Etika Tertawa


Jangan terlalu banyak tawa
Karena tawa bisa mencederai akalnya
Jangan terlalu banyak tawa
Bisa-bisa pendek akalnya


Akhir-akhir ini saya sangat resah dengan media televisi. Bagaimana tidak? Saat anak-anak kecil sudah mulai mengenali gadget canggih, saat dunia sudah modern. Televisi tanah air kita malah diserang tayangan tak bermanfaat. Bahkan yang menjadi ditakutkan oleh saya adalah ketika penontonnya adalah para pelajar. Entahlah hiburan seperti apa yang sedang digalakkan. Sayangnya sikap kita seakan terlalu biasa saja terhadap tayangan seperti ini. 
Apalagi jika ada wanita tertawa "NGAKAK" Duh, aku risih. Meski begitu aku pernah melakukannya. Tapi ketika mendengar orang lain begitu rasanya miris. Jadi intropeksi diri dulu hingga akhirnya tersadar. setiap yang terbaik bagi umatNya pasti ada aturannya. 


Hukum Tertawa Sudah ada dan pasti di Islam selalu diatur dari hal terkecil apapun. 

Pengertian dan Jenis Tertawa

Jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan tertawa menurut kamus bahasa Arab:

  1. Tabassum (tersenyum): Yaitu tingkatan dibawah tertawa dan merupakan tertawa yang paling baik.
  2. Tertawa terbahak-bahak (Antagha)
  3. Tertawa yang apabila ditampakkan berupa dengungan (Alkhanna wal khaniinan).
  4. Tertawa terbahak-bahak yang paling buruk (Thaikhun thaikhun).
  5. Tertawa yang melengking (Atthahthahatun)
  6. Tertawa yang lebih dari tersenyum (Alhanuufu). Sebagian orang Arab menkhusukkan yang satu ini dengan tertawanya para wanita.


Secara Ibadah
• Merupakan sedekah.
• Memberi kesan berseri dan optimis.
• Penawar bagi rohani, obat bagi jiwa dan ketenangan bagi sanubari yang lelah setelah berusaha dan bekerja   (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Tanda kemurahan hati, isyarat bagi suatu temperamen yang mantap, tanda bagi murninya suatu tujuan (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Menunjukkan kebahagiaan.

Tertawanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam


  1. Berupa senyuman yang menarik.
  2. Tidak tertawa, kecuali apabila berhubungan dengan kebenaran.
  3. Tidak berlebihan dalam tertawanya hingga tubuhnya bergoyang atau hingga tubuhnya miring atau hingga terlihatlah langit-langit mulut beliau.
  4. Bukan berupa hal yang sia-sia atau permainan semata atau hanya sekedar pengisi waktu lengang semata.


Adab/Etika

a. Meneladani Nabi dalam senyuman dan tawa beliau.

Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata: ”Rasulullah apabila (ada sesuatu yang membuatnya) senang (maka) wajah beliau akan bersinar seolah-olah wajah beliau sepenggal rembulan.“ (HR Al-Bukhari kitab al-Maghaazi bab Hadiits Ka’ab bin Malik (no. 4418), al-Fat-h (VIII/142))

b. Tidak tertawa untuk mengejek, mengolok, mencela dan sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

c. Tidak memperbanyak tertawa.
“Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (Hadits shahih, Shahiibul Jaami’ (no.7435))

d. Tidak menjadikannya sebagai sebuah profesi seperti halnya saat ini.

”Celakalah bagi orang-orang yang bercakap-cakap dengan suatu perkataan untuk membuat sekelompok orang tertawa (dengan perkataan tersebut), sedang ia berbohong dalam percakapannya itu, celakalah baginya dan celakalah baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi kitab az-Zuhd bab Man Takallama bi Kalimatin Yudh-hiku bihan Naas (no. 2315), telah di hasankan oleh Syaikh al-Albani dengan nomor yang sama, terbitan Baitul Afkar ad-Dauliyah)

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bahwa maknanya adalah apabila seseorang berbicara dengan suatu pembicaraan yang benar untuk membuat orang lain tertawa, hukumnya adalah boleh.
Al-Ghazali berkata, ”Jika demikian, haruslah sesuai dengan canda Rasulullah, tidak dilakukan kecuali dengan benar, tidak menyakiti hati dan tidak pula berlebih-lebihan.”

e. Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras.

