Ucapan-Ucapan Ringan Nan Bermakna

Ucapan-Ucapan Ringan Nan Bermakna
sumber disini LINK

1. Jika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari hartanya, maka hendaklah ia mengatakan :

ما شاء الله لا قوة إلا بالله

“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” 
[Lihat surah al Kahfi : 39]

Ini adalah yang diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan dari hartanya. Dengan kalimat tersebut engkau mengingatkan dirimu dan orang lain bahwa bahwa nikmat dan kebaikan yang ada di dalamnya, berasal dari Allah, dan agar tidak menipu dirinya sendiri serta menyangka bahwa dialah yang memberikan kebaikan tersebut pada dirinya sendiri. 

Berkata Al-Imaam Al Qurthuubiy rahimahullah :

لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ" أي ما اجتمع لك من المال فهو بقدرة الله تعالى وقوته لا بقدرتك وقوتك

“Laa quwwata illaa billah, maksudnya : semua harta yang terkumpul padamu, maka hal tersebut karena kekuasaan dan kekuatan Allah ta’ala. Bukan karena kekuasaan dan kekuatanmu”. 

2. Jika ia melihat sesuatu yang menakjubkan pada orang lain, maka hendaklah ia mengucapkan :

بارك الله عليه

“Semoga Allah memberkahinya”

Atau kata-kata yang sejenisnya.

Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam bersabda:

إذا رأى أحدكم من أخيه و من نفسه و من ماله ما يعجبه فليبركه ، فإن العين حق

“Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada saudaranya atau pada dirinya atau pada hartanya, hendaknya ia mendoakan keberkahan, karena sesungguhnya pengaruh ‘ain itu benar-benar ada.” [HR. Ahmad 3/447, al-Hakim 4/215 dan dishahihkan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah no. 2572] 

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memberikan arahan pada siapa saja yang melihat sesuatu yang membuatnya takjub agar mendoakan baginya keberkahan. Al-Munaawiy berkata :

بأن يقول اللهم بارك فيه

“Yaitu agar berkata : Allaahumma baarik fiih (Ya Allah berikanlah keberkahan padanya)”. 

3. Jika ia melihat sesuatu yang menakjubkannya dari perkara dunia, maka hendaklah ia mengatakan :

لبيك إن العيش عيش الآخرة

“Labbaika, innal ‘aisy ‘aisyul Aakhiroh”

“Kupenuhi panggilan-Mu (yaa Alloh), Sesungguhnya kehidupan yang hakiki adalah kehidupan akhirat” 

[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 4/107, al-Baihaqi 7/48 dan al-Hakim 1/465, dishahihkan al-Hakim rahimahullah dan disepakati adz-Dzahabi rahimahullah.]

Sebagaimana Nabi shallallahu álaihi wa sallam mengucapkannya. Beliau berkata : “labbaika” maknanya “Kupenuhi panggilan-Mu (yaa Allah)”.

Kemudian berkata :

إن العيش عيش الآخرة

“Sesungguhnya kehidupan yang hakiki adalah kehidupan akhirat”

Untuk mengingatkan dirinya bahwasanya kehidupan dunia bagaimanapun juga akan hilang dan tidak ada kehidupan yang hakiki di sana, dan kehidupan yang hakiki adalah di akhirat nanti.

4. Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam bersabda melalui sahabat ‘Usamah bin Zaid rodhiyallahu ‘anhu,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

“Barangsiapa yang telah mendapatkan perbuatan yang baik makan hendaklah ia mengatakan kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya dengan ucapan, “(جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا) Jazakallah Khoir. Maka apabila telah mengatakan hal tersebut sungguh ia telah melakukan bentuk syukur (terima kasih) secara lisan yang sangat baik” 
[ HR. Tirmidzi no. 2035. syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, “Shahih”.]

penjelasan ;

Maksud dari kalimat Jazakallah khoir (جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا) adalah (semoga Allah membalasmu) dengan balasan berupa kebaikan, (semoga Allah membalasmu) dengan memberikan balasan baik dalam hal dunia dan akhirat [Syarh Hisnul Muslim oleh Majdi bin Abdul Wahab Ahmad hal. 284 terbitan Mu’asasah Al Juraisy, Riyadh, KSA].

catatan : Untuk seorang akhwat, lafadznya; Jazakillah khoir. Untuk orang banyak, lafadznya Jazakumullah khoir (semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan)

5. Dari Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha,

أُهْدِيَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شَاةٌ فَقَالَ : اقْسِمَيْهَا وَكَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا إِذَا رَجَعَتِ الْخَادِمُ تَقُوْلُ : مَا قَالُوْا ؟ تَقُوْلُ الْخَادِمُ قَالُوْا : بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ تَقُوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ مِثْلَ مَا قَالُوْا وَيَبْقَى أَجْرُنَا لَنَا

“Aku menghadiahkan seekor domba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam. Kemudian Beliau mengatakan, “Bagi dualah domba tersebut”. Suatu kebiasaan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha jika pembantunya telah pulang dari melakukan hal yang semisal maka ia akan menanyakan, “Apa yang mereka katakan?” Pelayanannya menjawab, “Barakallah Fikum (بَارَكَ اللهُ فِيْكُم) (semoga Allah memberkahi kalian)”. ‘Aisyah mengatakan, “Wa Fihim Barakallah (وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ) (dan bagi mereka semoga Allah memberkahi) ...
[lihat HR. An Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah no. 303.].

Dari Atsar ini maka jawaban para salaf jika mereka dido’akan dengan do’a Barakallah Fik (بَارَكَ اللهُ فِيْك) (semoga Allah memberkahi mu)

Maka jawabannya adalah Wa Fika Barakallah (وَفِيْكَ بَارَكَ اللهُ).
(dan bagimu semoga Allah memberkahi)

===========
===========

Ref. : 
1. Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, bagian awal kaset no : 321a. Syaikh Ibn al-Utsaimin rahimahullah. via http://ummushofi.wordpress.com/2010/02/08/ucapan-ketika-melihat-sesuatu-yang-menakjubkan/ 
2. http://www.4salaf.com/vb/showthread.php?t=19302 via http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/01/yang-seharusnya-diucapkan-ketika.html
3. http://alhijroh.com/adab-akhlak/bentuk-perkataan-yang-baik-kepada-saudara-kita/

Tambahan faidah :

Makna barokah (berkah) dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya 
[Dr. Nashir Al Judai’ dalam At Tabaruk, hal. 39. via http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3155-cara-mudah-meraih-berkah.html]

ُاَلْبَرَكَة Al Barakah (keberkahan) adalah kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu.

Segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, maka engkau memohon kepada-Nya agar dikaruniakan keberkahan di dalamnya. Karena jika Allah tidak memberikan keberkahan pada hal-hal yang telah Dia berikan kepadamu, maka engkau akan terhalang untuk memperoleh banyak kebaikan. (Maroji’ dari Kitabul ‘Ilmi Karya Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah, edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf dalam Menuntut Ilmu Syar’i penerbit Pustaka Sumayyah. via http://farisna.wordpress.com/2011/06/04/pengertian-kata-البركة-al-barokah/ )

Sumber : 
http://ummushofi.wordpress.com/2010/02/08/ucapan-ketika-melihat-sesuatu-yang-menakjubkan/
Ucapan-Ucapan Ringan Nan Bermakna
sumber disini LINK

1. Jika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari hartanya, maka hendaklah ia mengatakan :

ما شاء الله لا قوة إلا بالله

“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” 
[Lihat surah al Kahfi : 39]

Ini adalah yang diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan dari hartanya. Dengan kalimat tersebut engkau mengingatkan dirimu dan orang lain bahwa bahwa nikmat dan kebaikan yang ada di dalamnya, berasal dari Allah, dan agar tidak menipu dirinya sendiri serta menyangka bahwa dialah yang memberikan kebaikan tersebut pada dirinya sendiri. 

Berkata Al-Imaam Al Qurthuubiy rahimahullah :

لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ" أي ما اجتمع لك من المال فهو بقدرة الله تعالى وقوته لا بقدرتك وقوتك

“Laa quwwata illaa billah, maksudnya : semua harta yang terkumpul padamu, maka hal tersebut karena kekuasaan dan kekuatan Allah ta’ala. Bukan karena kekuasaan dan kekuatanmu”. 

2. Jika ia melihat sesuatu yang menakjubkan pada orang lain, maka hendaklah ia mengucapkan :

بارك الله عليه

“Semoga Allah memberkahinya”

Atau kata-kata yang sejenisnya.

Rasulullah shallallahu álaihi wa sallam bersabda:

إذا رأى أحدكم من أخيه و من نفسه و من ماله ما يعجبه فليبركه ، فإن العين حق

“Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada saudaranya atau pada dirinya atau pada hartanya, hendaknya ia mendoakan keberkahan, karena sesungguhnya pengaruh ‘ain itu benar-benar ada.” [HR. Ahmad 3/447, al-Hakim 4/215 dan dishahihkan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah no. 2572] 

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memberikan arahan pada siapa saja yang melihat sesuatu yang membuatnya takjub agar mendoakan baginya keberkahan. Al-Munaawiy berkata :

بأن يقول اللهم بارك فيه

“Yaitu agar berkata : Allaahumma baarik fiih (Ya Allah berikanlah keberkahan padanya)”. 

3. Jika ia melihat sesuatu yang menakjubkannya dari perkara dunia, maka hendaklah ia mengatakan :

لبيك إن العيش عيش الآخرة

“Labbaika, innal ‘aisy ‘aisyul Aakhiroh”

“Kupenuhi panggilan-Mu (yaa Alloh), Sesungguhnya kehidupan yang hakiki adalah kehidupan akhirat” 

[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 4/107, al-Baihaqi 7/48 dan al-Hakim 1/465, dishahihkan al-Hakim rahimahullah dan disepakati adz-Dzahabi rahimahullah.]

Sebagaimana Nabi shallallahu álaihi wa sallam mengucapkannya. Beliau berkata : “labbaika” maknanya “Kupenuhi panggilan-Mu (yaa Allah)”.

Kemudian berkata :

إن العيش عيش الآخرة

“Sesungguhnya kehidupan yang hakiki adalah kehidupan akhirat”

Untuk mengingatkan dirinya bahwasanya kehidupan dunia bagaimanapun juga akan hilang dan tidak ada kehidupan yang hakiki di sana, dan kehidupan yang hakiki adalah di akhirat nanti.

4. Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam bersabda melalui sahabat ‘Usamah bin Zaid rodhiyallahu ‘anhu,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

“Barangsiapa yang telah mendapatkan perbuatan yang baik makan hendaklah ia mengatakan kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya dengan ucapan, “(جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا) Jazakallah Khoir. Maka apabila telah mengatakan hal tersebut sungguh ia telah melakukan bentuk syukur (terima kasih) secara lisan yang sangat baik” 
[ HR. Tirmidzi no. 2035. syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, “Shahih”.]

penjelasan ;

Maksud dari kalimat Jazakallah khoir (جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا) adalah (semoga Allah membalasmu) dengan balasan berupa kebaikan, (semoga Allah membalasmu) dengan memberikan balasan baik dalam hal dunia dan akhirat [Syarh Hisnul Muslim oleh Majdi bin Abdul Wahab Ahmad hal. 284 terbitan Mu’asasah Al Juraisy, Riyadh, KSA].

catatan : Untuk seorang akhwat, lafadznya; Jazakillah khoir. Untuk orang banyak, lafadznya Jazakumullah khoir (semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan)

5. Dari Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha,

أُهْدِيَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شَاةٌ فَقَالَ : اقْسِمَيْهَا وَكَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا إِذَا رَجَعَتِ الْخَادِمُ تَقُوْلُ : مَا قَالُوْا ؟ تَقُوْلُ الْخَادِمُ قَالُوْا : بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ تَقُوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ مِثْلَ مَا قَالُوْا وَيَبْقَى أَجْرُنَا لَنَا

“Aku menghadiahkan seekor domba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam. Kemudian Beliau mengatakan, “Bagi dualah domba tersebut”. Suatu kebiasaan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha jika pembantunya telah pulang dari melakukan hal yang semisal maka ia akan menanyakan, “Apa yang mereka katakan?” Pelayanannya menjawab, “Barakallah Fikum (بَارَكَ اللهُ فِيْكُم) (semoga Allah memberkahi kalian)”. ‘Aisyah mengatakan, “Wa Fihim Barakallah (وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ) (dan bagi mereka semoga Allah memberkahi) ...
[lihat HR. An Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah no. 303.].

