan move on karena HPku diiket pake ISOLASI. Hah, sudah bekas pake tambal-tambal pula? Gubrak.

Eitz… tapi bergunanya adalah temanku masih ada yang suka pinjem HPku, pinjem HP alias minta pulsa kwkwkwkwk… coba lihat gadget Hp temenku yang keren-keren, pulsanya kosong. Masa mintanya sama anak baru punya HP? Ckckckck… bekas pula. :) saya Cuma batin “aneh”

Tapi mereka gak ada yang menghina kok, ya teman sekelasku kan orangnya baik-baik semua, persaudaraan duh, jadi kangen mereka…. Hikz…

Tapi sayang seribu sayang, Hpku dituker sama yang lebih bagus meski bekas sama nokia 2300 sama abangku yang satunya lagi. Eh malah dipake selama-lamanya, parahnya dijual uangnya dipake sendiri. 
Kupikir bakalan jadi milikku karena ada radionya yang bisa dengerin kuis tengah malam. Oh,hoho.. maklum anak SMA nunggu keluluran labilnya minta ampun.
Kesel, dongkol heleh….

Sampai akhirnya aku lulus SMA cari kerjaan kecil-kecilan di toko tapi gajiku gak cukup buat beli HP, terpaksalah pakai HP Nokia 5110 milik abangku yang gak kepakai. 
Duh, bayangin jaman sudah modern semua orang sudah pakai HP yang keren. Aku masih ketinggalan jaman. Ya, mau bagaimana lagi aku emang gak butuh HP saat itu. Temen kalau ngobrol kadang lewat Facebook.

HP gede, berat tapi bikin gemes.
HP NOKIA 5110 ini batreinya sudah lemah sangat. Punya sejarah mengesankan dan memalukan sih.
Aku pergi ke Semarang buat interview kerja sama temanku, cari penginapan kecil tidur bertiga bareng tante temanku. Parahnya temenku keterima dan aku gagal. Kesel, nyesek saat kutahu harus menunggu sampai sore. Gak layau. Masa dipabrik banyak para lelaki begini aku nungguin kayak anak kehilangan induknya. Diajaklah sama teman kenalan untuk ke kos-kosannya yang jaraknya astaghfirullah jauh pisan. Naik-naik ke puncak gunung deh pokoknya. Meski Cuma sekali naik bus.

Kepikiran dan berharap temanku Inta gak diterima biar senasib, jiah jahatnya dakuh. Aku di sana Cuma duduk di atas kasur sambil nonton TV tanyangan ON THE SPOT. Waktu itu acaranya siang hari pembawa acaranya gadis cantik Thalita Latief.

Eh, HPku benar-benar kehabisan batrei, untung di kos-kosanan teman baru ada charger Nokia yang cucok. Bahagianya, awalnya mau meringis lega. Tapi malah meringis gundah gula! Parah HPku gak mau ngecas. Lama-lama teman baruku ini memperhatikan aku dan mungkin kesal ngumpat dalam hati juga, kalau cahrgernya dipaksain masuk ke HPku. Lagi dan lagi bunyi berontak.
Gagal ndak connect iki! 

“Ndak usah dipaksa, nanti chargernya malah rusak lho!” ucapnya pelan dengan logat jawa khas asli anak Tuban Jateng.

Hiks, nangis dalam hati. “Iya mbak, sudah kulepas” 

Sambil melepasnya dengan berat hati, aku merasa akan tamat riwayatku jika harus menunggu balasan dari Inta.

Tepat jam 3 sore, aku lekas diantar dengan motor menuju trotoar, sambil menunggu bus yang akan menghantarkanku pada tempat semula, aku celingukan sendirian.
Dan setelah naik bus, tidak lega begitu saja, karena aku takut nyasar. Ketar-ketir, badanku kecil mungil begini sendirian dijalan besar. Meski umurku udah diatas 17 tahun. Ckckckk… aku pindah posisi duduk di sebelah mbak-mbak berkerudung putih.
Inta sms tapi saat mau membalas Hpku mati, oalah bunyi terus ngedropnya..tut…tut..tut. Sekeliling mata manusia di dalam bus memperhatikanku, dengan bunyi keras Hp ngedrop aku seperti dimata-matai bak seorang penjahat. Aku gak berani keluarin HP, apalagi ngintip ke dalam tas ransel hitam gede. Pokoke nesu.
Alloh, Help me. 