”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617))
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, ”Yaitu, tidaklah aku melihat beliau berkumpul dalam hal tertawa, di mana beliau tertawa dengan sempurna dan suka akan hal tersebut secara keseluruhan.”

Berdusta saat bercanda. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Rasullullah pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dari hadist tersebut di atas sudah sangat jelas. "CELAKALAH...CELAKAH. Masih Kurang paham? Tanyakan pada hati kita masing-masing!


diambil dari beberapa sumber. 

Jangan terlalu banyak tawa
Karena tawa bisa mencederai akalnya
Jangan terlalu banyak tawa
Bisa-bisa pendek akalnya


Akhir-akhir ini saya sangat resah dengan media televisi. Bagaimana tidak? Saat anak-anak kecil sudah mulai mengenali gadget canggih, saat dunia sudah modern. Televisi tanah air kita malah diserang tayangan tak bermanfaat. Bahkan yang menjadi ditakutkan oleh saya adalah ketika penontonnya adalah para pelajar. Entahlah hiburan seperti apa yang sedang digalakkan. Sayangnya sikap kita seakan terlalu biasa saja terhadap tayangan seperti ini. 
Apalagi jika ada wanita tertawa "NGAKAK" Duh, aku risih. Meski begitu aku pernah melakukannya. Tapi ketika mendengar orang lain begitu rasanya miris. Jadi intropeksi diri dulu hingga akhirnya tersadar. setiap yang terbaik bagi umatNya pasti ada aturannya. 


Hukum Tertawa Sudah ada dan pasti di Islam selalu diatur dari hal terkecil apapun. 

Pengertian dan Jenis Tertawa

Jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan tertawa menurut kamus bahasa Arab:

  1. Tabassum (tersenyum): Yaitu tingkatan dibawah tertawa dan merupakan tertawa yang paling baik.
  2. Tertawa terbahak-bahak (Antagha)
  3. Tertawa yang apabila ditampakkan berupa dengungan (Alkhanna wal khaniinan).
  4. Tertawa terbahak-bahak yang paling buruk (Thaikhun thaikhun).
  5. Tertawa yang melengking (Atthahthahatun)
  6. Tertawa yang lebih dari tersenyum (Alhanuufu). Sebagian orang Arab menkhusukkan yang satu ini dengan tertawanya para wanita.


Secara Ibadah
• Merupakan sedekah.
• Memberi kesan berseri dan optimis.
• Penawar bagi rohani, obat bagi jiwa dan ketenangan bagi sanubari yang lelah setelah berusaha dan bekerja   (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Tanda kemurahan hati, isyarat bagi suatu temperamen yang mantap, tanda bagi murninya suatu tujuan (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Menunjukkan kebahagiaan.

Tertawanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam


  1. Berupa senyuman yang menarik.
  2. Tidak tertawa, kecuali apabila berhubungan dengan kebenaran.
  3. Tidak berlebihan dalam tertawanya hingga tubuhnya bergoyang atau hingga tubuhnya miring atau hingga terlihatlah langit-langit mulut beliau.
  4. Bukan berupa hal yang sia-sia atau permainan semata atau hanya sekedar pengisi waktu lengang semata.


Adab/Etika

a. Meneladani Nabi dalam senyuman dan tawa beliau.

Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata: ”Rasulullah apabila (ada sesuatu yang membuatnya) senang (maka) wajah beliau akan bersinar seolah-olah wajah beliau sepenggal rembulan.“ (HR Al-Bukhari kitab al-Maghaazi bab Hadiits Ka’ab bin Malik (no. 4418), al-Fat-h (VIII/142))

b. Tidak tertawa untuk mengejek, mengolok, mencela dan sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

c. Tidak memperbanyak tertawa.
“Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (Hadits shahih, Shahiibul Jaami’ (no.7435))

d. Tidak menjadikannya sebagai sebuah profesi seperti halnya saat ini.