Dari Atsar ini maka jawaban para salaf jika mereka dido’akan dengan do’a Barakallah Fik (بَارَكَ اللهُ فِيْك) (semoga Allah memberkahi mu)

Maka jawabannya adalah Wa Fika Barakallah (وَفِيْكَ بَارَكَ اللهُ).
(dan bagimu semoga Allah memberkahi)

===========
===========

Ref. : 
1. Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, bagian awal kaset no : 321a. Syaikh Ibn al-Utsaimin rahimahullah. via http://ummushofi.wordpress.com/2010/02/08/ucapan-ketika-melihat-sesuatu-yang-menakjubkan/ 
2. http://www.4salaf.com/vb/showthread.php?t=19302 via http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/01/yang-seharusnya-diucapkan-ketika.html
3. http://alhijroh.com/adab-akhlak/bentuk-perkataan-yang-baik-kepada-saudara-kita/

Tambahan faidah :

Makna barokah (berkah) dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya 
[Dr. Nashir Al Judai’ dalam At Tabaruk, hal. 39. via http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3155-cara-mudah-meraih-berkah.html]

ُاَلْبَرَكَة Al Barakah (keberkahan) adalah kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu.

Segala sesuatu yang Allah berikan kepadamu, maka engkau memohon kepada-Nya agar dikaruniakan keberkahan di dalamnya. Karena jika Allah tidak memberikan keberkahan pada hal-hal yang telah Dia berikan kepadamu, maka engkau akan terhalang untuk memperoleh banyak kebaikan. (Maroji’ dari Kitabul ‘Ilmi Karya Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah, edisi Indonesia Tuntunan Ulama Salaf dalam Menuntut Ilmu Syar’i penerbit Pustaka Sumayyah. via http://farisna.wordpress.com/2011/06/04/pengertian-kata-البركة-al-barokah/ )

Sumber : 
http://ummushofi.wordpress.com/2010/02/08/ucapan-ketika-melihat-sesuatu-yang-menakjubkan/

Uwais Al Qarni

Siapa yang tak kenal dengan sosok Uwais Al Qarni?
Tadi pagi saya baru tahu. Tepatnya lewat Trans 7 acara Kisah Islam. Namanya apa aku lupa. Intinya membahas sejarah Islam.
Luar biasa hatiku terkesimak melihat sosoknya. Aku pun ingin sepertinya berbakti. Dan sosok cintanya kepada Rosulullah masih ia pertahankan demi sang ibu yang membutuhkannya. Luar biasa, mengharu biru. 

Kabarnya Uwais tidak di kenal di muka bumi melainkan ia adalah sosok yang terkenal di Langit. Alias melangit. 

Uwais Al Qarni, Pemuda Yang Cinta Ibunya

Ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin.  Seorang anak yatim. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Uwais Al-Qarni mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari.   Uwais  seringkali melakukan puasa. Sholat Malam, berdoa, memohon petunjuk kepada Allah.
 
Uwais sedih setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. 
Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. 

Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Dan sang ibu akhirnya mengijinkannya. 


UWAIS AL-QARNI Pergi ke Madinah
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. 
Namun ternyata Nabi tidak berada berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. 

Dalam hati Uwais perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Sedangkan pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. 

Peperangan telah usai dan Nabi saw menuju rumah kemudian Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. 

Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Nabi berpesan kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.


Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Kejadian Ketika UWAIS AL-QARNI Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. 
Dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit. Dan kabarnya pemakamannya pun sudah tidak ada lagi. 

***

Aku jadi ingat ketika orang tua berpesan kepada anaknya. Ingat di langit masih ada langit lagi. Luar biasa melangit sosok Uwais itu. Jadi kita jangan sombong juga dengan keberadaan kita di muka bumi. Kita juga harus bisa belajar dari sejarah Rosulullah di saat dunia modern kala ini. Karena sosok Rosulullah yang mendorongku juga untuk mengenal kisah-kisah ini. 

Aku ingin sepertimu Uwais, berbakti kepada orang tua. dan malu menjadi terkenal di muka bumi. 
Rinduku sepertinya ingin juga berjumpa dengan sosok Uwais yang terkenal Melangit di langit sana. 
^_^ aamiin.

Siapa yang tak kenal dengan sosok Uwais Al Qarni?
Tadi pagi saya baru tahu. Tepatnya lewat Trans 7 acara Kisah Islam. Namanya apa aku lupa. Intinya membahas sejarah Islam.
Luar biasa hatiku terkesimak melihat sosoknya. Aku pun ingin sepertinya berbakti. Dan sosok cintanya kepada Rosulullah masih ia pertahankan demi sang ibu yang membutuhkannya. Luar biasa, mengharu biru. 

Kabarnya Uwais tidak di kenal di muka bumi melainkan ia adalah sosok yang terkenal di Langit. Alias melangit. 

Uwais Al Qarni, Pemuda Yang Cinta Ibunya

Ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin.  Seorang anak yatim. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Uwais Al-Qarni mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari.   Uwais  seringkali melakukan puasa. Sholat Malam, berdoa, memohon petunjuk kepada Allah.
 
Uwais sedih setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. 
Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. 

Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Dan sang ibu akhirnya mengijinkannya. 


UWAIS AL-QARNI Pergi ke Madinah
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. 
Namun ternyata Nabi tidak berada berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. 

Dalam hati Uwais perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Sedangkan pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. 

Peperangan telah usai dan Nabi saw menuju rumah kemudian Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. 

Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Nabi berpesan kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.


Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Kejadian Ketika UWAIS AL-QARNI Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. 
Dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit. Dan kabarnya pemakamannya pun sudah tidak ada lagi. 