Sabar…sabar yah Inta, jangan pulang dulu aku ndak tahu arah jalan pulang kepenginapanku semalam.
Parah, ada kampanye partai dengan kaos berwarna serba merah. Tahulah partai apa, bikin macet, perjalananku yang seharusnya kurang dari 20 menit itu malah melebihi batas 30 menit. Aduh, situasi jantungku seperti mau copot dari wadahnya. 
Saya siap berdiri memperhatikan sisi kanan jalan. Siapa tahu saya masih ingat pabriknya, jadi bisa berhenti tepat sasaran.

“Om, kiri! Om kiri!!” Teriaku agak terlambat. 

Anak kecil bersama seorang ibu menatapku terus. Entahlah apa yang dilihat dari tubuhku, sejak awal turun menuju kos-kosan sudah dipelotitin sama anak-anak gak kenal entah perempuan maupun laki-laki. 
Waduh, kelewat batas parah sepatuku juga lepes biki jari-jari kaki sakit semua.

Akhirnya aku berlari seperti menaiki gunung lagi. Napas lega sambil terengah-engah. Rupanya Inta menunggu sambil berdiri seorang diri.

“tadinya aku mau pulang dulu, kalau kamu emang gak ke sini”

Huh, menarik napas lega. Akhirnya, beruntunglah meski HP jadulnya mati… ada hikmahnya Allah masih menolongku dalam kesempitan. 

Hari itu kapok pakai HP jadul itu lagi…. Dan endingnya gak pegang hp sampai akhirnya kubisa beli sendiri dengan hasil uang kerja. 

Selamat tinggal HP lama yang sudah tak tersisa alias sudah laku dijual dari tangan ke tangan.

Tulisan ini diikut sertakan dalam GIVEAWAY CERITA HAPE PERTAMA!


Tenang, sayang

Wahai sekalian manusia, bersikaplah tenang karena kebaikan tidak datang dari sikap tergesa-gesa (HR. Bukhari No. 1671)


Kurasa tenang, tapi apa daya, sudah terlihat ceroboh. Kupikir niatanku benar. Tapi karena aku tergesa-gesa berakhirlah situasi genting.
Belum lama ini aku seperti disadarkan kembali pada masa lalu. Meski ada yang mengatakan masa lalu biarlah berlalu, masa kini biarlah melaju dengan senang hati.
Ya, benar jika masa lalu yang berlalu harus menghilang. Tapi tidak mungkin menghilang dari ingatan kita. Apalagi masa lalu yang menghadirkan sebuah pembelajaran besar. Tentang arti kehidupan, tentang sebuah rasa penyesalan yang sering kali terungkap lewat lamunan bahkan kesendirian disaat semua masalah justru membaru dimasa kini.

Sepintas aku kehilangan masa kecilku, bukankah aku merasa tidak baik?
Ah, sudahlah bukankah harus ikhlas? Ya, tapi jika aku duduk terdiam sendiri mengintip masa laluku. Bukankah harusnya aku menjadi lebih baik? Bukankah yang sekarang harusnya tertata baik?
Lidah boleh bicara sesuatu. Tapi perbuatanlah yang menghantarkan kita pada masa kini.
Tentang tindak tandukku yang ceroboh mengambil keputusan! Ya, aku merasa pernah salah langkah bahkan sampai sekarang masih menyesali meski dijalani. Tentang pekerjaan yang tak move on. OOchh..Memilukan saja, tapi kuanggap ini sebuah keikhlasan dan penghargaan. 
Meski kusadar, aku jauh dari sebuah silaturahim. Rasanya, aku ingin merengkuh masa-masa dulu. Tapi bukan dengan mereka yang menyesatkan jalan ketidakadilan. 
Aku juga berpikir, untuk menuju perjalanan panjang tidak harus tergesa-gesa. Tapi merasa istikharoh dan tenang itu perlu. Tapi jangan dengarkan kata hati sendiri, bisa jadi keputusan kita adalah yang terlalu tergesa-gesa oleh bisikan syeitan. 


Kutipan hari ini :
 Kenanglah masa lalu yang membuatmu bangkit, bukan membuatmu semakin sakit! Annur Karimah. 