”Celakalah bagi orang-orang yang bercakap-cakap dengan suatu perkataan untuk membuat sekelompok orang tertawa (dengan perkataan tersebut), sedang ia berbohong dalam percakapannya itu, celakalah baginya dan celakalah baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi kitab az-Zuhd bab Man Takallama bi Kalimatin Yudh-hiku bihan Naas (no. 2315), telah di hasankan oleh Syaikh al-Albani dengan nomor yang sama, terbitan Baitul Afkar ad-Dauliyah)

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bahwa maknanya adalah apabila seseorang berbicara dengan suatu pembicaraan yang benar untuk membuat orang lain tertawa, hukumnya adalah boleh.
Al-Ghazali berkata, ”Jika demikian, haruslah sesuai dengan canda Rasulullah, tidak dilakukan kecuali dengan benar, tidak menyakiti hati dan tidak pula berlebih-lebihan.”

e. Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras.

”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617))
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, ”Yaitu, tidaklah aku melihat beliau berkumpul dalam hal tertawa, di mana beliau tertawa dengan sempurna dan suka akan hal tersebut secara keseluruhan.”

Berdusta saat bercanda. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Rasullullah pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dari hadist tersebut di atas sudah sangat jelas. "CELAKALAH...CELAKAH. Masih Kurang paham? Tanyakan pada hati kita masing-masing!


diambil dari beberapa sumber. 

Yang Terlupa


Larangan Mengatakan : "Aku Telah Lupa Ayat Ini dan Ini"



Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

بِئْسَ مَا لِأَحَدِهِمْ يَقُوْلُ : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Sungguh buruk orang yang berkata : Aku lupa ayat ini dan ini. Namun sebenarnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Al-Bukhari no. 5039 dan Muslim no. 791].

Masih dari Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ’anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لا يَقُلْ أَحَدُكُم : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Janganlah seseorang dari kamu mengatakan : ‘Aku lupa ayat ini’. Karena sesungguhnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Muslim no. 790 dan 229].


Kandungan Hadits :
  1. Larangan mengatakan : “Aku lupa ayat ini dan ini”. Perkataan tersebut mengesankan ketidakpeduliannya terhadap Al-Qur’an. Sebab, biasanya lupa itu terjadi karena tidak mengulang-ulanginya atau karena sering melalaikannya. Andaikata rutin membacanya dan mengulang-ulangnya dalam shalat niscaya hafalannya akan awet dan ia akan mudah mengingatnya. Perkataan seseorang: “Aku lupa ayat ini”; merupakan persaksian atas kelalaian dirinya.
  2. Boleh mengatakan : “Aku dibuat lupa ayat ini dan ini atau aku dibuat terlupa ayat ini dan ini”. Yakni Allahlah yang membuatnya lupa. Dan ini merupakan penyandaran perbuatan tersebut kepada Allah yang telah menciptakannya.
  3. Kita harus selalu mengulang-ulangi Al-Qur’an dan memelihara hafalannya serta selalu mengingat-ingatnya. Karena hafalan Al-Qur’an itu lebih cepat hilangnya dari dada kita dari unta yang terlepas dari ikatannya.



Sumber : Abu Jauza

Larangan Mengatakan : "Aku Telah Lupa Ayat Ini dan Ini"



Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

بِئْسَ مَا لِأَحَدِهِمْ يَقُوْلُ : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Sungguh buruk orang yang berkata : Aku lupa ayat ini dan ini. Namun sebenarnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Al-Bukhari no. 5039 dan Muslim no. 791].

Masih dari Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ’anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لا يَقُلْ أَحَدُكُم : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Janganlah seseorang dari kamu mengatakan : ‘Aku lupa ayat ini’. Karena sesungguhnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Muslim no. 790 dan 229].


Kandungan Hadits :
  1. Larangan mengatakan : “Aku lupa ayat ini dan ini”. Perkataan tersebut mengesankan ketidakpeduliannya terhadap Al-Qur’an. Sebab, biasanya lupa itu terjadi karena tidak mengulang-ulanginya atau karena sering melalaikannya. Andaikata rutin membacanya dan mengulang-ulangnya dalam shalat niscaya hafalannya akan awet dan ia akan mudah mengingatnya. Perkataan seseorang: “Aku lupa ayat ini”; merupakan persaksian atas kelalaian dirinya.
  2. Boleh mengatakan : “Aku dibuat lupa ayat ini dan ini atau aku dibuat terlupa ayat ini dan ini”. Yakni Allahlah yang membuatnya lupa. Dan ini merupakan penyandaran perbuatan tersebut kepada Allah yang telah menciptakannya.
  3. Kita harus selalu mengulang-ulangi Al-Qur’an dan memelihara hafalannya serta selalu mengingat-ingatnya. Karena hafalan Al-Qur’an itu lebih cepat hilangnya dari dada kita dari unta yang terlepas dari ikatannya.