***

Aku jadi ingat ketika orang tua berpesan kepada anaknya. Ingat di langit masih ada langit lagi. Luar biasa melangit sosok Uwais itu. Jadi kita jangan sombong juga dengan keberadaan kita di muka bumi. Kita juga harus bisa belajar dari sejarah Rosulullah di saat dunia modern kala ini. Karena sosok Rosulullah yang mendorongku juga untuk mengenal kisah-kisah ini. 

Aku ingin sepertimu Uwais, berbakti kepada orang tua. dan malu menjadi terkenal di muka bumi. 
Rinduku sepertinya ingin juga berjumpa dengan sosok Uwais yang terkenal Melangit di langit sana. 
^_^ aamiin.

BeraniCerita #2] Ketika Cinta Sulit Bicara


Wajah pasi Zain kian memudar, kini senyuman diwajahnya kembali menghiasi rona rasa bahagianya. Seperti dalam penantian lama, ia seperti menemukan arti cinta sesungguhnya. Adanya bersahut-sahutan dalam hati kecilnya, seperti setengah ragu namun cukup mewakili rasa ketakutan yang begitu dalam. Dikerjalah seorang gadis berkerudung hitam hingga ia menemukan wajah ayunya sedang berdiri menikmati pencarian buku.
“sudah lama aku ingin sekali berkenalan denganmu. Boleh ku tahu namamu?”
Gadis itu mengangguk lagi, ia keluar dari perpustakaan dan persis duduk di bangku kosong di samping perpustakaan. Kemudian Zain mengulurkan tangan kanannya. Gadis itu menolak sembari menundukkan kepalanya penuh malu.  
“kau mau kemana?” Zain menyekat langkah Zahra yang hendak pergi dari sampingnya.  
“a….a…”

Gadis cantik itu segera mengambil buku yang tengah dipangku Zain, kemudian mencari bulpen di tas kecilnya. Ia dengan cepat menulis di sekumpulan yang kosong. 

“aku, tak bisa menjawab pertanyaanmu sampai kapanpun dengan bahasa yang baik. Maafkan aku.”
Azzahra.
***

“jika aku mampu mengubah ciptaaNya, maka aku ingin mengubah mahlukMu menjadi seperti yang ku inginkan” 
“sudahlah, kau lama-lama ku kenalkan pada Dokter Adrian. Dokter yang biasa menangani pasien gangguan jiwa” jawab Edri memandang sedih pada sahabatnya itu. 
“kenalkan saja padanya biar bumi merasakan kehampaan dan ketidakpastianku ini, aku jatuh cinta pada wanita cantik berparas muslimah, ia bagaikan mutiara yang terus berpendar memancarkan cahayanya. Tapi ia tak bisa berkutik sama sekali.”
Dia bisu dan kau? Bisa berbuat apa? Hem, ketika cinta sulit bicara.” timpal Edri kesal mendengar keluhan sahabat karibnya itu.
seandainya ku tahu dari awal. Mungkin aku takkan pernah menganggu pikirannya” Zain cepat meremas-remas surat yang baru saja ia terima dari Zahra. 
“Hap. Ku tangkap dan ku baca” Edri segera membuka kertas yang telah kusut masai itu dengan berkaca-kaca. 

Ketika Cinta Sulit Bicara
Ketika keadaan tak sesuai dengan keinginan, memang sulit menata keikhlasan untuk menerimanya. Awalnya mengesankan, namun begitu di ketahui kekurangannya. Membuatnya cinta seperti bintik-bintik hitam timbul mengelilinginya. Bukankah cinta bukan dilihat dari mata? Tapi cinta berawal dari hati?
Karena cinta kau menangis, karena cinta kau kecewa, karena cinta akhirnya kau  menyerah. Aku cinta pada seseorang yang kelak benar-benar tulus kepadaku, karena cinta adalah sebuah keikhlasan. 
Kau sempurna dan aku? Kita memang hanya bisa terkisimak dengan keindahan sementara. 
Azzahra,

Sepucuk surat itu membuatnya semakin tak karuan, hatinya mulai menggamang. Dan esok hari dan seterusnya tak ada Azzahra lagi di perpustakaan, Diketahui Zahra bukanlah mahasiswa dari Universitas kedambaannya. Melainkan putra rektor yang sedang berlibur dan senang menjadi anggota perpustakaannya untuk mengisi waktu luang yang sedang melanjutkan pendidikan Sarjana di London.

~Selesai~

407 Word Count


"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."


Wajah pasi Zain kian memudar, kini senyuman diwajahnya kembali menghiasi rona rasa bahagianya. Seperti dalam penantian lama, ia seperti menemukan arti cinta sesungguhnya. Adanya bersahut-sahutan dalam hati kecilnya, seperti setengah ragu namun cukup mewakili rasa ketakutan yang begitu dalam. Dikerjalah seorang gadis berkerudung hitam hingga ia menemukan wajah ayunya sedang berdiri menikmati pencarian buku.
“sudah lama aku ingin sekali berkenalan denganmu. Boleh ku tahu namamu?”
Gadis itu mengangguk lagi, ia keluar dari perpustakaan dan persis duduk di bangku kosong di samping perpustakaan. Kemudian Zain mengulurkan tangan kanannya. Gadis itu menolak sembari menundukkan kepalanya penuh malu.  
“kau mau kemana?” Zain menyekat langkah Zahra yang hendak pergi dari sampingnya.  
“a….a…”

Gadis cantik itu segera mengambil buku yang tengah dipangku Zain, kemudian mencari bulpen di tas kecilnya. Ia dengan cepat menulis di sekumpulan yang kosong. 

“aku, tak bisa menjawab pertanyaanmu sampai kapanpun dengan bahasa yang baik. Maafkan aku.”
Azzahra.
***

“jika aku mampu mengubah ciptaaNya, maka aku ingin mengubah mahlukMu menjadi seperti yang ku inginkan” 
“sudahlah, kau lama-lama ku kenalkan pada Dokter Adrian. Dokter yang biasa menangani pasien gangguan jiwa” jawab Edri memandang sedih pada sahabatnya itu. 
“kenalkan saja padanya biar bumi merasakan kehampaan dan ketidakpastianku ini, aku jatuh cinta pada wanita cantik berparas muslimah, ia bagaikan mutiara yang terus berpendar memancarkan cahayanya. Tapi ia tak bisa berkutik sama sekali.”
Dia bisu dan kau? Bisa berbuat apa? Hem, ketika cinta sulit bicara.” timpal Edri kesal mendengar keluhan sahabat karibnya itu.
seandainya ku tahu dari awal. Mungkin aku takkan pernah menganggu pikirannya” Zain cepat meremas-remas surat yang baru saja ia terima dari Zahra. 
“Hap. Ku tangkap dan ku baca” Edri segera membuka kertas yang telah kusut masai itu dengan berkaca-kaca. 