#MOVE ON, JALAN KEBAIKAN 

Wahai sekalian manusia, bersikaplah tenang karena kebaikan tidak datang dari sikap tergesa-gesa (HR. Bukhari No. 1671)


Kurasa tenang, tapi apa daya, sudah terlihat ceroboh. Kupikir niatanku benar. Tapi karena aku tergesa-gesa berakhirlah situasi genting.
Belum lama ini aku seperti disadarkan kembali pada masa lalu. Meski ada yang mengatakan masa lalu biarlah berlalu, masa kini biarlah melaju dengan senang hati.
Ya, benar jika masa lalu yang berlalu harus menghilang. Tapi tidak mungkin menghilang dari ingatan kita. Apalagi masa lalu yang menghadirkan sebuah pembelajaran besar. Tentang arti kehidupan, tentang sebuah rasa penyesalan yang sering kali terungkap lewat lamunan bahkan kesendirian disaat semua masalah justru membaru dimasa kini.

Sepintas aku kehilangan masa kecilku, bukankah aku merasa tidak baik?
Ah, sudahlah bukankah harus ikhlas? Ya, tapi jika aku duduk terdiam sendiri mengintip masa laluku. Bukankah harusnya aku menjadi lebih baik? Bukankah yang sekarang harusnya tertata baik?
Lidah boleh bicara sesuatu. Tapi perbuatanlah yang menghantarkan kita pada masa kini.
Tentang tindak tandukku yang ceroboh mengambil keputusan! Ya, aku merasa pernah salah langkah bahkan sampai sekarang masih menyesali meski dijalani. Tentang pekerjaan yang tak move on. OOchh..Memilukan saja, tapi kuanggap ini sebuah keikhlasan dan penghargaan. 
Meski kusadar, aku jauh dari sebuah silaturahim. Rasanya, aku ingin merengkuh masa-masa dulu. Tapi bukan dengan mereka yang menyesatkan jalan ketidakadilan. 
Aku juga berpikir, untuk menuju perjalanan panjang tidak harus tergesa-gesa. Tapi merasa istikharoh dan tenang itu perlu. Tapi jangan dengarkan kata hati sendiri, bisa jadi keputusan kita adalah yang terlalu tergesa-gesa oleh bisikan syeitan. 


Kutipan hari ini :
 Kenanglah masa lalu yang membuatmu bangkit, bukan membuatmu semakin sakit! Annur Karimah. 


#MOVE ON, JALAN KEBAIKAN 

Bulan Rajab tidak ada amalan khusus

Bismillahirrohmanirrohim. 
Lama tak mampir ke lapak saya sendiri. hem...
Kemarin baca status teman Facebook membahas atau share tentang bulan Rajab. 

Gak masalah kalau memang kurang pemahaman bulan Rajab, tapi sebaiknya kita cari bukti yang kuat sebelum share. 
Jika sebagai seorang teman, pasti inginnya memperbaiki dan meluruskan pemahaman yang salah.
Eh, pas lihat komentarnya waduh. Galak banget nih uztad. Saya gak tahu sih uztad siapa?

Tapi si uztad udah kayak kebakaran jenggot.
Teman-teman bisa lihat sendiri, tanggapannya bagaimana jika ada orang bertanya tentang status hadist yang kita share, hadistnya dhoif gak? 
eh malah dijawab dengan marah-marah.
Kan tinggal dijawab saja, cara halus. setahu saya uztad yang berpengalaman juga akan bijak dalam menanggapi ini. Eh malah disuruh ketemuan!

Mungkin biasa ya, orang komentar saling salah paham. Saya tergelitik saja bacanya, ingin share dan memberi masukkan terbaik. Agar kita hati-hati jangan gampang emosi jika ada pertanyaan baik atau menyudutkan.

Uztad kan guru, ditiru lan digugu.

Yuk, mari kita kaji sebentar

Mengkhususkan Berpuasa di Bulan Rajab

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

”Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum muslimin. Bahkan yang terdapat dalam hadits yang shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Dan beliau dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban, jika hal ini dibandingkan dengan bulan Ramadhan.

Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan hadits yang seluruhnya lemah (dho’if) bahkan maudhu’ (palsu). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta.” (Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291)

Bahkan telah dicontohkan oleh para sahabat bahwa mereka melarang berpuasa pada seluruh hari bulan Rajab karena ditakutkan akan sama dengan puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh ’Umar bin Khottob. Ketika bulan Rajab, ’Umar pernah memaksa seseorang untuk makan (tidak berpuasa), lalu beliau katakan,

”Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan.” (Riwayat ini dibawakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 25/290 dan beliau mengatakannya shahih. Begitu pula riwayat ini dikatakan bahwa sanadnya shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Adapun perintah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam untuk berpuasa di bulan-bulan haram yaitu bulan Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, maka ini adalah perintah untuk berpuasa pada empat bulan tersebut dan beliau tidak mengkhususkan untuk berpuasa pada bulan Rajab saja. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 25/291)

Imam Ahmad mengatakan, ”Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada bulan Rajab) satu atau dua hari.” Imam Asy Syafi’i mengatakan, ”Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.” Beliau berdalil dengan hadits ’Aisyah yaitu ’Aisyah tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. (Latho-if Ma’arif, 215)

Ringkasnya, berpuasa penuh di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga point berikut.