Sumber : Abu Jauza

8 HARAPAN HIDUP

Langit masih memayungi, 
Semesta masih berzikir
lantas aku haruskah berlari?
padahal harapanku harusnya terpikir


8 Harapan hidup kita terletak pada doa / sholat kita setiap kali kita duduk diantara dua sujud. 

1. Rabbighfirli - Tuhan ampunilah aku
2. Warhamni - Sayangilah aku
3. Wajburni - Cukupilah kekuranganku
4. Warfa'ni - Tinggikanlah derajatku
5. Warzuqni - Berikanlah aku rezeki
6. Wahdini - Berikanlah aku petunjuk
7. Wa'afini - Sehatkanlah aku
8. Wa'fu'anni - Maafkanlah aku

Pernahkah tersadari oleh kita semua betapa indahnya saat kita tahu kita sedang memohon, bukan cepat-cepat menyelesaikan sholat kita. 
Terkadang yang terbesit dibenak kita adalah yang penting doa. Cepat itu lebih baik. Padahal kita tahu 8 harapan hidup kita ada pada duduk diantara dua sujud. 
Coba saja, saat kita tahu memperlama duduk kita. Kita renungi kita benar-benar membaca sambil menghayati artinya. Disinilah tempat terindah kita. Kita memohon doa dengan lengkap. 

Di antara sunah yang banyak ditinggalkan adalah ‘memperlama duduk di antara dua sujud’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang memperlama duduk di antara dua sujud, sampai makmum mengatakan, ‘Beliau lupa.’ (H.R. Bukhari)

Ibnul Qayyim mengatakan, “Sunah semacam ini ditinggalkan banyak orang setalah berakhirnya zaman para sahabat.” (Zadul Ma’ad, 1/230)
Setiap sholat kadang kita tidak menyadari hal ini.  Bukan sekedar menyadari tapi menghayati. 
Dengan kesadaran kita, akan menikmati sholat duduk diantara dua sujud. 
Jadi, sudahkah sholat kita selama ini benar?

Sama halnya jika kita menghafal Al-quran tanpa dikaji bukan sekedar mengaji nanti jadinya tak afdol, hati masih kurang bisa berpikir. Tapi Allah masih memberikan kita pikiran untuk berpikir mencari ilmu dan menambah ilmu.

Bahwasanya kita tidak boleh bercepat-cepat dalam sholat dan sombong. Jangan pernah merasa sok suci. Karena Allah Maha Tahu siapa yang suci. Wallahu’alam.
Maaf tidak bisa menulis banyak-banyak rangkaian tentang duduk diantara dua sujud dari point pertama. Saya telat mendengarkan kajian. 

Mari kita perlama duduk dua diantara sujud kita, kita renungi lagi. Biarlah sholat kita lama asal kita bisa tenang mengamalkan ibadah kita dengan baik. Ingat jangan merasa bangga dengan ibadah kita.
Ayo terbarkan kebaikan, sebarkan kebenaran. 

Wallahu'alam.


Langit masih memayungi, 
Semesta masih berzikir
lantas aku haruskah berlari?
padahal harapanku harusnya terpikir


8 Harapan hidup kita terletak pada doa / sholat kita setiap kali kita duduk diantara dua sujud. 

1. Rabbighfirli - Tuhan ampunilah aku
2. Warhamni - Sayangilah aku
3. Wajburni - Cukupilah kekuranganku
4. Warfa'ni - Tinggikanlah derajatku
5. Warzuqni - Berikanlah aku rezeki
6. Wahdini - Berikanlah aku petunjuk
7. Wa'afini - Sehatkanlah aku
8. Wa'fu'anni - Maafkanlah aku

Pernahkah tersadari oleh kita semua betapa indahnya saat kita tahu kita sedang memohon, bukan cepat-cepat menyelesaikan sholat kita. 
Terkadang yang terbesit dibenak kita adalah yang penting doa. Cepat itu lebih baik. Padahal kita tahu 8 harapan hidup kita ada pada duduk diantara dua sujud. 
Coba saja, saat kita tahu memperlama duduk kita. Kita renungi kita benar-benar membaca sambil menghayati artinya. Disinilah tempat terindah kita. Kita memohon doa dengan lengkap. 