Ketika Cinta Sulit Bicara
Ketika keadaan tak sesuai dengan keinginan, memang sulit menata keikhlasan untuk menerimanya. Awalnya mengesankan, namun begitu di ketahui kekurangannya. Membuatnya cinta seperti bintik-bintik hitam timbul mengelilinginya. Bukankah cinta bukan dilihat dari mata? Tapi cinta berawal dari hati?
Karena cinta kau menangis, karena cinta kau kecewa, karena cinta akhirnya kau  menyerah. Aku cinta pada seseorang yang kelak benar-benar tulus kepadaku, karena cinta adalah sebuah keikhlasan. 
Kau sempurna dan aku? Kita memang hanya bisa terkisimak dengan keindahan sementara. 
Azzahra,

Sepucuk surat itu membuatnya semakin tak karuan, hatinya mulai menggamang. Dan esok hari dan seterusnya tak ada Azzahra lagi di perpustakaan, Diketahui Zahra bukanlah mahasiswa dari Universitas kedambaannya. Melainkan putra rektor yang sedang berlibur dan senang menjadi anggota perpustakaannya untuk mengisi waktu luang yang sedang melanjutkan pendidikan Sarjana di London.

~Selesai~

407 Word Count


"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."

BeraniCerita #1] Surat ke 31


Betapa hebatnya aku menyimpan perasaan terhadap surat-surat untuk ke 30 hari lamanya. Bahkan tak pernah terbesit di benakku untuk menyelidiki siapa si empunya surat itu bermuasal. 

Entah mengapa Selvi keponakanku yang berusia 17 tahun itu sering kali mengganggu pikiranku. Bahkan untuk segera membuka surat-surat yang sudah terkumpul. Tak berapa lama ada suara pak pos berhenti persis di depan rumahku. Tatapan mata kami saling beradu penuh tanda tanya. Kami berdua bergegas lari mendekati pak Pos. tapi sayang, surat di dapat pak pos pun menghilang. 
Selvi benar-benar tak sabar ingin membaca surat yang sudah lama mengendap diatas lantai kayu kamarku.

“Adam… namanya Adam Kak En”

Dahiku berkenyit. Ini tidak salah lagi. Segera ku buka puluhan surat yang masih rapi di dalam amplop. Mata hatiku terkisimak. Bayangkan saja malam ini adalah malam keputusan berat yang harus ku katakan kepada mama dan papa. Aku harus menyetujui pertunanganku dengan Resha yang sama sekali tak pernah ku suka. 
Aku terdiam mencari cara. Karena hanya tinggal 5 jam lagi aku harus bisa mengambil keputusan terberat dalam hidupku. 

“kak Adinda punya nomor Adam. Kau tunggu  sebentar” kataku pada Selvi.

Mataku berbinar seketika. Rasanya ingin sekali kaki ini meloncat-loncat bak kelinci bernari. Dan Selvi masih tak percaya dengan apa yang ku rasa. 

“nanti malam Adam akan datang untukku. Dan sebelum lelaki yang akan di jodohkan untukku datang ku pastikan Adam akan menjadi pangeranku”
“Sepertinya meragukan. Entahlah sepertinya kekacauan akan terjadi. Sepertinya..”
“cukup” aku menatap dengan tatapan berkaca-kaca pada Selvi. 

Suasana hening menunggu Adam. Tapi lamat-lamat berderak mendekat suara sepatu pantofel menyeruak membuat ruang tamu menjadi semakin membuncah penasaran. Sudah ku duga lelaki bernama Adam yang menghilang sejak 3 tahun silam akhirnya datang. 

 “mama, ini Adam. Lelaki yang menjadi kekasih Enita”
Adam gelegapan, seketika keringat di keningnya mencair. 
 “kenapa kedua orang tuamu tak datang?” tanya mama
“sebenarnya…” Adam kesulitan mengatur nafas dan kata-katanya dengan baik.
“Adam itu akan mengajak kedua orang tuanya setelah mama dan papa mengijinkan Enita merestui hubungan kami. Iya kan Dam?”
“iya om, tante” 

Satu jam berlalu. Dan aku mengantarkan Adam ke depan pintu gerbang rumahku. 
“Sebenarnya aku masih ingin kau lama disini. Kita kan sudah lama tak bertemu” ujarku menatap matanya yang agak sipit”
“kau bahagia?” tanya Adam 
“Terima kasih untuk semuanya. Lalu kapan kau akan menjemputku di pelaminan?”
“Tapi aku tak ada niatan menikahimu”
“lalu surat ke 31 itu apa namanya??” aku melotot menatap wajahnya.
“surat yang selama ini ku kirim sudah 31 hari lamanya itu untuk Adinda. kakakmu yang tercantik. Dari dulu aku naksir berat dengannya. Jadi aku memang  mengutarakan isi hatiku untuknya”
“Kenapa tidak bilang saja dalam surat-surat itu. Tak pernah ada nama tertera di situ. Dan kak Adinda sudah 2 bulan di Singapore. Apa kau yakin akan menunggunya?”
 “Tentu saja. Maafkan aku En. Tapi dari awal kau tidak pernah mengatakan ini lewat telepon. Kau hanya ingin aku membantumu untuk membatalkan proses perjodohanmu dengan Resha” ujar Adam dengan wajah sedikit bersedih. 

Tubuhku lemas seketika. Mimpi besarku rasanya mengendap bagaikan batuan beku tak bisa di luberkan lagi. 

493 Karakter. 

"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."



Annur El Karimah 

Betapa hebatnya aku menyimpan perasaan terhadap surat-surat untuk ke 30 hari lamanya. Bahkan tak pernah terbesit di benakku untuk menyelidiki siapa si empunya surat itu bermuasal. 