  1. Jika dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya sama seperti puasa Ramadhan.
  2. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sebagaimana sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi amalan yang wajib).
  3. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’ Al Hawliyah, 235-236
Perayaan Isro’ Mi’roj

Sebelum kita menilai apakah merayakan Isro’ Mi’roj ada tuntunan dalam agama ini ataukah tidak, perlu kita tinjau terlebih dahulu, apakah Isro’ Mi’roj betul terjadi pada bulan Rajab?

Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih pendapat kapan terjadinya Isro’ Mi’roj. Ada ulama yang mengatakan pada bulan Rajab. Ada pula yang mengatakan pada bulan Ramadhan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Tidak ada dalil yang tegas yang menyatakan terjadinya Isro’ Mi’roj pada bulan tertentu atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, tidak ada yang bisa menegaskan waktu pastinya.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Telah diriwayatkan bahwa di bulan Rajab ada kejadian-kejadian yang luar biasa. Namun sebenarnya riwayat tentang hal tersebut tidak ada satu pun yang shahih. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada awal malam bulan tersebut. Ada pula yang menyatakan bahwa beliau diutus pada 27 Rajab. Ada pula yang mengatakan bahwa itu terjadi pada 25 Rajab. Namun itu semua tidaklah shahih.”

Abu Syamah mengatakan, ”Sebagian orang menceritakan bahwa Isro’ Mi’roj terjadi di bulan Rajab. Namun para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perowi hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 274)

Setelah kita mengetahui bahwa penetapan Isro’ Mi’roj sendiri masih diperselisihkan, lalu bagaimanakah hukum merayakannya?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Tidak dikenal dari seorang dari ulama kaum muslimin yang menjadikan malam Isro’ memiliki keutamaan dari malam lainnya, lebih-lebih dari malam Lailatul Qadr. Begitu pula para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan malam Isro’ untuk perayaan-perayaan tertentu dan mereka pun tidak menyebutkannya. Oleh karena itu, tidak diketahui tanggal pasti dari malam Isro’ tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

Begitu pula Syaikhul Islam mengatakan,

“Adapun melaksanakan perayaan tertentu selain dari hari raya yang disyari’atkan (yaitu idul fithri dan idul adha, pen) seperti perayaan pada sebagian malam dari bulan Rabi’ul Awwal (yang disebut dengan malam Maulid Nabi), perayaan pada sebagian malam Rojab (perayaan Isro’ Mi’roj), hari ke-8 Dzulhijjah, awal Jum’at dari bulan Rojab atau perayaan hari ke-8 Syawal -yang dinamakan orang yang sok pintar (alias bodoh) dengan Idul Abror (ketupat lebaran)-; ini semua adalah bid’ah yang tidak dianjurkan oleh para salaf (sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini) dan mereka juga tidak pernah melaksanakannya.” (Majmu’ Fatawa, 25/298)

Ibnul Haaj mengatakan, ”Di antara ajaran yang tidak ada tuntunan yang diada-adakan di bulan Rajab adalah perayaan malam Isro’ Mi’roj pada tanggal 27 Rajab.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 275)

Catatan penting:

Banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin sebuah riwayat dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan, ”Ketika tiba bulan Rajab, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam biasa mengucapkan,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ

”Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban wa ballignaa Romadhon [Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan].” Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam musnadnya, Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum wal Lailah. Namun perlu diketahui bahwa hadits ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) karena di dalamnya ada perowi yang bernama Zaidah bin Abi Ar Ruqod. Zaidah adalah munkarul hadits (banyak keliru dalam meriwayatkan hadits) sehingga hadits ini termasuk hadits dho’if. Hadits ini dikatakan dho’if (lemah) oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218), Syaikh Al Albani dalam tahqiq Misykatul Mashobih (1369), dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad.