Di antara sunah yang banyak ditinggalkan adalah ‘memperlama duduk di antara dua sujud’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang memperlama duduk di antara dua sujud, sampai makmum mengatakan, ‘Beliau lupa.’ (H.R. Bukhari)

Ibnul Qayyim mengatakan, “Sunah semacam ini ditinggalkan banyak orang setalah berakhirnya zaman para sahabat.” (Zadul Ma’ad, 1/230)
Setiap sholat kadang kita tidak menyadari hal ini.  Bukan sekedar menyadari tapi menghayati. 
Dengan kesadaran kita, akan menikmati sholat duduk diantara dua sujud. 
Jadi, sudahkah sholat kita selama ini benar?

Sama halnya jika kita menghafal Al-quran tanpa dikaji bukan sekedar mengaji nanti jadinya tak afdol, hati masih kurang bisa berpikir. Tapi Allah masih memberikan kita pikiran untuk berpikir mencari ilmu dan menambah ilmu.

Bahwasanya kita tidak boleh bercepat-cepat dalam sholat dan sombong. Jangan pernah merasa sok suci. Karena Allah Maha Tahu siapa yang suci. Wallahu’alam.
Maaf tidak bisa menulis banyak-banyak rangkaian tentang duduk diantara dua sujud dari point pertama. Saya telat mendengarkan kajian. 

Mari kita perlama duduk dua diantara sujud kita, kita renungi lagi. Biarlah sholat kita lama asal kita bisa tenang mengamalkan ibadah kita dengan baik. Ingat jangan merasa bangga dengan ibadah kita.
Ayo terbarkan kebaikan, sebarkan kebenaran. 

Wallahu'alam.


Doaku dalam hujan




Hujan menyibukkanmu untuk berdoa?

Dulu, kau hobi sekali makan ketika hujan. Tak ada makanan berarti seperti sedang kelaparan.
Hujan yang kini, hujan yang di sini
ku yakin harapanmu tak terbentur gelegar halilintar disana
dan takkan tersapu angin

Ku layak memuji rumput yang basah begitu bertahan hidup, seperti memuji diriku sendiri
karena ku tahu aku sadar akan doa terbaik di pertengahan hujan nopember

Maka bersyukurlah, untuk kesembuhan penyakit harimu dan hatimu

Karena aroma rinduk menjejak lebih berpijak pada riak yang dalam. 
’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”.


 Hujan adalah kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a.

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.”



Hujan menyibukkanmu untuk berdoa?

Dulu, kau hobi sekali makan ketika hujan. Tak ada makanan berarti seperti sedang kelaparan.
Hujan yang kini, hujan yang di sini
ku yakin harapanmu tak terbentur gelegar halilintar disana
dan takkan tersapu angin

Ku layak memuji rumput yang basah begitu bertahan hidup, seperti memuji diriku sendiri
karena ku tahu aku sadar akan doa terbaik di pertengahan hujan nopember

Maka bersyukurlah, untuk kesembuhan penyakit harimu dan hatimu

Karena aroma rinduk menjejak lebih berpijak pada riak yang dalam. 
’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”.


 Hujan adalah kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a.

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.”

ADAB-ADAB BERBUSANA


بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


CREDIT

1). Tidak berlebih-lebihan dalam berbusana

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Makan, minum, bersedekah dan berpakaianlah tanpa disertai dengan sikap berlebih-lebihan atau sikap sombong."

(HR.an-nasa'i dan ibnu majah dari jalur amru bin syu'aib. sanadnya hasan)

2). Do'a syar'i ketika mengenakan pakaian baru :

Diriwayatkan dari abu sa'id al-khudri radiyallahu 'anhu,ia berkata,

"Sesungguhnya apabila rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakai pakaian baru atau sorban baru, atau gamis baru atau kain baru, beliau mengucapkan asma Allah kemudian membaca :

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ انْتَ كَسَوْتَنِيْهِ أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَ خَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَ شَرِّ مَا صُنِع لَهُ

"Ya Allah,segala puji bagimu, engkaulah yang telah memberiku pakaian. aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan yang tlah ditetapkan atasnya. Aku berlindung kepadamu dari keburukannya dan keburukan yang telah ditetapkan atasnya. " (HR. abu dawud,at-tirmidzi,an-nasa'i )


3). Memulai dari yang sebelah kanan

Berdasarkan hadits 'aisyah radiyallahu 'anha, ia berkata :

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suka mendahulukan bagian kanan ketika memakai sandal, berhias dan bersuci serta dalam semua pekerjaannya."