Entah mengapa Selvi keponakanku yang berusia 17 tahun itu sering kali mengganggu pikiranku. Bahkan untuk segera membuka surat-surat yang sudah terkumpul. Tak berapa lama ada suara pak pos berhenti persis di depan rumahku. Tatapan mata kami saling beradu penuh tanda tanya. Kami berdua bergegas lari mendekati pak Pos. tapi sayang, surat di dapat pak pos pun menghilang. 
Selvi benar-benar tak sabar ingin membaca surat yang sudah lama mengendap diatas lantai kayu kamarku.

“Adam… namanya Adam Kak En”

Dahiku berkenyit. Ini tidak salah lagi. Segera ku buka puluhan surat yang masih rapi di dalam amplop. Mata hatiku terkisimak. Bayangkan saja malam ini adalah malam keputusan berat yang harus ku katakan kepada mama dan papa. Aku harus menyetujui pertunanganku dengan Resha yang sama sekali tak pernah ku suka. 
Aku terdiam mencari cara. Karena hanya tinggal 5 jam lagi aku harus bisa mengambil keputusan terberat dalam hidupku. 

“kak Adinda punya nomor Adam. Kau tunggu  sebentar” kataku pada Selvi.

Mataku berbinar seketika. Rasanya ingin sekali kaki ini meloncat-loncat bak kelinci bernari. Dan Selvi masih tak percaya dengan apa yang ku rasa. 

“nanti malam Adam akan datang untukku. Dan sebelum lelaki yang akan di jodohkan untukku datang ku pastikan Adam akan menjadi pangeranku”
“Sepertinya meragukan. Entahlah sepertinya kekacauan akan terjadi. Sepertinya..”
“cukup” aku menatap dengan tatapan berkaca-kaca pada Selvi. 

Suasana hening menunggu Adam. Tapi lamat-lamat berderak mendekat suara sepatu pantofel menyeruak membuat ruang tamu menjadi semakin membuncah penasaran. Sudah ku duga lelaki bernama Adam yang menghilang sejak 3 tahun silam akhirnya datang. 

 “mama, ini Adam. Lelaki yang menjadi kekasih Enita”
Adam gelegapan, seketika keringat di keningnya mencair. 
 “kenapa kedua orang tuamu tak datang?” tanya mama
“sebenarnya…” Adam kesulitan mengatur nafas dan kata-katanya dengan baik.
“Adam itu akan mengajak kedua orang tuanya setelah mama dan papa mengijinkan Enita merestui hubungan kami. Iya kan Dam?”
“iya om, tante” 

Satu jam berlalu. Dan aku mengantarkan Adam ke depan pintu gerbang rumahku. 
“Sebenarnya aku masih ingin kau lama disini. Kita kan sudah lama tak bertemu” ujarku menatap matanya yang agak sipit”
“kau bahagia?” tanya Adam 
“Terima kasih untuk semuanya. Lalu kapan kau akan menjemputku di pelaminan?”
“Tapi aku tak ada niatan menikahimu”
“lalu surat ke 31 itu apa namanya??” aku melotot menatap wajahnya.
“surat yang selama ini ku kirim sudah 31 hari lamanya itu untuk Adinda. kakakmu yang tercantik. Dari dulu aku naksir berat dengannya. Jadi aku memang  mengutarakan isi hatiku untuknya”
“Kenapa tidak bilang saja dalam surat-surat itu. Tak pernah ada nama tertera di situ. Dan kak Adinda sudah 2 bulan di Singapore. Apa kau yakin akan menunggunya?”
 “Tentu saja. Maafkan aku En. Tapi dari awal kau tidak pernah mengatakan ini lewat telepon. Kau hanya ingin aku membantumu untuk membatalkan proses perjodohanmu dengan Resha” ujar Adam dengan wajah sedikit bersedih. 

Tubuhku lemas seketika. Mimpi besarku rasanya mengendap bagaikan batuan beku tak bisa di luberkan lagi. 

493 Karakter. 

"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."



Annur El Karimah 

Yang Hitam di Kening

Jamaah oh jamaah... afwan mewakili suara Pak Uztad Maulana. #ikutan trend tapi jangan keras2 aurat bagi wanita. Lantang juga kesannya aneh. :)


Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama Al-qur'an?
Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama tasbih?
Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama sajadah?


Hem, jamaah ribut masalah dahi / kening hitam yang sering kita lihat kebanyakan adalah kaum lelaki. Tapi daku pernah lihat yang perempuan lho. Yah mau tanya kenapa malu hihihi...
tapi huznudzon aja kayaknya tuh kening sakit kalau di pegang karena kayak abuh gitu. Mudahan sih enggak yah.
Atau jangan2 udah dekat banget ampe jidad item, katanya sih yang jidadnya item rajin sholat?

sumber gambar "klik"

Lucunya "Emaku / Ibuku tercinta yang kulitnya emang udah dasarnya putih bilang gini :
"nih dengkul lama-lama coklatan. Rajin sholat jadi pas sujud itu kayak gini" sambil ketawa

"hemm... " nyengir kuda sambil tepok jidad dakuh.. Emakku emang gak mau rugi ikut-ikutan tren kening hitam. Masalahnya ini coklat mom. Udah gitu di lutut lagi huaa.... hikzz


Jamaah oh Jamaah
Tapi Huznudzon begitu lebih baik. Daripada menduga-duga gak karuan. he... tapi gak semuanya bener.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. AL-FATH AYAT 29 )


Ketika menafsirkan ayat ini, ada sebagian ulama seperti Al-Imam Malik dan juga Sa’id bin Jubair, yang mengatakan bahwa bekas sujud itu adalah warna kehitaman yang nampak di dunia ini.

Namun agak berbeda dalam hal ini adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bekas itu adalah warna putih bersinar yang nanti memancar di hari kiamat, bagi siapa yang saat di dunia ini banyak melakukan shalat.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini:

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Allah SWT selesai menetapkan hukum di tengah hamba-Nya, dan ingin mengeluarkan dengan rahmat-Nya orang-orang yang ada di neraka, Dia memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan orang yang tidak menyekutukan Allah. Dan di antara orang yang akan dirahmati Allah itu adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah. Maka diketahui mereka ada di neraka. Dan mereka dikenali dengan adanya bekas sujud. Sebab api neraka itu membakar anak Adam, kecuali bekas sujudnya. Sebab Allah mengharamkan kepada neraka untuk membakar bekas sujud. (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).


Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).
Wallahu a’lam bishshawab,
Ada yang lebih bagus untuk detailnya baca disini yuk http://ustadzaris.com/hitam-hitam-di-dahi-tanda-niat-tidak-suci


Hem... ributin itu gak ada habisnya yah. Mendingan Huznudzon dan kita tingkatkan ibadah kita dengan baik.
Selamat siang, akhirnya mood ku kembali dalam dunia menulis.

Jamaah oh jamaah... afwan mewakili suara Pak Uztad Maulana. #ikutan trend tapi jangan keras2 aurat bagi wanita. Lantang juga kesannya aneh. :)


Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama Al-qur'an?
Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama tasbih?
Jamaah oh Jamaah, seberapa dekat sih kamu sama sajadah?


Hem, jamaah ribut masalah dahi / kening hitam yang sering kita lihat kebanyakan adalah kaum lelaki. Tapi daku pernah lihat yang perempuan lho. Yah mau tanya kenapa malu hihihi...
tapi huznudzon aja kayaknya tuh kening sakit kalau di pegang karena kayak abuh gitu. Mudahan sih enggak yah.
Atau jangan2 udah dekat banget ampe jidad item, katanya sih yang jidadnya item rajin sholat?

sumber gambar "klik"

Lucunya "Emaku / Ibuku tercinta yang kulitnya emang udah dasarnya putih bilang gini :
"nih dengkul lama-lama coklatan. Rajin sholat jadi pas sujud itu kayak gini" sambil ketawa

"hemm... " nyengir kuda sambil tepok jidad dakuh.. Emakku emang gak mau rugi ikut-ikutan tren kening hitam. Masalahnya ini coklat mom. Udah gitu di lutut lagi huaa.... hikzz


Jamaah oh Jamaah
Tapi Huznudzon begitu lebih baik. Daripada menduga-duga gak karuan. he... tapi gak semuanya bener.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. AL-FATH AYAT 29 )


Ketika menafsirkan ayat ini, ada sebagian ulama seperti Al-Imam Malik dan juga Sa’id bin Jubair, yang mengatakan bahwa bekas sujud itu adalah warna kehitaman yang nampak di dunia ini.

Namun agak berbeda dalam hal ini adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bekas itu adalah warna putih bersinar yang nanti memancar di hari kiamat, bagi siapa yang saat di dunia ini banyak melakukan shalat.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini:

Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Allah SWT selesai menetapkan hukum di tengah hamba-Nya, dan ingin mengeluarkan dengan rahmat-Nya orang-orang yang ada di neraka, Dia memerintahkan para malaikat untuk mengeluarkan orang yang tidak menyekutukan Allah. Dan di antara orang yang akan dirahmati Allah itu adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah. Maka diketahui mereka ada di neraka. Dan mereka dikenali dengan adanya bekas sujud. Sebab api neraka itu membakar anak Adam, kecuali bekas sujudnya. Sebab Allah mengharamkan kepada neraka untuk membakar bekas sujud. (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).


Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).
Wallahu a’lam bishshawab,
Ada yang lebih bagus untuk detailnya baca disini yuk http://ustadzaris.com/hitam-hitam-di-dahi-tanda-niat-tidak-suci


Hem... ributin itu gak ada habisnya yah. Mendingan Huznudzon dan kita tingkatkan ibadah kita dengan baik.
Selamat siang, akhirnya mood ku kembali dalam dunia menulis.

Kesempatan Kedua

Resah dan gelisah sedang menemaniku pagi ini. Embun belum terlihat namun panas sudah menghadang. Ku rasakan untuk kesekian kalinya mengawali hari dengan rasa kecewa. Rasanya hatiku berduyun-duyun menggiring pada sebuah kebijakan pemikiran matang. Aku harus bisa mengawali semua dengan bismillah dan usaha. Namun apa daya kali ini ku ketinggalan kereta api. 

Harusnya aku datang jam 4 pagi. Tapi karena aku tidak ingin meninggalkan sholat subuh ku pikir bisa sampai tepat waktu saat  kereta berangkat. Ternyata salah. Terlewat 15 menit. 
Setidaknya aku masih bisa sholat dengan tayamum di kereta tapi aku tak memikirkan ke hal itu. 
Menyesak dadaku. Bahkan bergemuruh dahsyat tentang penyesalan.

Dan tiket yang sudah ku pesan melayang. Masih tersimpan rapi namun tak bisa dipakai. Bagiku ini seperti membuah uang di tong sampah. Seharusnya ku masukkan pada kotak yatim. Oh Allah dosaku setumpuk gunung. Mungkin ini belum saatnya. 

Allohu Akbar,
Aku melemas, tubuhku terasa tak berdaya menahan kecewa. Aku harus interview kerja hari ini. Bagaimana kesempatan ini bisa ku sia-siakan? Perubahan rasa itu menderaku bertubi-tubi. Hingga akhirnya ku pikir untuk menaiki bus. Tapi perasaanku gundah gula lagi. Tiba-tiba aku tak ingin memenuhi panggilan tes interview. Entah mengapa dorongan rasa malas dan sungkan menggelayuti pikiranku. Dan akhirnya migrain ku kambuh.

Maju mundur, mundur maju. Aku menyerah dan tergolek lemas ditempat tidur.
Sahabatku sedikit kecewa. Serta keluarga sahabatku merasa ingin sekali aku bisa hadir di tengah-tengah mereka. Aku ingin pekerjaan ini, tapi sepertinya abang mulai melarangku lagi. Kemarin tak pernah ia bersuara untuk mengekang apa yang ku inginkan. Sekarang berbanding terbalik.

Aku pun terus menggerutu tak jelas. Bahkan sahabatku lagi dan lagi menasehatiku kali ini ia memasang status sengaja di kirim untukku. 

Ibarat Ujian Nasional, 
walaupun kita terlambat datang, kita msh bisa menyelesaikan Ujian Nasional dengan waktu yg tersisa. Tergantung niat dan tekad. bismillah...