Demikian pembahasan kami mengenai amalan-amalan di bulan Rajab dan beberapa amalan yang keliru yang dilakukan di bulan tersebut. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah kepada kaum muslimin. Semoga Allah menunjuki kita ke jalan kebenaran.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Allahumma sholli ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Muhammad Abduh Tuasikal]

Kalau ingin lebih penasaran lagi, cari di sini http://yufid.com/ 
CARI KATA KUNCINYA, insya Allah terjawab sesuai dengan ajaran Rosul, jauh dari bid'ah.

sumber : http://buletin.muslim.or.id/fiqih/amalan-di-bulan-rajab



Mampir ke sini juga silahkan https://plus.google.com/+FelixSiauw1453/posts/YEEjzanGYqY

klik gambar lalu di zoom, akan terlihat dengan jelas. Insya Allah

Bismillahirrohmanirrohim. 
Lama tak mampir ke lapak saya sendiri. hem...
Kemarin baca status teman Facebook membahas atau share tentang bulan Rajab. 

Gak masalah kalau memang kurang pemahaman bulan Rajab, tapi sebaiknya kita cari bukti yang kuat sebelum share. 
Jika sebagai seorang teman, pasti inginnya memperbaiki dan meluruskan pemahaman yang salah.
Eh, pas lihat komentarnya waduh. Galak banget nih uztad. Saya gak tahu sih uztad siapa?

Tapi si uztad udah kayak kebakaran jenggot.
Teman-teman bisa lihat sendiri, tanggapannya bagaimana jika ada orang bertanya tentang status hadist yang kita share, hadistnya dhoif gak? 
eh malah dijawab dengan marah-marah.
Kan tinggal dijawab saja, cara halus. setahu saya uztad yang berpengalaman juga akan bijak dalam menanggapi ini. Eh malah disuruh ketemuan!

Mungkin biasa ya, orang komentar saling salah paham. Saya tergelitik saja bacanya, ingin share dan memberi masukkan terbaik. Agar kita hati-hati jangan gampang emosi jika ada pertanyaan baik atau menyudutkan.

Uztad kan guru, ditiru lan digugu.

Yuk, mari kita kaji sebentar

Mengkhususkan Berpuasa di Bulan Rajab

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

”Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Sya’ban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beri’tikaf pada waktu tersebut, maka tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat mengenai hal ini. Juga hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum muslimin. Bahkan yang terdapat dalam hadits yang shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa banyak berpuasa di bulan Sya’ban. Dan beliau dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban, jika hal ini dibandingkan dengan bulan Ramadhan.

Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan hadits yang seluruhnya lemah (dho’if) bahkan maudhu’ (palsu). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-hadits ini sebagai sandaran. Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah hadits yang maudhu’ (palsu) dan dusta.” (Majmu’ Al Fatawa, 25/290-291)

Bahkan telah dicontohkan oleh para sahabat bahwa mereka melarang berpuasa pada seluruh hari bulan Rajab karena ditakutkan akan sama dengan puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh ’Umar bin Khottob. Ketika bulan Rajab, ’Umar pernah memaksa seseorang untuk makan (tidak berpuasa), lalu beliau katakan,

”Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan.” (Riwayat ini dibawakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 25/290 dan beliau mengatakannya shahih. Begitu pula riwayat ini dikatakan bahwa sanadnya shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Adapun perintah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam untuk berpuasa di bulan-bulan haram yaitu bulan Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, maka ini adalah perintah untuk berpuasa pada empat bulan tersebut dan beliau tidak mengkhususkan untuk berpuasa pada bulan Rajab saja. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 25/291)

Imam Ahmad mengatakan, ”Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada bulan Rajab) satu atau dua hari.” Imam Asy Syafi’i mengatakan, ”Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.” Beliau berdalil dengan hadits ’Aisyah yaitu ’Aisyah tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. (Latho-if Ma’arif, 215)

Ringkasnya, berpuasa penuh di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga point berikut.

  1. Jika dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya sehingga orang-orang awam dapat menganggapnya sama seperti puasa Ramadhan.
  2. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sebagaimana sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi amalan yang wajib).
  3. Jika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits wal Bida’, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida’ Al Hawliyah, 235-236
Perayaan Isro’ Mi’roj

Sebelum kita menilai apakah merayakan Isro’ Mi’roj ada tuntunan dalam agama ini ataukah tidak, perlu kita tinjau terlebih dahulu, apakah Isro’ Mi’roj betul terjadi pada bulan Rajab?

Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih pendapat kapan terjadinya Isro’ Mi’roj. Ada ulama yang mengatakan pada bulan Rajab. Ada pula yang mengatakan pada bulan Ramadhan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Tidak ada dalil yang tegas yang menyatakan terjadinya Isro’ Mi’roj pada bulan tertentu atau sepuluh hari tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini, tidak ada yang bisa menegaskan waktu pastinya.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

Ibnu Rajab mengatakan, ”Telah diriwayatkan bahwa di bulan Rajab ada kejadian-kejadian yang luar biasa. Namun sebenarnya riwayat tentang hal tersebut tidak ada satu pun yang shahih. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada awal malam bulan tersebut. Ada pula yang menyatakan bahwa beliau diutus pada 27 Rajab. Ada pula yang mengatakan bahwa itu terjadi pada 25 Rajab. Namun itu semua tidaklah shahih.”

Abu Syamah mengatakan, ”Sebagian orang menceritakan bahwa Isro’ Mi’roj terjadi di bulan Rajab. Namun para pakar Jarh wa Ta’dil (pengkritik perowi hadits) menyatakan bahwa klaim tersebut adalah suatu kedustaan.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 274)

Setelah kita mengetahui bahwa penetapan Isro’ Mi’roj sendiri masih diperselisihkan, lalu bagaimanakah hukum merayakannya?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Tidak dikenal dari seorang dari ulama kaum muslimin yang menjadikan malam Isro’ memiliki keutamaan dari malam lainnya, lebih-lebih dari malam Lailatul Qadr. Begitu pula para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik tidak pernah mengkhususkan malam Isro’ untuk perayaan-perayaan tertentu dan mereka pun tidak menyebutkannya. Oleh karena itu, tidak diketahui tanggal pasti dari malam Isro’ tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 1/54)

Begitu pula Syaikhul Islam mengatakan,

“Adapun melaksanakan perayaan tertentu selain dari hari raya yang disyari’atkan (yaitu idul fithri dan idul adha, pen) seperti perayaan pada sebagian malam dari bulan Rabi’ul Awwal (yang disebut dengan malam Maulid Nabi), perayaan pada sebagian malam Rojab (perayaan Isro’ Mi’roj), hari ke-8 Dzulhijjah, awal Jum’at dari bulan Rojab atau perayaan hari ke-8 Syawal -yang dinamakan orang yang sok pintar (alias bodoh) dengan Idul Abror (ketupat lebaran)-; ini semua adalah bid’ah yang tidak dianjurkan oleh para salaf (sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini) dan mereka juga tidak pernah melaksanakannya.” (Majmu’ Fatawa, 25/298)

Ibnul Haaj mengatakan, ”Di antara ajaran yang tidak ada tuntunan yang diada-adakan di bulan Rajab adalah perayaan malam Isro’ Mi’roj pada tanggal 27 Rajab.” (Al Bida’ Al Hawliyah, 275)

Catatan penting:

Banyak tersebar di tengah-tengah kaum muslimin sebuah riwayat dari Anas bin Malik. Beliau mengatakan, ”Ketika tiba bulan Rajab, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam biasa mengucapkan,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ

”Allahumma baarik lanaa fii Rojab wa Sya’ban wa ballignaa Romadhon [Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan].” Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam musnadnya, Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum wal Lailah. Namun perlu diketahui bahwa hadits ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) karena di dalamnya ada perowi yang bernama Zaidah bin Abi Ar Ruqod. Zaidah adalah munkarul hadits (banyak keliru dalam meriwayatkan hadits) sehingga hadits ini termasuk hadits dho’if. Hadits ini dikatakan dho’if (lemah) oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218), Syaikh Al Albani dalam tahqiq Misykatul Mashobih (1369), dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad.

Demikian pembahasan kami mengenai amalan-amalan di bulan Rajab dan beberapa amalan yang keliru yang dilakukan di bulan tersebut. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah kepada kaum muslimin. Semoga Allah menunjuki kita ke jalan kebenaran.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Allahumma sholli ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Muhammad Abduh Tuasikal]

Kalau ingin lebih penasaran lagi, cari di sini http://yufid.com/ 
CARI KATA KUNCINYA, insya Allah terjawab sesuai dengan ajaran Rosul, jauh dari bid'ah.

sumber : http://buletin.muslim.or.id/fiqih/amalan-di-bulan-rajab



Mampir ke sini juga silahkan https://plus.google.com/+FelixSiauw1453/posts/YEEjzanGYqY

klik gambar lalu di zoom, akan terlihat dengan jelas. Insya Allah

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template