4). Larangan terhadap wanita untuk melepaskan pakaiannya atau menyikap auratnya kecuali di rumah mahramnya
diriwayatkan dari 'aisyah radiyallahu 'anhu, ia berkata : 

"Tidaklah seorang wanita menanggalkan pakaiannya di luar rumah sendiri melainkan ia tlah merobek apa yg ada antara ia dan allah subhanahu wa ta'ala." (HR. abu dawud, at-tirmidzi,ibnu majah)

Semoga Allah menjadikan kita hambanya yang selalu bertakwa,selalu melaksanakan kewajibanNYA,dan memudahkan kita untuk menjauhi laranganNya dan kita bisa berkumpul disurgaNYA.

Aamiiin

****

Jadilah orang baik dan tutuplah aurat mu.

Sumber : Ummu Fahrian Ida. 




بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


CREDIT

1). Tidak berlebih-lebihan dalam berbusana

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Makan, minum, bersedekah dan berpakaianlah tanpa disertai dengan sikap berlebih-lebihan atau sikap sombong."

(HR.an-nasa'i dan ibnu majah dari jalur amru bin syu'aib. sanadnya hasan)

2). Do'a syar'i ketika mengenakan pakaian baru :

Diriwayatkan dari abu sa'id al-khudri radiyallahu 'anhu,ia berkata,

"Sesungguhnya apabila rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memakai pakaian baru atau sorban baru, atau gamis baru atau kain baru, beliau mengucapkan asma Allah kemudian membaca :

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ انْتَ كَسَوْتَنِيْهِ أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَ خَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَ شَرِّ مَا صُنِع لَهُ

"Ya Allah,segala puji bagimu, engkaulah yang telah memberiku pakaian. aku memohon kepadaMu kebaikannya dan kebaikan yang tlah ditetapkan atasnya. Aku berlindung kepadamu dari keburukannya dan keburukan yang telah ditetapkan atasnya. " (HR. abu dawud,at-tirmidzi,an-nasa'i )


3). Memulai dari yang sebelah kanan

Berdasarkan hadits 'aisyah radiyallahu 'anha, ia berkata :

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam suka mendahulukan bagian kanan ketika memakai sandal, berhias dan bersuci serta dalam semua pekerjaannya."

4). Larangan terhadap wanita untuk melepaskan pakaiannya atau menyikap auratnya kecuali di rumah mahramnya
diriwayatkan dari 'aisyah radiyallahu 'anhu, ia berkata : 

"Tidaklah seorang wanita menanggalkan pakaiannya di luar rumah sendiri melainkan ia tlah merobek apa yg ada antara ia dan allah subhanahu wa ta'ala." (HR. abu dawud, at-tirmidzi,ibnu majah)

Semoga Allah menjadikan kita hambanya yang selalu bertakwa,selalu melaksanakan kewajibanNYA,dan memudahkan kita untuk menjauhi laranganNya dan kita bisa berkumpul disurgaNYA.

Aamiiin

****

Jadilah orang baik dan tutuplah aurat mu.

Sumber : Ummu Fahrian Ida. 



Bulan Muharram, Antara Sunnah & yang menyelisihinya.



credit

Keutamaan:

1. Termasuk dari 4 bulan haram.
(Lihat QS.At-Taubah:36)
Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(Qs. at Taubah : 36)

2. Termasuk bulan yang mulia
(Lihat,HR.al-Bukhari,no.2958 dr Abu Bakrah).
Ketika haji wada’ Rasulallah bersabda : Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharram dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

3. Puasa di bulan Muharram lebih utama setelah Ramadhan (Lihat,HR.Muslim,no.1982), 

khususnya tgl 10 Muharram dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.(Lihat,HR.Muslim lainnya)

> Amalan Yang dianjurkan:

1. Tidak berbuat dzalim pada bulan ini,baik yang kecil maupun yang besar. 
     (Lihat,QS.At-Taubah:36 & HR.Muslim)

2. Puasa 10 Muharram (Asyura`). 

Nabi pernah ditanya ttg puasa di hari 'Asyura, maka beliau menjawab ,"Puasa itu bisa menghapuskan(dosa-dosa kecil) pada tahun sebelumnya."

“ Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurahman bahwa dia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan radiyallahhu anhuma pada hari asyura ketika tahun penyelenggaraan haji atas mimbar berkata : "Wahai penduduk Madinah, mana para 'Ulama kalian? Aku pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda : "Ini (10 Muharrom) adalah hari 'Asyuro dan Allah belum mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku sedang berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)

  • Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :

“Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746).
  • Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya ;

“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.” ( Muslim : 1134/2666)
  • Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).


  • Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :
  • ”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom” (Muslim No: 2755).


Disukai puasa ‘Asyura` disertai dengan Tasu’a (9 Muharram) untuk menyelisihi orang-orang Yahudi & Nashrani atau disertai dengan puasa tgl 11 Muharram. Atau yg lebih utama puasa tgl 9,10&11 Muharram.

credit

> Keyakinan&Amalan Yang Menyelisihi Sunnah:

  1. 1. Doa akhir tahun dibaca sesudah shalat ‘Ashar,&doa awal tahunnya dibaca sesudah shalat Maghrib (Hadits Palsu)
  2. Puasa akhir bulan Dzulhijjah &puasa awal Muharram (Hadits Palsu)
  3. Pencataan amalan sesorg ditutup pada bulan Muharram& barangsiapa yang mengingatkan akan terbebas dari neraka.(Tidak ada asal-usulnya dari Nabi)
  4. Saling ma’af & mema’afkan (Ma’af & mema’afkan kapan saja waktunya jika diperlukan)
  5. Shalat&dzikir-dzikir khusus, yang disebut dengan shalat ‘Asyura. (Hadits Palsu)
  6.  Bulan Muharram,bulan Anak Yatim (Hadits Palsu)
  7. Mandi Janabah,bercelak,memakai minyak rambut& mewarnai kuku & menyemir rambut karena meyakini ada keutamaan tertentu.(Hadits Palsu)
  8. Dan amalan-amalan yang lain yang tidak ada asal-susulnya dalam syari’at Islam.


> Peringatan: Nabi bersabda,

1. “Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja,maka hendaknya ia menempati tampat duduknya di Neraka.” (HR. al-Bukhari)

2. “Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal dirinya,maka amalan tersebut tertolak'."(HR.al-Bukhari&Muslim)

Maka berhati-hatilah..!! 

Semoga bermanfaat. 

Wallohu a’lam bishshowab

Berbagai sumber. 

Silahkan download kalender terbaru 1435 H
KLIK DISINI




credit

Keutamaan:

1. Termasuk dari 4 bulan haram.
(Lihat QS.At-Taubah:36)
Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(Qs. at Taubah : 36)

2. Termasuk bulan yang mulia
(Lihat,HR.al-Bukhari,no.2958 dr Abu Bakrah).
Ketika haji wada’ Rasulallah bersabda : Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharram dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).

3. Puasa di bulan Muharram lebih utama setelah Ramadhan (Lihat,HR.Muslim,no.1982), 

khususnya tgl 10 Muharram dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.(Lihat,HR.Muslim lainnya)

> Amalan Yang dianjurkan:

1. Tidak berbuat dzalim pada bulan ini,baik yang kecil maupun yang besar. 
     (Lihat,QS.At-Taubah:36 & HR.Muslim)

2. Puasa 10 Muharram (Asyura`). 

Nabi pernah ditanya ttg puasa di hari 'Asyura, maka beliau menjawab ,"Puasa itu bisa menghapuskan(dosa-dosa kecil) pada tahun sebelumnya."

“ Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurahman bahwa dia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan radiyallahhu anhuma pada hari asyura ketika tahun penyelenggaraan haji atas mimbar berkata : "Wahai penduduk Madinah, mana para 'Ulama kalian? Aku pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda : "Ini (10 Muharrom) adalah hari 'Asyuro dan Allah belum mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku sedang berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)

  • Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :

“Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746).
  • Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya ;

“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.” ( Muslim : 1134/2666)
  • Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).


  • Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :
  • ”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom” (Muslim No: 2755).