Aku tersenyum walau hatiku masih belum bisa padam karena api yang kecil masih menyala. Rasanya entahlah seperti motivasi yang membaik di hari ini. Aku ingin sekali bangkit dengan niat dan tekadku. 
Aku pun percaya jika ternyata masih di ijinkan untuk datang interview. Kesempatan kedua kali ini harus ku pergunakan dengan baik. Tapi akunya masih merasa lesu, lemas, lunglai meninggalkan jejak kotaku yang panas ini.
Iya kembali lagi ke tekad dan niat. Temanku ini benar sekali. Seharusnya aku bisa berlaku adil. Memberikan kesempatan kedua atau mundur dari kesempatan kedua. Jika memang kesempatan kedua ini belum beruntung berarti memang Allah belum menginginkan ku berhijrah. 
Semoga kalimat itu membangkitkanku. Walau aku menyadarinya dengan benar. Setidaknya aku sudah merasa nyaman dan tenang untuk memperlajari kesempatan kedua. 
Syukron. Bersabar dalam kesempatan kedua. Inilah yang terbaik bagiku. 

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Motivasi ini benar-benar baik bagiku. Maju dengan kesempatan kedua.  

Beginilah caraku mencerna ucapan mereka. Benar sekali bukan? Ungkapan kecil yang bermakna bermilyaran bahkan tak tehingga di rasakan kebenarannya. 

Sebuah kata membuatku bangkit. Sebuah kalimat membuatku kuat. Sebuah rangkaian kalimat tersusun rapi membuatku semangat.

Terima kasih kawan dan terutama yang membuat jagad Raya ini sempurna yakni Allah.

"Posting ini diikutsertakan pada Give Away Perdana Dellafirayama, seorang ibu labil yang tidak suka warna hijau dan hitam"

Resah dan gelisah sedang menemaniku pagi ini. Embun belum terlihat namun panas sudah menghadang. Ku rasakan untuk kesekian kalinya mengawali hari dengan rasa kecewa. Rasanya hatiku berduyun-duyun menggiring pada sebuah kebijakan pemikiran matang. Aku harus bisa mengawali semua dengan bismillah dan usaha. Namun apa daya kali ini ku ketinggalan kereta api. 

Harusnya aku datang jam 4 pagi. Tapi karena aku tidak ingin meninggalkan sholat subuh ku pikir bisa sampai tepat waktu saat  kereta berangkat. Ternyata salah. Terlewat 15 menit. 
Setidaknya aku masih bisa sholat dengan tayamum di kereta tapi aku tak memikirkan ke hal itu. 
Menyesak dadaku. Bahkan bergemuruh dahsyat tentang penyesalan.

Dan tiket yang sudah ku pesan melayang. Masih tersimpan rapi namun tak bisa dipakai. Bagiku ini seperti membuah uang di tong sampah. Seharusnya ku masukkan pada kotak yatim. Oh Allah dosaku setumpuk gunung. Mungkin ini belum saatnya. 

Allohu Akbar,
Aku melemas, tubuhku terasa tak berdaya menahan kecewa. Aku harus interview kerja hari ini. Bagaimana kesempatan ini bisa ku sia-siakan? Perubahan rasa itu menderaku bertubi-tubi. Hingga akhirnya ku pikir untuk menaiki bus. Tapi perasaanku gundah gula lagi. Tiba-tiba aku tak ingin memenuhi panggilan tes interview. Entah mengapa dorongan rasa malas dan sungkan menggelayuti pikiranku. Dan akhirnya migrain ku kambuh.

Maju mundur, mundur maju. Aku menyerah dan tergolek lemas ditempat tidur.
Sahabatku sedikit kecewa. Serta keluarga sahabatku merasa ingin sekali aku bisa hadir di tengah-tengah mereka. Aku ingin pekerjaan ini, tapi sepertinya abang mulai melarangku lagi. Kemarin tak pernah ia bersuara untuk mengekang apa yang ku inginkan. Sekarang berbanding terbalik.

Aku pun terus menggerutu tak jelas. Bahkan sahabatku lagi dan lagi menasehatiku kali ini ia memasang status sengaja di kirim untukku. 

Ibarat Ujian Nasional, 
walaupun kita terlambat datang, kita msh bisa menyelesaikan Ujian Nasional dengan waktu yg tersisa. Tergantung niat dan tekad. bismillah...

Aku tersenyum walau hatiku masih belum bisa padam karena api yang kecil masih menyala. Rasanya entahlah seperti motivasi yang membaik di hari ini. Aku ingin sekali bangkit dengan niat dan tekadku. 
Aku pun percaya jika ternyata masih di ijinkan untuk datang interview. Kesempatan kedua kali ini harus ku pergunakan dengan baik. Tapi akunya masih merasa lesu, lemas, lunglai meninggalkan jejak kotaku yang panas ini.
Iya kembali lagi ke tekad dan niat. Temanku ini benar sekali. Seharusnya aku bisa berlaku adil. Memberikan kesempatan kedua atau mundur dari kesempatan kedua. Jika memang kesempatan kedua ini belum beruntung berarti memang Allah belum menginginkan ku berhijrah. 
Semoga kalimat itu membangkitkanku. Walau aku menyadarinya dengan benar. Setidaknya aku sudah merasa nyaman dan tenang untuk memperlajari kesempatan kedua. 
Syukron. Bersabar dalam kesempatan kedua. Inilah yang terbaik bagiku. 

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Motivasi ini benar-benar baik bagiku. Maju dengan kesempatan kedua.  

Beginilah caraku mencerna ucapan mereka. Benar sekali bukan? Ungkapan kecil yang bermakna bermilyaran bahkan tak tehingga di rasakan kebenarannya. 

Sebuah kata membuatku bangkit. Sebuah kalimat membuatku kuat. Sebuah rangkaian kalimat tersusun rapi membuatku semangat.

Terima kasih kawan dan terutama yang membuat jagad Raya ini sempurna yakni Allah.

"Posting ini diikutsertakan pada Give Away Perdana Dellafirayama, seorang ibu labil yang tidak suka warna hijau dan hitam"

 
Catatan Annurshah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template