Disukai puasa ‘Asyura` disertai dengan Tasu’a (9 Muharram) untuk menyelisihi orang-orang Yahudi & Nashrani atau disertai dengan puasa tgl 11 Muharram. Atau yg lebih utama puasa tgl 9,10&11 Muharram.

credit

> Keyakinan&Amalan Yang Menyelisihi Sunnah:

  1. 1. Doa akhir tahun dibaca sesudah shalat ‘Ashar,&doa awal tahunnya dibaca sesudah shalat Maghrib (Hadits Palsu)
  2. Puasa akhir bulan Dzulhijjah &puasa awal Muharram (Hadits Palsu)
  3. Pencataan amalan sesorg ditutup pada bulan Muharram& barangsiapa yang mengingatkan akan terbebas dari neraka.(Tidak ada asal-usulnya dari Nabi)
  4. Saling ma’af & mema’afkan (Ma’af & mema’afkan kapan saja waktunya jika diperlukan)
  5. Shalat&dzikir-dzikir khusus, yang disebut dengan shalat ‘Asyura. (Hadits Palsu)
  6.  Bulan Muharram,bulan Anak Yatim (Hadits Palsu)
  7. Mandi Janabah,bercelak,memakai minyak rambut& mewarnai kuku & menyemir rambut karena meyakini ada keutamaan tertentu.(Hadits Palsu)
  8. Dan amalan-amalan yang lain yang tidak ada asal-susulnya dalam syari’at Islam.


> Peringatan: Nabi bersabda,

1. “Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja,maka hendaknya ia menempati tampat duduknya di Neraka.” (HR. al-Bukhari)

2. “Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal dirinya,maka amalan tersebut tertolak'."(HR.al-Bukhari&Muslim)

Maka berhati-hatilah..!! 

Semoga bermanfaat. 

Wallohu a’lam bishshowab

Berbagai sumber. 

Silahkan download kalender terbaru 1435 H
KLIK DISINI


Dialog Sepi

Masa lalu adalah kenangan
Masa depan adalah bayangan
Masa kini adalah hari ini

Lalu ku menujumu
Memintamu membutuhkanku
Aku sedang menunggu
Dan mencari dirimu, waktu.


credit

Waktu ini bulan November masehi
Aku masih tak perlu menengahi kemarin dan esok yang masih belum diintip waktu
Yang ku lakukan adalah perbaikan diri hari ini! Sekarang!

Biasanya aku mengejar mimpi
Memutuskan sendiri tanpa menengok senyuman hambar bak belati

Dan hari ini mengejar jati diri dengan memperbaiki diri
Memberikan amalan-amalan berarti untukku sendiri
Bahkan orang lain itupun merasakan yang sama
Membuka lembaran baru, menunggu hujan bernyanyi

Berterima kasih pada dialog sepi siang ini
Ku pilih doaku membahana terdengar di langit tertinggi

Semoga bulan ini penuh kejutan tentang semuanya
Yang baik-baik saja. Doamu jangan terlalu tinggi
Dan hati-hati, nanti kau harus siap jika Tuhan sudah mengabulkan doamu wahai jiwa
seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis lalu cepat terbang kian kemari dengan warna indah dan menarik.

Bukankah begitu hari ini?
Ar Raqiib Allah Maha Mengawasi 

Masa lalu adalah kenangan
Masa depan adalah bayangan
Masa kini adalah hari ini

Lalu ku menujumu
Memintamu membutuhkanku
Aku sedang menunggu
Dan mencari dirimu, waktu.


credit

Waktu ini bulan November masehi
Aku masih tak perlu menengahi kemarin dan esok yang masih belum diintip waktu
Yang ku lakukan adalah perbaikan diri hari ini! Sekarang!

Biasanya aku mengejar mimpi
Memutuskan sendiri tanpa menengok senyuman hambar bak belati

Dan hari ini mengejar jati diri dengan memperbaiki diri
Memberikan amalan-amalan berarti untukku sendiri
Bahkan orang lain itupun merasakan yang sama
Membuka lembaran baru, menunggu hujan bernyanyi

Berterima kasih pada dialog sepi siang ini
Ku pilih doaku membahana terdengar di langit tertinggi

Semoga bulan ini penuh kejutan tentang semuanya
Yang baik-baik saja. Doamu jangan terlalu tinggi
Dan hati-hati, nanti kau harus siap jika Tuhan sudah mengabulkan doamu wahai jiwa
seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis lalu cepat terbang kian kemari dengan warna indah dan menarik.

Bukankah begitu hari ini?
Ar Raqiib Allah Maha Mengawasi 

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template